Dhandhanggula
Author of digital edition:
Filename: DHARMA_CritEdKidungSurajaya.xml
Language: Undetermined
Repository: Nusantara Philology (tfd-nusantara-philology)
Version: part commented since without access_token with github actions api calls are limited – still working on it
Witnesses
Edition
Translation into Indonesian
Dhandhanggula
Om. Semoga tiada halangan.
I.
[1] Maafkanlah! Saya (hendak) menggubah
[2] menampilkan hakikat cinta.
[3] Ujudnya kata-kata yang ingin dicapai
[4] oleh orang bodoh yang tidak tahu pada perbuatannya,
[5] hasrat turut merangkai keindahan.
[6] Janganlah tidak dimaafkan
[7] oleh orang yang sudah mahir.
[8] Berlagak bagai penyair berusaha memperoleh keindahan.
[9] Berlagak hendak menyatakan, meniru munculnya hal rahasia
[10] peninggalan dari dia yang sudah sempurna.
I.
[1] ø Mengikuti bentuk si indah,
[2] Dhandhanggula bunyi tembangnya.
[3] Pupuhnya mencontoh saja karena tidak mengetahui cara untuk mendapatkan
[4] keleluasaan tembang untuk
[5] mengalihkan perhatian atas berkelananya pikiran.
[6] Hasratnya besar pada keindahan,
[7] yang muncul dari hati yang disusun.
[8] Hancur, lenyap pikiran pun menerawang,
[9] diputus selalu oleh yang rahasia
[10] yang mengalihkan perhatian indriya.
I.
[1] ø Berlagak mengerti mengikuti suara hati kecil,
[2] tetapi pikiran sangat sedih.
[3] Kini sangatlah (...?),
[4] tambahan lagi ada pertanda merindu.
[5] Kurang (melakukan) yoga, terlalu sembrana
[6] untuk dimuati pada olah kesaktian,
[7] samadi bisa menimbulkan salah pengertian.
[8] Khayalan cinta kasih tetap
[9] tidak goyah, memenuhi dengan rayuanrayuan cinta,
[10] tujuannya untuk bercerita.
I.
[1] ø Demikianlah akhirnya hal ihwal menggubah cerita.
[2] Dia yang menemukan kebahagiaan dalam
[3] memelihara kebangsawanan
[4] di Wilatikta tempatnya.
[5] Sang Raja yang berkuasa berhasil
[6] melakukan berdana yang berharga
[7] bermurah hati penuh kasih,
[8] memegang teguh kesusilaan,
[9] nyata-nyata berbudi halus.
[10] Sira mpu Sakala(?) yang
[11] mashur. Terdengar bahwa ia banyak memberi
[12] makanan sebagai pemberian, (hal itu) sudah biasa.
I.
[1] ø Telah puas ia mereguk kebahagiaan penuh cinta,
[2] disudahi oleh Dia yang mengatur,
[3] karena ia pun telah tua usianya.
[4] Sudah puas (Sang Raja) pada aktifitas hidup
[5] kini bebas, selalu bahagia. Dengan diam-diam,
[6] kini tibalah batas waktu yang telah ditentukan (takdir) untuk berjumpa dengan jiwanya (?).
[7] Ekspresi wajahnya hilang,
[8] Kekuatan bentuk halusnya dari badan wadag.
[9] (Sang Raja) menderita sakit tiga hari lamanya
[10] menyebabkan meninggal dunia.
I.
[1] ø Tinggallah dua anaknya perempuan
[2] dan seorang anak laki-laki yang berbeda cara pandang.
[3] Anak laki-laki kecil itu mengetahui semua
[4] bahwa Sang Ayah meninggal.
[5] Hal ini membuat terpukul seluruh istana, yang mengabdi.
[6] Anak laki-laki dimusuhi
[7] masih muda, tidak tahu apa maunya ,
[8] tidak diberi bekal agar patut menjadi raja,
[9] menyebabkan iba, selalu sedih sebab masih kecil.
[10] Sangatlah tiada akhir,
I.
[1] ø segala hakekat sakitnya hati.
[2] Dasar anak muda, jangan berlagak tahu
[3] jika berbuat. Siapa yang memulai baru-baru ini,
[4] benar-benar itu membuat kagum.
[5] Anak laki-laki muda itu tampaknya marah, dapatlah diperkirakan kini,
[6] akan maksud melakukan rencananya.
[7] Tindakan bersamadi didengungkan.
[8] Adalah Ki Singamada kecil, tidak
[9] mengetahui bahwa
[10] saudaranya tidak (...?),
[11] meski satu ayah tetapi (mereka) tidak menyayangi.
I.
[1] ø Diceritakan Ki Singamada yang ditinggal
[2] mati ayahnya,
[3] sedih menyebabkan kesulitan.
[4] Ayah dan ibu yang berbudi luhur meninggal.
[5] Menimbulkan belas kasihan, sedih dan prihatin.
[6] Ibunda turut berbela mati.
[7] Tinggallah (Singamada) tidak lagi menyusu,
[8] menderita, menjadikannya sakit,
[9] sedih, menangis siang malam
[10] Ayah ibu diratapi.
I.
[1] ø Dua kakak perempuannya hidup senang,
[2] sombong, mereka bersenang-senang menjadi-jadi.
[3] Semakinlah adiknya tidak diperhatikan,
[4] Ki Singamada tidak berdaya.
[5] Siapa saja, orang-orang, dengan murah hati menolong.
[6] Semakin dewasa (Singamada) ,
[7] Yang ada dalam pikirannya adalah mengembara.
[8] Kesengsaraan raganya terasa,
[9] diketahui bahwa duka nestapanya sangat besar,
[10] demikian suara hatinya.
I.
[1] ø Sanak saudaranya tidak ada yang bermurah hati.
[2] Singamada dianggap pembawa bencana,
[3] karena itu akhirnya ia pergi ke desa,
[4] tanpa tujuan.
[5] Ia pergi diam-diam dengan nekad, tidak memberi tahu.
[6] Pergilah ia dari pusat kerajaan.
[7] Tak terhalang jalannya,
[8] ke hutan belantara yang diinginkan,
[9] tempat yang sulit dimasuki. Alangkah sulitnya, luas tidak terkira.
[10] Sangatlah besar penderitaannya.
I.
[1] ø Semakin laju jalannya tidak ada yang diperhatikan lagi.
[2] Pikirannya melamun, nekad penuh hasrat.
[3] Nelangsa, raga memilih mati, sebagai jalannya.
[4] Kesengsaraan raganya sangat besar
[5] tan wruḥ riṅ rama rena,/
[6] nastapa huwuḥhuwuḥ
[7] haƞīṅ kawasa parana,
[8] mon kagug̈u
[9] kag̈oraweṅ twas aṣiƞit.
[10] raga tan wruḥ/ ƞenaka
I.
[1] ø kunaṅ yeṇn ana kĕsĕliṅƞ ati,
[2] bayā luhuṅ aƞuƞṣiya waṇāśramma
[3] nusuṅpa ƞoṅ, maƞke
[4] pjaḥha luhuṙ/ guṇuṅ
[5] yan mijilā waçanā ṇiki,
[6] wiṇiweka ri nala,
[7] rumupekeƞ ayu,
[8] datan kawaṙṇnaheṅ maṙga
[9] tlas/. laris lamṗaḥnya hasaƞu taƞis,
[10] prapta jĕṅṇiṅ prawata
I.
[1] ø hamaƞgiḥ ḍukuḥ welāhaṙja
[2] miṅkiṅƞakĕn maṙga,
[3] mulat ki siƞā/... sakṣaṇa reren
[4] jĕṅ rapuḥ cipta ƞliḥ
[5] kapaƞgiḥ saṅ tapa liƞgiḥ riṅ made,
[6] sambrama kī paƞuwusan
[7] ha/tanya risniṅ waṇca,
[8] bageya saṅ tamī ḍataṅ mara ṅke
[9] hañaṙ wīkan. ƞoṅ kaki,
[10] lwiṙ tan ṣmaṅ priyatin ṗolahe
[12] wri naya ki siƞāmada,
[13] sami haliƞgiḥ ki haḃĕt liṅṇya taken
[14] ḋī sakan teku kaki,
[15] sumahuṙr a/lon mawaraḥ pinaṅkaṇe
I.
[1] ø tuhu tan wikan. wṛtinta kami
[2] ƞoṅ bapā taṇya śwapa namanta,
[3] waraḥ jati kami maṅke,
[4] siƞāmadḋa wriṅ smu
[5] ṣaṅ tabe haranak ta kaki,
[6] hapajara/ ri nama,
[7] nawi tuhu tan wruḥ
[8] siƞāmada haraniṅ wwaṅ
[9] dahat ḋeni/ hamukti nastapa ḷwiḥ
[10] kawlasṙṣa nityasa
I.
[1] ø aƞuṅsi kadḋaṅ wraga tan ṣudi
[2] tuhu dinaliḥ tikṣna wiruda,
[3] ḋataṇn ana śudi ka/beḥ,
[4] pjaḥ bapā rama hibu
[5] karakasa ƞgyaṇ i kari,
[6] ki habĕt mawacana,
[7] haƞṛś. twaskoruƞu,
[8] samono/ denta waçana,
[9] ki paƞuwusan aƞliṅ haƞṛta wiṣṭi
[10] ki baru maraƞkeya
I.
[1] ø saṅ śipwa praṗta wot skaṙ
[2] ṗunapi kaṙyya ƞawe bwa/ha
[3] dan ṗala boga..., depunasereg
[4] saṅ tami hasmu ƞliḥ
[5] tan laƞgana ki baru mitaṙ lākw age,
[6] haglis lam/. paḥhiƞ utusan
[7] mĕdala runaṅ puṗunḍutan
[8] ṣkul hiḍan kalawan bitutu tetep
[9] laḥ ta byaksa saṅ tami,
I.
[1] ø ta... wuwus_n deṇya byaksa prapti
[2] heṙtaliṅ muṅgwiṅ talakā maḍaṅ
[3] samya wusan taṇ aṣuwe
[4] hyaṅƞ aṙka/ mwaṅ kasumurup.
[5] wu<la>n saṅ tapa haƞliṅ
[6] depunsanteseṅ manaḥ
[7] śunya ṇikaṅ tukuḥ
[8] siƞāmada mawacaṇa,
[9] hantyanta pān akaṙyya di/bya matitis
[10] tuhw amṛtaṇi diwa
I.
[1] ø ƞ kapiluḥ śwaranira ki waksi,
[2] tan ṣipi maṙmmanirā tumiƞāl
[3] haƞṛṣ rasane/ hatine
[4] mulat. waṙṇnaniṅ tamu
[5] ya ḍuḥ heman taṇ ana kṛti
[6] nayā solaḥ jatmika,
[7] rupane habagus
[8] ṗunapa saṅka/ne luƞa,
[9] pasewaka priḥ ragaṇira nak mami
[10] laṙ hamaṅgwa lāba
I.
[1] ø Singamada menerima kesulitan itu,
[2] tahu pada petunjuk pembicaraan yang
[3] (merupakann dasar) untuk mengetahui dengan jelas akan dunia,
[4] tentang pasang surutnya laku.
[5] Tidak terperhatikan indahnya keadaan.
[6] Yang ada pada pikirannya adalah bertapa.
[7] Tujuannya untuk mengubah tingkah laku,
[8] segala nafsu yang bernoda,
[9] tetapi yang terhitung yang menyebabkan duka cita,
[10] karena menyebabkan raga sengsara.
I.
[1] ø Agar tidak (banyak) keinginan, mengurangi makan.
[2] (Karena ketika) menghadap banyaklah bahayanya,
[3] menambah kesusahan dengan sangat pada
[4] dia orang yang unggul.
[5] Orang yang tercela mempunyai kesulitan (karena) mudah marah.
[6] Dia yang mulia tak tahu pada kearifan,
[7] diam bagai orang bodoh,
[8] ucapan yang dibuat-buat tidak terpakai,
[9] tanpa basa basi, diam, lagi pula angkuh,
[10] tambahan lagi tanpa sarana untuk mencapai kesempurnaan.
I.
[1] ø Lain orang yang menghadap berusaha
[2] Melakukan tindakan terpuji (....?). Menginginkan kaya
[3] banyaklah jalan menjadi papa-
[4] karena itu menunggu
[5] hasil perbuatan pada kehidupan yang lalu. Itulah yang dicari.
[6] Bertekad mengadu untung,
[7] keuntungan yang diharapkan
[8] tetapi masakan tercapai-
[9] (seperti) merangkak. Nafsunya menakutkan
[10] sulit untuk mendapatkan kepuasan.
I.
[1] ø "Alasan raga ini mengungsi ke gunung berhutan
[2] untuk mengubah besarnya nafsu,
[3] supaya jangan seperti sekarang
[4] kesusahan dan kesedihan yang didapat.
[5] Segala yang melekat di badan ini
[6] hina, jika sudah keadannya demikian,
[7] sudah menjadi bagian badanku
[8] yang menginginkan kelebihan.
[9] Raga ini hina, terikat, tidak dapat bertindak apa-apa,
[10] merasa sulit kalau pun untuk mengupayakan.
I.
[1] ø Seumpama takaran beras,
[2] tenggelam di samodra
[3] masakan mengembang isinya,
[4] karena memang sudah ukurannya.
[5] Menambah kesusahan dan kesedihan
[6] jika melihat hal (...?) masih menikmati berkehidupan bermasyarakat luas
[7] Tidak baik bila daya hidup hilang.
[8] Di gunung di ngarai
[9] sebagai tempat persembunyian yang sulit.
[10] Untuk mendapatkan keuntungan dengan bernaung di bawah mata uang,
[11] hina benar, tidak ada karmanya pada kehidupan yang lalu"
I.
[1] ø Takjub hati Ki Wasi
[2] mendengar gencarnya kata-kata.
[3] Muda, unggul kata-katanya.
[4] (Ia) terabaikan menurut pikiranku.
[5] Yah dasar anak muda, mahir,
[6] pergi dengan tidak berpikir jauh, tidak lekat pada dunia,
[7] bertekad ingin menjalani laku
[8] yang mengagumkan. Karena itu ia akan bertapa di pertapaan dalam hutan,
[9] tempat pertapa sakti
[10] mencapai tingkat ke empat dalam mereguk kesucian.
I.
[1] ø "Sangat memaksa saya, Angger, menghalangi
[2] perbuatanmu yang sangat tidak serius.
[3] Aku sepertinya tidak mengizinkan.
[4] Sulit, Ngger, dalam menjalani laku itu,
[5] apalagi seusiamu, Anakku.
[6] Untuk melakukan brata,
[7] banyak halangannya
[8] karena pengaruh sepuluh indriya.
[9] (Hal itu juga) diakui oleh pertapa, Ngger, yang menjalani sebagai pertapa
[10] yang mahir dalam yoga.
I.
[1] ø Bercerminlah padaku dalam hal laku, Ngger.
[2] Orang tidak boleh hanya mengaku.
[3] Patuhilah, karena semakin lama
[4] tanpa batas kesulitannya,
[5] rumit, sulit, untuk mencapai perbuatan yang berguna.
[6] Tidak boleh menarik perhatian,
[7] dia Sang Pembuat Kebaikan;
[8] tidak (pula) diselingi dengan perselisihan.
[9] Terlanjur merasa kuat melakukan kebaikan, tetapi tidak didapat yang diangankan.
[10] Lakukanlah, pergilah.
I.
[1] ø Singamada anakku, Angger,
[2] besarkan hati, cermatlah dalam berkata-kata,
[3] sadar akan laku, petunjuk mulia -
[4] tetapi selalulah
[5] kuasai nafsumu, Ngger.
[6] Usahakanlah berkata-kata yang baik.
[7] Duhai bercerminlah kepadaku.
[8] Besarnya kelekatan itu bersatu dalam nafsu.
[9] (Hal itu) tidak dapat dikuasai bahkan oleh
[10] pertapa sakti (sekalipun)
[11] yang sudah menguasai aturan-aturan".
I.
[1] ø Tengah malam mulai menjelang.
[2] Ki Habet sedang berkata,
[3] memberi nasehat cara yang baik (caranya) menjalani laku.
[4] Singamada menerima,
[5] takjub hatinya diberi tahu tentang keadaan (tapa).
[6] "Janganlah engkau tidak serius.
[7] Mulailah melakukan tapa dengan gembira.
[8] Waspadalah pada cara laku yang dipilih,
[9] hilangkan sifat cepat bosan.
[10] Berdanalah jika tidak paham pada hal lain.
I.
[1] ø Hal lain lagi, Ngger, dasar-dasar untuk berprihatin itu
[2] banyak macamnya. Mulai dari : tidak bertapa,
[3] tidak bersemangat dalam melakukannya.
[4] Yang lain lagi: sang wiku
[5] banyak yang tidak memperhatikan laku, Ngger,
[6] jarang yang mahir sampai pada intinya.
[7] Kata-katanya sangat sopan dan tertib
[8] unggul seperti orang menelan hal yang suci;
[9] tidak lain yang diinginkan adalah kesenangan, kekuatan dan kekayaan
[10] sebagai hasilnya bertapa brata.
I.
[1] ø Ada (tapa) yang dikuasai nafsu yang membuat sulit dan tidak berdaya
[2] yang selalu berusaha memegang rahasia
[3] untuk memberi kesenangan.
[4] Itu tapa yang membingungkan.
[5] Besarnya "tamah" yang diupayakan,
[6] menghidup-hidupkan indriya,
[7] (...?) yang melekat .
[8] Seperti (orang) mencari umbi-umbian yang tersembunyi .
[9] Dalam menjalani laku jika tidak mengetahui tujuan rahasia,
[10] mengaku menemukan anugerah.
I.
[1] ø Bukan demikian tujuan berprihatin itu.
[2] Dia yang menemukan kesejatiannya petunjuk,
[3] hilang segala kesenangan dan kenikmatan,
[4] hiasan -hiasan dimusnahkan,
[5] (juga) kesenangan pada perempuan yang berlebihan.
[6] Sorganya orang yang berderajat tinggi
[7] adalah tidak lekat (dan) tidak nekat,
[8] mengalihkan perhatiannya tapa yang terus menerus.
[9] Tidak sulit, Ngger, untuk mulai menjalani (tapa),
[10] usahakanlah dengan perasaan senang.
I.
[1] ø Singamada, dengarkan nasihatku.
[2] Jika menemukan inti (tapa) janganlah menolak,
[3] aturlah dalam ucapan yang ungul.
[4] Bertapalah terus menerus.
[5] Jika ingin kembali untuk bersenang-senang,
[6] sesudah menjadi wiku yang sempurna
[7] jangan dilakukannya,
[8] meski (hal) itu menghibur hatimu.
[9] Pikiran lupa bahwa sedang bertapa , memikirkan kenikmatan cinta,
[10] ingin kembali seperti semula dalam menahan diri.
I.
[1] ø Dahulu bersatunya kekuatan
[2] sangatlah terkuasai. Mulailah
[3] dengan merasa bodoh di lereng
[4] gunung yang dingin. Hendaknya diikuti dengan,
[5] kegembiraan dalam membangkitkan kekuatan,
[6] terdorong, tercampur dalam kesulitan.
[7] Hyang Asmara mengalihkan perhatian,
[8] sempurna, terbagi dalam samadi.
[9] Simpang siurnya pikiran tercampur dengan rasa cinta,
[10] yang kemudian tersesat pada perbuatan buruk.
I.
[1] ø Tidak terkuasainya budi,
[2] hanuƞgal. ñaṇa mara riƞ ala,
[3] wyaṙ ta tutuṙ tanṗa gawe
[4] sṙṇiṅ lulut ṣumaput
[5] ṗamañcaṇanira sakti,
[6] hawalī mariṅ/ƞ amṗaḥ,
[7] kesaḥ kapalayu
[8] punikā mewĕhiṅ brata,
[9] hiƞĕtiƞĕt ṣiƞāmadā hayo lali,
[10] denwruḥ ri lawa/n rowaṅ
I.
[1] ø lamṗaḥ hala hanak mami,
[2] kapuraṅ deṇiṅ kṙtisamaya,
[3] sarira yen saƞarane
[4] tan wuruṅ katmu,
[5] hanacad. ṛgĕ/piƞ ati,
[6] hapan wĕtuṇiṅ dyuka,
[7] maṅkoliya tutuṙ
[8] tan koṇiƞa maniƞ ulaḥ
[9] saṅ prasidḋa tuhun i widya lamṗahiṅ,/
[10] budī tan kaslan.
I.
[1] ø wasṗadakĕn ṗekaṅ was.mṙti,
[2] yaja tiniru wiku gomaṇ iṅ daraḥ
[3] yyakta ñoloṅ basarane,
[4] saṅ hyaṅ/ƞ āgamma putus
[5] natarira samaḥ hakikīn.
[6] ñaṇa depuṇatuwa,
[7] ṛgĕp kaṅ ṗamutus
[8] mapan wus ṗratamo, sa,
[9] duluṙra/na kṛtī jatmikaja silib.
[10] pet saraṣaniṅ taya
I.
[1] ø ki [-] <śi>ƞāmada gaṙjitaƞ ati,
[2] manamṗane wĕƞanikī swara,
[4] maṅko maƞgiḥ pamuwus
[5] tutuṙ lwiḥ mawaraḥ yukti
[6] sabḋa paṅruwat mala,
[7] siƞāmadḋa muwus
[8] ṗaƞeran tulusakna/
[9] dera waraḥ kaçaṙyyan rasaniṅƞ ati¡,
[10] manira ṇuta lamṗaḥ
I.
[1] ø yen ṣirameta riṅ luhuṙ wukiṙ
[2] nora kapaƞgiḥ jatiniṅ sabḋa,
[3] tapa/ boƞoḥ kaky araṇe
[4] hawis kaṅ wraḥ riṅ gati,
[5] saṅ tapa meƞādiya,
[6] tan kabteṅ wuwus
[7] mewĕḥ kaṅ jatī wikana,
[8] nadyan hu/daksinahā denipunkari
[9] tan amāƞgiḥha lamṗaḥ
I.
[1] ø lwiḥ hutamaṇiṅ tapa
[2] saṅ wruḥ pamutusiṅ
[3] di ta pṛnaḥhiṅ ya pa
[4] itarane
[5] nora/ bawa saṅ ṛśi,
[6] mulwiḥ tutuṙ walakā tan saṅśaya hame
[7] twan aƞel kasniṅ tapa,
[8] sira saƞ āmriḥ kasidan
[9] hakumanḋuṙma lawaṙ/ brata niṙ kabeḥ
[10] senaka muṙwwa kitri,
[11] jatī pralina tanṗa mastu glare
I.
[1] ø kaliƞaṇe wuwusiṣun kaki,
[2] hawis tuh
[3] niƞ amaƞun./tapa,
[4] hakweḥ wiku paṗaranten
[5] kalawīsaya giṇuṅ
[6] kanuragan kaṅ deṇulati,
[7] hawis amriḥya śuṇya,
[8] ƞī kawiṙyyan./denguṅ
[9] haƞukweḥ daṙmma kalaban
[10] mayoga samady amriḥ wijiliṅ ketri
[11] daṙmma kasuka wakyan.
I.
[1] ø t_hu panutune hyaṅ hamṛdi
[3] sawƞi taṇ ana kule
[4] ki siƞāmadḋa muwus
[5] rānakirā winaraḥ jati¡,
[6] ywage kumaliƞā,
[7] sawaṅṇ iṅ pamuwu/s
[8] mewĕḥ kaṅ jaẗw araha
[9] twasni raṣā maṅsa wuruƞa kapaƞgiḥ,
[10] lamon. kṙtasamaya
I.
[1] ø waniḥ saṅ wruḥ wiwaraṇiṅƞ aji,
[2] tinata glariṅ mahapa/dma,
[3] pan iya hiku ḍapure
[4] pati ṗatitisipun
[5] sīk winaṙṇa rakutīṅ kawi,
[6] puṗuse kumalamaṙ
[7] wite maṅkin tan wruḥ
[8] hawis ba/pa kaṅ wikana,
[9] saṅƞ ātapā riṅ sukṣma ñanā wirati,
[10] wruḥ panuṇuƞgale sabḋa
I.
[1] ø prasidakna lamṗaḥta kaki,
[2] huṅsinĕ
[3] sira saṅ yogiswara/,
[4] saṅ sahāpurusa wrīṅ reḥ,
[5] hana pamitraniśun
[6] haṅlamṗaḥhī muninḋra lwiḥ
[7] makadiniṅ prawwata,
[8] kaṅ minaka guru,
[9] liṅga/neƞ adi patapan
[10] ṣukla pawītra wiku brahmanacara
[11] jaja hudaksina
I.
[1] ø sakti wiseṣa riṅ brata lwiḥ
[2] ta pinakā purohitaniṅ tapa,/
[3] sḍĕṅ tilasĕṇniṅƞ akweḥ
[4] haƞi ta hanakiṅsun
[5] ḋepunbaktī hanamṗa waƞṣit
[6] ḋasaśila denkĕna,
[7] ulat ḋentumuṅkul
[8] me/wĕḥ riƞ amet nugraha,
[9] kula hilaṅ bapā riƞ amet kadaḋīn
[10] haƞel. raga nastapa
I.
[1] ø priḥ waṅsitira saṅ daṙmmajati,
[3] kombala g̈ni hurube
[4] surupa tan katuduḥ
[5] kuruƞan mas niṙ tanṗa cantri,
[6] pasuk. wtuniṅ tiga,
[7] kabun ṣuwuṅ/
[8] kuwoṅ munī riṅƞ ambara,
[9] takoṇakĕn siƞāmadḋa hayo lali,
[10] wkasiṅ paḍaṅƞ awa
I.
[1] ø Jelas caranya melakukan samadi
[2] kini menikmati kegembiraan.
[3] " Jika ditemukan caranya dan penyesuaian diri
[4] (serta) rahasia hati dia Sang Utama,
[5] segala tanda-tanda di badan tidak terasa sulit.
[6] Besar halangannya tapa,
[7] jika meleset menjadi perselisihan.
[8] Aturlah, hati-hatilah, jangan mengandalkan (apa-apa).
[9] Kuasailah ajaran yoga itu,
[10] namun, Ngger, memang sulit jika bukan haknya.
I.
[1] ø Demikian nasehatku Ngger,
[2] bersegeralah wahai engkau yang mengabdi pada Dharma.
[3] Badan harus berani menghadapi kesulitan.
[4] Perbuatan baik dijaga,
[5] jangan tidak bersemangat dalam menerima ajaran rahasia.
[6] Dharma pun segera akan menyertai
[7] bersegeralah menangkap,
[8] kuasailah jangan sampai gagal,
[9] temukanlah yang menjadi tujuan akhir mati dan hidup
[10] kerumitan samadi pun terkuasai"
I.
[1] ø Sudah selesai ia memberi nasehat.
[2] Larutnya malam tidak diceritakan.
[3] Segera menjelang pagi,
[4] di timur matahari terbit,
[5] agak samar-samar, sepertinya menyelinap.
[6] Lemah keadaan jiwanya (Singamada)
[7] sebab tidak tidur.
[8] Ki Singamada berkata,
[9] "Duhai, yang mulia membuat hatiku terbuka.
[10] Mana jalan ke arah gunung?"
I.
[1] ø "Tidak ada halangan yang perlu disingkiri di selatan situ.
[2] Tanah datar luas dihiasi
[3] andong, jalannya landai,
[4] segera (Singamada) ke arah gunung.
[5] Ingat-ingatlah jangan lupa, Anakku, Angger,
[6] engkau anakku,
[7] semoga berakhir baik.
[8] Urungkanlah niat untuk mati,
[9] ḋuluṛn iƞ ayu denira hakikin
[10] boƞniṅ sukṣma tatya
I.
[1] ø rahina tatas kāwaṙṇna
[2] hyaṅ prabaƞkara kumñaṙ
[3] hasahu/ran kaṅ paksī humyaṅ śwarane
[4] cakora swara munya ñ jrit.
[5] kadya seṅṣeṅ ṗanaṙ kaww amiṇreg̈e,
[6] samṗunya basukī soça
[7] hamu/hun. kī siƞāmāda
[8] hawot lepanā hamlas aṙśa wuwuse
[9] laḥ kantuṇa gĕg̈nepa,
[10] naww ana dṛbe kasiṣe
I.
[1] ø/ aṅliṅ saṅ tapa hasmu taƞis
[2] hanaƞoṇi ayu ramanira,
[3] saṙww aƞusap luḥ tan ṗanten
[4] sipi maṙmaṇipun
[5] mulat ḋukanira saṅ tami,
[6] ya ḍuḥ/h anaku tuhan
[7] ḋiprayatna lĕ
[8] hiḍĕp. ta yo salaḥ simṗaṅ
[9] deṇanuṅgal ṗaƞeran rañcaṇiƞ ati,
[10] siḍĕm gĕṅniṅ/ wesaya
I.
[1] ø saḥ ṣakiṅ pamṛgilan lumaris
[2] ki siƞāmadḋa sigra lamṗaḥnya
[3] kumucup nala nirage
[4] pratahā saṅ winuwus
[6] kontap ṣṛṅgaṇi wana
[7] śrama daṙpa luhuṙ
[8] maƞkin ṣyuḥ rasaniṅ daya,
[9] kag̈orawa kagug̈u nastapa niki,
[10] rāga lwiṙ/ kawasaha
I.
[1] ø prapta ṗawa ṗagag̈an lamṗaḥ taṇ aglis
[2] miyat niṅ laƞniṅ kaṅ saṅka mĕṙga
[3] haƞnaƞnaḥ katoṇ iṅ ƞare
[4] lumraḥ weni ka ḍusun
[5] katiƞā/lan sakiṅ wawagiṙ
[6] haṙnawā lamat lamat
[7] katawƞan guṇuṅ
[8] kadyawoṙ lawan gag̈ana,
[9] gĕṛḥ mayat ṣwaḥranya maṅkitī jawĕḥ
[10] (sesuai dengan) rencana hatimu yaitu redanya nafsu".
I.
[1] ø Pergi dari tempat rantau, berangkat
[2] Ki Singamada. Cepat jalannya,
[3] pikirannya mendesak, gelisah
[4] agar cepat sampai. Yang dipikirkan
[5] samadi. Nekad, luar biasa konsentrasinya.
[6] (Ia) dihantar sampai di batas pertapaan
[7] yang indah dan tinggi (tempatnya).
[8] Semakin hancur rasa hatinya
[9] memikirkan, memperhatikan kesengsaraannya,
[10] nafsunya sepertinya terkuasai.
I.
[1] ø Sampai di sawah jalannya perlahan,
[2] melihat-lihat keindahan dari jalan.
[3] Ia (Singamada) menempatkan diri agar dapat melihat ngarai.
[4] Terhampar keindahan desa itu,
[5] tampak dari punggung gunung.
[6] Laut samar-samar
[7] tertutup gunung
[8] seperti bersatu dengan langit.
[9] Guruh samar-samar suaranya memberi isyarat pada hujan
[10] pada bulan keempat.
I.
[1] ø Keindahan sepuluh desa sudah terlewati,
[2] seperti mengalir berputar pemandangan itu.
[3] Sawah-sawah terhampar (orang-orang) menuai (padi).
[4] (Sawah) berhias pada keempat sisinya,
[5] seperti melambai karena (tiupan) angin.
[6] Meliuk-liuk daun-daunnya berbelitan
[7] pohon beringin yang menjulang itu.
[8] (Singamada) tiba di desa di timur laut sana.
[9] Memandanglah dia yang mengusahakan tapa (Singamada), terharu(?) hatinya menaruh hormat
[10] karena seakan-akan dipersilakan singgah.
I.
[1] ø Melamun, berdiri tertegun, menengok
[2] kesana kemari, melongok tepi jurang.
[3] Pohon dramaga bermacam-macam,
[4] teratur, buahnya sarat.
[5] Sangat menyenangkan, kehebatan burungburung
[6] selalu mendahului makan buah.
[7] Seperti genderang berbunyi berbarengan
[8] suara burung walik riang,
[9] Senang hatinya, sudah puas (makan?) buah.
I.
[1] ø Burung kaposwa diam tidak berbunyi,
[2] bebas menebarkan keindahan bunga asana,
[3] pasangan itu gembira hatinya.
[4] Burung wartaka (puyuh)nya berbunyi gaduh,
[5] burung gending sepertinya mengikuti.
[6] Binatang wut di (samudra?)
[7] terampil naik ke ketinggian
[8] kijang bersuara di jurang.
[9] Kera-kera itu riuh suaranya (gerakannya) menyebabkan
[10] pohon-pohon bergoyang kian kemari.
I.
[1] ø Agak gembira hati dia yang sedang sangat prihatin,
[2] terpesona melihat keadaan pesawahan.
[3] Tanamannya banyak,
[4] bermacam-macam pisang baru
[5] saja dipotong(?). Tumbuhan jawa dan jali baru saja bertunas.
[6] Tumbuhan jalureh dan kakandah,
[7] jarak, jahe, dansun
[8] berjajar (bertunas?)
[9] baru saja tertimpa hujan tiga kali, tumbuh.
[10] hatis tĕṣniṅ tumiƞal.
I.
[1] ø maƞga tan mintara cipta niki,
[2] muṙcitaniƞ ati kasmaran
[3] kasṛpan manaḥ wirage
[4] pañjrahi kusu/ma rum.
[5] skaṙ wuƞu tenon liṙ caṇḍi,
[6] senoƞi sadḋawata,
[7] rajasa glaṙ ruru
[8] dḋikara rupa nambaya,
[9] kadya mupu pami/jihiṅwa saṙwwa sari,
[10] paƞṛnekaṅ tan tĕmaḥ
I.
[1] //0 śaḥ sakiṅ pagagan lamṗaḥnya haglis
[2] maṙga sĕṅkañ juraṅ kalīwatan
[3] ṛsni wṛdayā tan saḥ/reḥ
[4] sigra prapteƞ alasmu
[5] jiwa luya maras kumitiṙ
[6] sĕnṛṅ lamṗaḥ pinuraṅ
[7] wyaṙ tan ana ketuṅ
[8] priṅga maṙg̈a duṙggama,
[9] la/gi karāsa pawaraḥ saṅƞ akikin
[10] raṙmaniƞ atoḥ praṇna
I.
[1] //0 taƞeḥ caritaniƞ amet. rasmi,
[3] tĕmbiṅniṅ maṙga pṛnahe
[4] bañjaranyabra murub.
[5] ƞanḋoṅ brahma lan kayupuriṅ
[6] siliḥ rok mawiḷtan
[7] lata nisṭa gluṅ/
[8] tīnon kadī guṇuṅ kĕmbaṅ
[9] tuhu wiwaksa wijñā saƞ apaƞanti,
[10] (Semua itu membuat) sejuk hati yang melihat.
I.
[1] ø Ia ingin tidak pergi pada pikirnya.
[2] Terpesonanya hati menimbulkan kasmaran.
[3] Tersentuh, hati pun menjadi gelisah.
[4] Bunga bertaburan mewangi.
[5] Bunga wungu tampak seperti candi,
[6] menaungi daerah luas.
[7] Bunga rajasa berserakan gugur,
[8] Sangat indah ujudnya, sepertinya memanggil-manggil.
[9] Seperti berkumpul tampilnya bermacammacam bunga,
[10] membuat kebahagiaan yang tiada akhir.
I.
[1] ø Pergi dari persawahan, jalannya cepat.
[2] Jalan terjal, jurang-jurang terlalui.
[3] Ketakutan hatinya belum tenang.
[4] Segera ia sampai dihutan, agak
[5] tidak sadar jiwanya, takut, kebat-kebit (hatinya).
[6] Dipercepat jalannya, terkuasai (hatinya).
[7] Luas tidak terukur (hutan itu),
[8] jalannya berbahaya dan sulit (ditempuh).
[9] Baru terasakan segala nasehat dia Sang Pertapa,
[10] akan keinginannya (Singamada)
[11] mempertaruhkan jiwa.
I.
[1] ø Panjang ceritanya tentang dia yang mencari keindahan,
[2] dilewati saja. Sampailah ia (Singamada) di tempat seorang ajar
[3] di tepi jalan tempatnya.
[4] Tamannya (berwarna) merah menyala oleh
[5] andongmerah, dan kayupuring, yang
[6] berdesakan, berbelitan,
[7] banyak melingkar-lingkar
[8] tampak seperti gunung.
[9] Dia Sang Pertapa menyapa dengan katakata yang sungguh-sungguh bijaksana
[10] agar Singamada mau singgah.
I.
[1] ø Tampak gembira, senang hatinya, (Sang Ajar)
[2] menyapa pada kedatangan (Singamada),
[3] "Nah, tumben!". Sang Tamu yang baru saja berjalan-jalan,
[4] disongsong suara halus
[5] Ki Dayaka, "Sedih, sepertinya tertimpa kesusahan".
[6] //0 ki siƞā/madḋa mawaraḥ
[7] dyaniṅśun mareṅƞ aśramma,
[8] hasuruda ṇugrahā wikane sarateśun
[9] haƞowahana budi,
[10] haṙsa nuta bawanira saṅ/ tame reḥ
I.
[1] //0 liṅ sa bikṣuka saṅ sipta mijil.
[2] rahayu dahat bapā kaṙsanta
[3] laḥ tulusaknā deni
[4] ri śun kaki ha/tuduḥ
[5] pṛnahira saṅ minakadi,
[6] wusnyadan ṗalabojyanaṙsa,
[7] no kaṙyya saṅ tamuy.
[8] hnĕƞakna sakṣana,
[9] ko gantyaniṅ waçanā ko/niƞaha maƞkin
[10] [ṇ ]Ki Singamada memberi tahu,
[11] " Saya ke pertapaan ini,
[12] akan menerima dengan hormat dan berterima kasih jika diberi anugerah untuk mengetahui sarana-saranaku
[13] untuk mengubah budi,
[14] untuk meneladani cara hidup Sang Pertapa".
I.
[1] ø Kata Sang Pertapa, apa yang ada dalam pikirannya meluncur,
[2] "Sangat baik, Angger, keinginanmu,
[3] nah teruskanlah. Adapun
[4] saya, Angger, memberi tahu
[5] tempat dia yang unggul".
[6] Sesudah itu kemudian mereka makan.
[7] Demikian kegiatan Sang Tamu.
[8] Diamkanlah sementara.
[9] Kini ganti yang diceritakan. Ketahuilah sekarang
[10] dia Sang Pertapa terpilih
I.
[1] ø munculnya dalam menemukan perbuatan yang pantas,
[2] kebanjiran mendapat keuntungan. Selalu berdana.
[3] Tempat tinggalnya benar-benar ramai,
[4] banyak teman berdatangan,
[5] yang sangat menghormati dengan melimpah
[6] untuk melakukan tugas-tugas khusus.
[7] Tidak sulit minta tolong (padanya)
[8] untuk melakukan apa yang telah menjadi sumpah
[9] bratanya. Ki Salimut telah berhasil pada kehendaknya,
[10] terpercaya ucapannya.
I.
[1] ø Pertapaan itu sungguh indah.
[2] Berseri macamnya bunga bersusun dengan pantas,
[3] dapat dianggap sama ujudnya.
[4] Ada bunga bakung, cacarajawuh,
[5] ratnacina, talukiputih,
[6] bunga dan daun-daun cinamerah.
[7] Tumbuhan sidatapa sarat buahnya.
[8] Arca raksasa mengapit pintu gerbang, (sementara)
[9] gapura besarnya dihiasi kepala Kala yang menakutkan,
[10] dinaungi pohon nagapuspa.
I.
[1] ø Tempat sepasang sajen batunya mengapit
[2] gapura, indah dilihat.
[3] ṗutu/sara saƞ agawe
[4] puṙwwa tatwaniṅ guṇuṅ
[5] binisekaniki¡,
[6] haparab ri niṙbaya,
[7] pusṗakaniṅ batuṙ
[8] ḍuḥ baya śwapa wikana,
[9] hasamaṙ dalane duṙ/ggama sira rusit.
[10] mewĕ wruḥheṅ niṙbaya
I.
[1] //0 śumilaḥ tejane tapa sakti
[2] mlĕk waƞini dupa ne saƞgaṙ,
[3] kumutug. pa/samidane
[4] pusṗapuja tan luśuḥ
[5] saktī baktī laksana sanḋi,
[6] hamriḥ sidaniṅ lamṗaḥ
[7] praptaha riƞ ayu
[8] dohani kalawisaya,
[9] hapan mina/ka muśuḥhiƞ atakitaki,
[10] haƞimuṙrimuṙ cipta
I.
[1] ø siḍĕmn iṅ yoga wuwusĕn maniḥ
[2] ki siƞāmaḋa koƞaƞ e sabḋa
[3] prapteṅ ba/tuṙ taṇn aśuwe
[4] halarapan saṅ wiku
[5] hegaṙ manaḥ saƞ apaliƞgiḥ
[6] ḍataṅ niṅ mitra tuƞgal
[7] kaliḥ dḋaya kanut
[8] saṅ sikṣwā saha lepana,
[10] laḥ kaky amarantiya
I.
[1] //0 samṗun asaji raka pṛgi
[2] tan koṇiƞaha deniƞ āḍahaṙ
[3] wusnya mu/caṅ maṅswa gotek
[4] siƞgiḥ dwanipun rawuḥ
[5] saṅ daya ḍahati haƞ√si,
[6] haśuruda nugraha,
[7] saṅya ṛp lakwa
[8] haƞowahana sarira,
[9] hatya ma/nuta pawetnīṅ kaswaśiḥ
[10] hanĕṅgwaḥ saƞu lara
I.
[1] //0 sipi laraniṅ wṛdaya
[2] hanwam amukti lara heraṅ
[3] pun siƞāmadḋā tuhu kalaƞa/n sanḋeya,
[4] maṙmaniƞ ālalis.
[5] waṛg lara g̈ĕṅƞiṅ naraka ṛmawe,
[6] ranak hyaṅ hawlas tumiƞal.
[7] haṛƞĕ paśraṅniṅ waraḥ
[8] hamalamṗaḥ dinu/luraṇ ḍataṅ mariṅke
[9] saƞ adḋiprawwata liƞe
[10] heman ewĕḥ raṙwanom taƞeḥ kaṛpe
I.
[1] //0 akweḥ paƞuniƞaṇiśun kaki,/
[2] waṇi sirā saƞ ahyun atwapa,
[3] kaya hiya duk mahune
[4] nisṭaniṅ raga ketuṅ
[5] hawwaharā holiḥ roṅ saksi,
[6] lipu<ṙ> manaḥhe menḋra,/
[7] dukane tan ketuṅ
[8] taha si tan makaṇnaha,
[9] saṅ dayaka punapa maṙgaṇiƞ apti,
[10] bapa niṣṭa nugraha
I.
[1] //0 haḷp tumukul mawacana/ haris
[2] ki ƞāmādḋa hawon lepana,
[3] nora saṅƞara riƞare
[4] tanṗa tiṅgal ṗalayu
[5] gĕṅniṅ lara wetniṅ kaswaśiḥ
[6] tan wruḥ riṅ rama rina,
[8] punika maṙmmaniṅ kesaḥ
[9] haƞ√ṅsi kadaṅ wraga taṇn ana śudḋi,
[10] hasuṅ laraniṅ daya
I.
[1] //0 paja pajaniṅƞ eliṅ ta/ṇ eliṅ
[2] mĕnira katiƞgal. deniṅ bapa,
[3] hibu tumut kapatine
[4] menganggap sebagai bekalnya bersakitsakit.
I.
[1] ø Sangat sedih hatinya.
[2] Masih muda usianya (lagipula) mengalami kesengsaraan.
[3] Singamada benar-benar tertimpa prihatin,
[4] itulah sebabnya bersikap tidak perduli.
[5] Kenyang menderita, besarnya kesengsaraan menyentuh-nyentuh.
[6] Dia yang mulia jatuh kasihan melihatnya,
[7] mendengar pemberitahuan yang terbata-bata
[8] tentang perjalanannya, sehingga datang disini.
[9] Dia Sang Pertapa Utama berkata,
[10] "Sayang! Ia mengalami kesulitan, muda usinya, yang dikehendaki jauh jangkauannya.
I.
[1] ø Banyak yang aku ketahui, Angger.
[2] Beranikah engkau, (hai) yang menghendaki tapa,
[3] seperti niatnya semula.
[4] Kesengsaraan raga hendaknya diperhitungkan.
[5] Kira-kira dua bulan lamanya,
[6] reda hatinya untuk berkelana.
[7] (Jika hal itu terjadi) kesusahannya tidak terhitung.
[8] Tidak!. Jangan engkau berlaku demikian,
[9] wahai yang menimbulkan kasihan. Apa sebabnya (engkau) mempunyai keinginan (bertapa),
[10] Angger, kecil yang didapat".
I.
[1] ø Dengan pantas menunduk, berkata halus
[2] Ki Singamada menghaturkan sembah,
[3] "Tidak ada yang menyebabkan undur ke ngarai,
[4] tidak akan melarikan diri.
[5] Besarnya kesusahan menimbulkan belas kasihan
[6] karena tidak berjumpa dengan ayah ibu.
[7] Ayah ibu sudah meninggal,
[8] itulah alasanku pergi.
[9] Berlindung kepada sanak saudara tidak ada yang bermurah hati,
[10] sangat susah hati ini.
I.
[1] ø Tampaknya ingat padahal tidak ingat.
[2] Hamba ditinggalkan ayah;
[3] ibunda turut berbela mati.
[4] Tidak terperhatikanlah aku,
[5] tidak terkira kesedihan hati ini.
[6] Nah Paman percayalah
[7] janganlah berhenti
[8] untuk memberitahu, jika itu sudah menjadi kewajiban
[9] Pamanda untuk memunculkan brata sebagai persyaratan ritual
[10] supaya tidak lekat".
I.
[1] ø "Anakku, hal yang rendah itu menyengsarakan,
[2] lebih-lebih yang ada padamu.
[3] Tidak akan kesampaian maksudnya
[4] karena tertimpa hasrat asmara.
[5] Meskipun dengan sangat saling mengasihi,
[6] terbebani hutang,
[7] tahan menunggu
[8] diperbudak oleh harta,
[9] besarlah petakanya.
[10] Hal itu merupakan tandanya kesengsaraan.
I.
[1] ø Meski begitu, Angger, nasehatku:
[2] orang yang telah lepas dari bertapa keadaannya
[3] cerah, perbuatannya
[4] luhur, tahu akan laku,
[5] unggul, utama dalam kebaikan,
[6] seperti misalnya engkau anakku.
[7] Wajahnya cakap,
[8] hal kecil dibuat sarana untuk
[9] memperoleh kebahagiaan. Dirimu jika berserah diri
[10] itulah sarana untuk mempunyai kekuatan besar".
I.
[1] ø Tidak lain itulah perbincangan yang berisi anjuran-anjuran.
[2] Malam pun menyelinap, matahari
[3] kehilangan cahaya. Kini waktunya untuk tidur.
[4] Dia yang mulia berkata,
[5] "Sungguh nekat mati ragamu, Angger.
[6] Karena tidak dicintai sanak saudara,
[7] karena tidak terperhatikan?.
[8] Mudah-mudahan terlaksana segala rencanamu.
[9] Siapkan kebahagiaan dari kesusahan
[10] sebagai tindakan orang yang tidak bernoda".
I.
[1] //0 dulu wijilniṅ saṣaƞka
[2] madya nayaniṅ sarat
[3] hu śwaraniṅ tekel ikā masane
[4] saṅ kutu kutu muni,
[5] sukaniṅ tṛsna/ latā kagĕm uripe
[6] ø egaṙ paƞisiniṅ waṇa,
[7] mṛga ṇuta naramaƞka,
[8] mṛga ṇuta naramaƞka,
[9] sukara mijil ṣaka riṅ lamurowwaƞe
[10] carita/ mwaṅ kami
[11] gsiṅg̈akan iṅ juraṅ tu budḋine
I.
[1] //0 kag̈yat akataruwag ṗaḍa wṛgiṅ
[2] burwan i malaywa paḍa saśaran
[3] ḋeṇiṅ moṅ hanjrit ṣwara/ne
[4] saṣomaḥ krodḍa glaṙ
[5] haƞulu maƞṣa tan ṗoliḥ
[6] maṅkin kag̈ila gila,
[7] munyatut maṙgag̈uṅ
[8] haṛsaƞ amihaṙsa,/
[9] hakĕkĕs awoṙ maras hyaṅ puṭut wajriḥ
[10] paḍa kumṗul kumṗulan.
I.
[1] //0 ki <śa>liṭuḥ samṗun yatapiki,
[2] ki gurubed. wusnyamet wantĕ/ran
[3] ti saloleṅ
[4] ri pabṭekaṇn umuṅ
[5] hana gita waneḥ mwaṅ kakawin
[6] lon taƞ ātataṇḍakan
[7] ki sagatī putus
[8] ṗrataksa tata kī puja,/
[9] ki sarontak ṗinītuwa tameṅ gati,
[10] pinaka pamurukan.
I.
[1] ø ki salimut ṛsna wusnyadan aguliṅ
[2] ki siƞāmadḋā duluṙnya
[4] denya kule
[5] pada hyaṅ giri mantuk
[6] riṅ padmeṇa mutĕṙ sanḋi
[7] haworasaniṅ manaḥ
[8] siƞāmādḋa muwus
[9] ṣarira ta/n wiƞ enaka,
[10] duk iƞ amṗaḥ satkaniśun iƞ aṙdi
[11] suka rasaniṅ daya
I.
[1] //0 tabĕḥ pat kaliḥ tƞaḥ wƞi
[2] sa tapa yaḥ taṇn ana śwara,
[3] sama/ heça denya kule
[4] badanira sam bawuṙ
[5] śiliḥ tiṇḍiḥ paḍa halƞiṅ
[6] waṇiḥ kupina siṣal.
[7] harukĕt lan kĕṭu
[8] hana ƞa/pw añuṙṇaƞgana,
[9] hawoṙ śiwud. yayaḥ tuhu hanakbi
[10] reta malarasan
I.
[1] mari humuṅ g̈ita mwaṅ kakawin
[2] gumanti haƞoro ka sambawa,/
[3] hakĕkĕrot lahine
[4] ki saloleṅ haƞimplu,
[5] ki saliṇḍuḥ, haṅriƞikriƞik
[6] nora lwan kaṅ denucap
[7] baḃakaran ba/suṅ
[8] śahulaḥhe kaçakrabawa,
[9] ki siƞamādḋa gumuyw atatĕl ati,
[10] mijila tanṗa rasa
I.
[1] ø sawƞi tuhu tanṗa guliṅ
[2] ketaṅ ragane ka/suraṅ śuraṅ
[3] nastapa saṅkani rare
[4] çipta ṗrapañca luśuḥ
[5] kagorawā kagug̈u keṣṭi
[6] tiṇuṅgal ṇireṅ manaḥ
[7] hawasana lu/suḥ
[8] mon kaƞĕn ḋeṇiṅ kasihan
[9] kapakna sarira yen tanṗa wṛti
[10] hayo ta di parana
I.
[1] //0 tiliṅ saṅ hyaṅ cañḋra lumisiṙ
[3] riṅ pmaƞuyon ṣwarane
[4] hasaṅgaṇi lañ cucuṙ
[5] munya gantī manuk cuçulik
[6] nilakanṭa sahuran
[7] liṙ wwa mu/ƞu haturu,
[8] paƞuni cuçakt amijaḥ
[9] saksana rāina prasama taƞi
[10] baḃa wetan ṣumirat.
I.
[1] ø Tanda jam 24 dibunyikan dua kali - tengah malam.
[2] Para pertapa sepertinya tidak bersuara,
[3] mereka nyenyak tidur.
[4] Posisi badan mereka malang melintang
[5] saling tindih; ada yang berpakaian (lengkap),
[6] yang lain cawatnya melorot.
[7] Ada yang memeluk songkok erat-erat.
[8] Ada yang bermimpi, melumat dengan ganas sendirian,
[9] sibuk bergelut seolah-olah (melakukan persetubuhan) dengan istrinya.
[10] Sperma pun berceceran.
I.
[1] (ṇ) Berhenti keramaian nyanyian dan yang ber "kakawin"
[2] berganti dengan suara dengkuran yang cocok
[3] dengan suara gigi berkeriut. Demikian pembawaan
[4] ki Saloleng ketika mimpi.
[5] Ki Salinduh merintih-rintih
[6] yang diucapkan tidak lain
[7] adalah ular bakarnya.
[8] Semua perbuatannya berulang-ulang.
[9] Ki Singamada tertawa, sesaknya hati
[10] lenyap dengan tidak terasa.
I.
[1] ø Semalaman benar-benar tidak tidur
[2] padahal raganya sengsara,
[3] menderita susah sedari kanak-kanak.
[4] Pikirannya bingung, tidak berdaya,
[5] dipikir, dipercaya, dikonsentrasikan
[6] disatukan dalam hati
[7] akhirnya tidak berdaya.
[8] Jika rindu karena perasaan cinta
[9] akan diapakan badan ini jika tanpa berita.
[10] Janganlah berbagaimana.
I.
[1] ø Condong rembulan beringsut.
[2] Saatnya terang segera
[3] di tempat para manguyu. Suara
[4] riuh burung cucur
[5] berbunyi bergantian dengan burung cuculik.
[6] Burung nilakanta bersahut-sahutan
[7] seperti orang membangunkan orang tidur.
[8] Suara burung cucak riang gembira.
[9] Serta merta pagi- mereka pun bangun.
[10] Di timur (langit) semburat merah.
I.
[1] ø Sang cucu pertapa segera menyadari.
[2] Setelah mengambil baju dari kulit binatang, lalu
[3] membersihkan diri bersiap semua
[4] menghadap di kaki guru
[5] dengan melakukan sepuluh tingkah laku yang baik agar
[6] muncul ajaran
[7] yang utama untuk kebaikan laku
[8] dan sepuluh kebenaran tertinggi.
[9] Itulah alasannya menahan diri, siang malam.
[10] Hatinya bertambah mantap.
I.
[1] ø Beberapa lamanya ia berada di gunung.
[2] Ki Singamada tinggal di pertapaan,
[3] Sebelas (?) bulan lamanya.
[4] Kemudian ia menjalani sebagai "babaru".
[5] Sudah kuat untuk melakukan perbuatan baik.
[6] Segala tindak-tanduknya di gunung
[7] tidak sulit untuk diajar.
[8] Sang Wiku terpilih mencapai sempurna
[9] datang di tempat para pertapa perempuan dengan tergesa-gesa,
[10] kemudian mereka mengolah makanan.
I.
[1] ø "Segala tindakan baik akan berhasil.
[2] Engkau, Angger, masakan tidak tahu
[3] mengenai rahasianya laku".
[4] Ki Salimut memberi petunjuk,
[5] "Perintahkan saudaramu itu, Ngger,
[6] suruhlah dengan tugas khusus
[7] untuk mengambil daun pisang yang masih muda".
[8] Cepat jalannya,
[9] telah bersiap sejumlah teman-temannya datang
[10] memberi makanan.
I.
[1] ø Semua pertapa perempuan sudah datang.
[2] Ki manguyu juga sudah datang
[3] membawa babi hutan besar.
[4] Anak-anaknya mengikuti
[5] memikul sagu (?)
[6] dan buah pinang,
[7] satu pikul kelapa.
[8] Datang sejumlah siswa.
[9] Terdengar dia yang mulia memberi tahu hal yang baik dan yang buruk.
[10] Banyak yang berpedoman pada pembabaran (ajaran itu).
I.
[1] ø Dia yang mahir dalam yoga sudah datang,
[2] mereka menghaturkan buah enam rasa,
[3] diikuti ucapan menghormat.
[4] Sang guru yang utama menyambut
[5] sapaan teman-temannya terkasih.
[6] "Selamat datang, Anakku, semua",
[7] disusul dengan ucapan,
[8] "Silakan kisanak duduk".
[9] Mereka menghormat menghaturkan banyak puji-pujian(?).
[10] Singamada takjub.
I.
[1] ø Setelah tersaji makanan, (...?)
[2] para tamu makan.
[3] Mereka makan tidak lama,
[4] karena ingat akan tugasnya masing-masing.
[5] Para pesuruh mandi,
[6] ramai bersenda gurau,
[7] berkelakar mendatangkan tawa.
[8] Ki manguyu memasak tanpa garam (?)
[9] mereka bersemangat memburu babi hutan
[10] ramai- ramai diikat.
I.
[1] ø Para pertapa perempuan merendam ikan kecil (?).
[2] Pertapa perempuan yang lain kemudian turut serta,
[3] mereka semua muda usianya,
[4] wajahnya cantik.
[5] Ni Rumita dan Ni Warini,
[6] Ni Taki (dan ni) Warna,
[7] sebaya usianya.
[8] Sebagai yang unggul (?) dalam bertapa,
[9] yang seorang, seperti roh seorang perempuan manis
[10] bernama Ni Sawita.
I.
[1] ø Ni manguyu mengurus api
[2] yang lain menyiapkan menanak nasi,
[3] ramai, mereka bekerja (...?).
[4] Para pertapa perempuan berkata,
[5] "Leler dan lempeng sajikan".
[6] Berkumpullah para pertapa perempuan untuk bekerja.
[7] "Keranjang besar
[8] yang berwarna biru tua yang berada di sudut itu
[9] (untuk tempat ) telur. Jika lupa
[10] ya sudahlah, Pangeran".
I.
[1] ø Singkat ceritanya (mereka) yang bekerja,
[2] hari sudah menjelang sore. Siang
[3] terselimuti gelap, kini
[4] matahari tenggelam
[5] kemudian bersinarlah rembulan
[6] menerangi di bumi.
[7] Sudah saatnya tidur,
[8] sudah benar-benar berciri
[9] serupa dewata. Makanan disajikan,
[10] enak, karena sengaja dibuat demikian.
I.
[1] ø Pucatnya rembulan merata karena
[2] cahaya matahari.
[3] Para pertapa perempuan kemudian berpakaian, ramai.
[4] Cekatan mereka menyiapkan sesaji,
[5] melakukan tugas khususnya, melakukan puja, dengan segera
[6] melakukan tugas mulia.
[7] Waktu yang baik pada waktu itu
[8] wuku Mawulu, "pasaran"nya Legi baik diambil hal yang baik,
[9] waktu purnama di bulan Posya yang baik.
[10] Ki Singamada ketika melakukan hal baik.
I.
[1] ø Sang Pertapa yang mulia kemudian membersihkan diri.
[2] Ki Singamada telah mencuci rambut
[3] karena kusut badannya.
[4] Tampak air matanya berlinang,
[5] berkata-kata dalam hati dengan perasaan hormat,
[6] "Meski raga berganti ujud,
[7] (meski) harus menerobos gunung,
[8] (meski harus) memotong rambut terus menerus,
[9] (meski harus) mengikat kepala, pastilah aku bertekun,
[10] berlatih diri melakukan yoga".
I.
[1] ø Sesudah menyatakan keinginan itu kemudian ia melakukan penghormatan.
[2] "Jangan terlalu jauh, engkau, Anakku".
[3] Mereka yang menghadap (disapa) semua.
[4] Menarik nafas dalam-dalam(?).
[5] Panji besar sebagai saksi,
[6] bergambar Anoman marah
[7] yang berdiri bulu-bulunya.
[8] Mengepul dupa di tempat pemujaan,
[9] karena kayu gaharu dan asap kayu bakar, harum
[10] semerbak bau dupa.
I.
[1] //0 umwaṅ śwarani gĕṇṭa haraƞīn
[2] gĕṇḍiṅ horagan. mwaṅ sapta śwara,
[3] saṅka mu/nī lan ṗoreret
[4] ṣraƞī puja habaruṅ
[5] mawilĕtan madyaniṅ laƞit
[6] ẗutuga ƞantariksa,
[7] puja ƞaluna/lunṇ
[8] ḍumataṅ hyaṅ pañarikan
[9] ra kaki citragotra kī kalaruci
[10] hyaṅ maƞiƞĕt rowwaṅnya
I.
[1] ø tlasniṅ palalawĕ haƞiri
[3] daluwaṅ maka saṇḍaƞe
[4] saṅ hyaṅ braja mĕmbu<ṙ>
[5] g̈ṛḥ lamat munya ƞukuli,
[6] ktug tan ka/rasa,
[7] teja gĕṅ sumunu,
[8] śumiriṙ saṅ hyaṅƞ anila,
[9] kadi kawƞan ika saƞ āñaṙ tumaki
[10] brata sukla niṙmala
I.
[1] //0 ḍaƞ adigu/rw amatĕṙ gaṇitri,
[2] sinuda mula tatwaniṅ tapa,
[3] wus ṗaripuṙṇa sinare
[4] øugrahaniṅ saṅ guru
[5] pinaraƞan ki su/rawaṇi,
[6] samṗun yanaṇḍaṅ bawa
[7] hamĕwahi baguṣ
[8] cumĕk ṗantĕs tan ahiwaṅ
[9] kawƞan cita sakweḥniṅ para kili
[10] salaḥ smu riƞ ulat/.
I.
[1] ø sami tumahap adan aliƞgiḥ
[2] sakweḥniṅ śikṣwa wadon lawan lanaṅ
[3] tan ana ṇi wwaṅƞa len
[4] tĕ[-]las keku sagu/ṇuṅ
[5] kakĕn mitra denira saṅƞ adi,
[6] guru winoṅƞi laba,
[7] huptiniṅ batuṙ
[8] habaṇiṅ tan karakĕtan
[9] tĕka luƞa hakweḥ pamtuni dmi,/
[10] paran. ḋene kasihan.
I.
[1] //0 samṗun aḍawuḥ patra cariciṅ
[2] hatata kabeḥ paḍa kawaratan.
[3] kweḥ/ni lumaksanā jaṅ sereg.
[4] saṙwwa raka pinuṇḍu
[5] katigā maka patitis
[6] agaṅ sraṅśraṅƞan. tumadaṅ
[7] keḥniṅƞ ararawuḥ
[9] tĕlasniṅ śad rasa ṣakṣana haliƞgiḥ
[10] hamataṅ samodana
I.
[1] //0 samṗun sinadwakin ṗisa/n
[2] ḋenira ki luhuṅskaṙ
[3] gumanto prawacaṇā paḍa tameṅ reḥ
[4] haglis ṗaḍa siśikiṙ
[5] wiṙyaniṅ bawahan kīsahira serega,/
[6] hantyanta tuṣṭaniṅ manaḥ
[7] saƞ adīgurw amoṅ mitra,
[8] g̈aṙjita sukasukahan ajer ulate
[9] kī maƞuyw akaka/win
[10] saṣaṙ śusuṙ hamiṇḍa kakweḥhan baḍeg.
I.
[1] ø Sudah diperintahkan, maka wadah minuman pun, berdenting,
[2] berderet semua terisi.
[3] Sejumlah (orang) mengambil piring dengan segera.
[4] Bermacam makanan diambil,
[5] tiga macam makanan sebagai sasaran utama.
[6] Saling mendahului mereka bertindak,
[7] banyak yang datang
[8] tidak ada yang terlewatkan.
[9] Setelah makan sajian enam rasa kemudian mereka duduk-duduk
[10] sambil menghisap candu (?) dengan beramah tamah,
I.
[1] ø sudah disediakan sekaligus
[2] oleh Ki Luhungsekar.
[3] Ganti yang dibicarakan. Semua baik kondisinya.
[4] (Mereka) melantunkan puji-pujian,
[5] akan kehebatan dalam pesta itu. Mereka segera pergi.
[6] Sangat puas hati
[7] Sang Guru utama, menyenangkan temantemannya;
[8] sangat senang, ramah wajahnya.
[9] Ki Manguyu ber"kakawin"
[10] tidak karuan, seperti orang kebanyakan minum tuak.
[11] // 0 // Pupuh Witaning Pagalang // 0 //
II.
[1] "Kurang bersungguh-sunggh alasan saya, Ngger,
[2] maksud perayaan ini- kini usai sudah".
[3] Kebohongan penyair menyebar luas.
[4] Sang Murid kemudian minta diri.
[5] Melegakan jawab dia Sang Pertapa,
[6] "Hati-hati di jalan,
[7] Angger, Anakku".
[8] Tidak diceritakan di jalan,
[9] sampai di sebuah rumah. Segera diceritakan lagi
[10] lima gadis yang merindu.
II.
[1] ø Berat langkah Ni Warini,
[2] ingin rasanya tidak datang di pertapaan para perempuan.
[3] Sedih, hatinya gelisah.
[4] Ni Warna ragu-ragu,
[5] Ni Rumita ucapannya sedih,
[6] seakan-akan hendak turut
[7] pada dia yang baru saja menjadi wiku
[8] yang bernama Surajaya.
[9] Tidak malu Ni Taki pulang sambil menangis,
[10] derasnya air mata disembunyikan.
II.
[1] ø Cinta yang mendalam menyebabkan hati tersayat.
[2] Dia yang termuda di pertapaan
[3] Ni Sawita namanya,
[4] bagaikan tanpa jiwa, raganya lunglai;
[5] Surajayalah yang dipikirkan dalam hati,
[6] sudah kenal bagai saudara.
[7] Rasanya tidak henti,
[8] (ingin) terus memandang kesannya seperti
[9] istri yang setia. Ia terkena asmara, penuh hasrat, bergairah.
[10] Akan tidak baik jika (hal ini) diketahui (orang lain).
II.
[1] ø Lamalah jika diceritakan tentang mereka yang sakit asmara,
[2] kemudian datang di pertapaan.
[3] Kini diceritakan tentang
[4] Surajaya di pertapaan.
[5] Tetap lurus maksud hatinya pada
[6] samadi, menyatu (pikirannya) tidak buyar,
[7] agar Sang Hyang Hayu
[8] nyata-nyata ada di dalam tapanya.
[9] Ia tidak menyadari bahwa diberi isyarat oleh perempuan
[10] sebab baru saja mulai (sebagai pertapa).
II.
[1] ø Hasrat hati agar mendapat kemampuan untuk (melakukan)
[2] tapa yang kuat. Jikapun merasa
[3] sedih tinggal di ngarai itu
[4] karena ditinggalkan ayah ibu.
[5] (Sedangkan) sanak saudara tidak ada yang bermurah hati
[6] akan kesengsaraan yang dijalani,
[7] untuk memberi kata-kata penghiburan.
[8] Tetapi masakan demikian terus menerus?.
[9] Ki Surajaya terjerat perempuan
[10] berbadankan gadis.
II.
[1] ø Tidak ada cara selain melakukan pengalihan perhatian.
[2] Dia yang mempunyai kekuatan waspada
[3] bahwa perempuan (bisa) sebagai yang membatalkan (tapa);
[4] dihancurkan pun tidak hilang (kekuatannya),
[5] dalam pikiran merintangi,
[6] sulit untuk dilawan
[7] (bahkan) oleh sang wiku (sekalipun)
[8] karena (hal yang merintangi itu) sungguh ada bersama dalam jiwa.
[9] Dia yang melakukan (tapa) harus sungguh menyadari pengendalian diri yang sempurna
[10] agar terbebas dari godaan.
II.
[1] ø Ki Surajaya ditunjukkan secara rahasia
[2] caranya melakukan tapa.
[3] (Bahwa) penerangan Dharma itu menguasai keadaan
[4] (wisik) merupakan perlambangnya.
[5] Tujuh hari lamanya (Surajaya) mengusahakan, (tetapi)
[6] tidak mendapatkan intinya
[7] yang sesuai dengan laku.
[8] Dia yang utama menyamarkan petuah
[9] untuk dirahasiakan. Matahari tenggelam, malam itu pun menjadi
[10] gelap saatnya rembulan muncul.
II.
[1] ø Sang Guru yang utama mengucap syukur dalam hatinya(?)
[2] oleh banyaknya siswa.
[3] Ki Surajaya menguasai keadaan dirinya(?)
[4] Bersama dengan Ki Salimut
[5] (Surajaya) mendengarkan dia Sang Pertapa
[6] yang membuat terang hati tentang
[7] gambaran laku.
[8] Si Surajaya diberi tahu
[9] ajaran tapa (dan) caranya menjalani
[10] agar semakin paham pada kearifan.
II.
[1] ø "Tidak lain, Ngger, sebagai awalnya berprihatin:
[2] badan hendaknya sungguh-sungguh seksama menghadap.
[3] Jangan terlalu banyak pendapat dicari
[4] karena akan kecewa, Ngger, dalam pendapat itu.
[5] Ragamu usahakan, Ngger,
[6] agar jauh dari 5 indriya.
[7] Hendaklah diingat
[8] untuk menguasai "rajah” dan “tamah".
[9] Munculnya kata-kata buruk atau baik
[10] hendaklah dilenyapkankan saja dari hati.
II.
[1] ø Hatimu terus menerus usahakan tenang dan jernih,
[2] (seperti) yang diangankan orang-orang seluruh jagat.
[3] Segala hal buruk lenyapkan semua.
[4] Kuasailah perbuatan baik
[5] sambil berusaha memperhatikan, Ngger.
[6] Jangan berbuat yang menarik perhatian,
[7] perbuatan disamarkan saja,
[8] bersikaplah seperti angin.
[9] Dalam menjalani tapa brata hendaklah berani menghadapi kesulitan dan kesengsaraan badan
[10] maju terus dengan (penuh) kekuatan.
II.
[1] ø Dan lagi keadaan orang prihatin
[2] hendaklah diikuti dengan bersatunya nafsu(?).
[3] Usahakanlah, Ngger, jangan kendur (semangatnya).
[4] Carilah di tempat sepi.
[5] Samadimu bersatu dengan hal yang kecil,
[6] mampu, sesuai dengan keinginannya.
[7] Hal itu jangan sampai terlewatkan.
[8] Terbukanya pengetahuan sampai ke langit.
[9] Peganglah erat-erat hal yang di puncak, yang membuat rahasia,
[10] yaitu ujudnya ada pada nafsu.
II.
[1] ø Lihatlah, Ngger, kuatur.
[2] Godaan itu masakan terus menerus?.
[3] Pertanda itu namanya
[4] "wĕƞaniṅ swara", Anakku,
[5] biasanya menambahi kerumitan,
[6] lebih baik lakukan saja.
[7] Pesanku, Anakku,
[8] selaraskan, Ngger, hatimu.
[9] Jangan terburu-buru berlagak mengerti, perhatikanlah dia yang utama.
[10] Masakan gagal?.
II.
[1] ø Orang muda jangan berlagak seperti penyair,
[2] jika tidak tahu mana lawan mana teman.
[3] Sangatlah, Ngger, (...?)
[4] bagi dia yang berhasil dalam laku.
[5] Sungguh mudah jika (tahu) caranya".
[6] Sang murid menerima,
[7] berguru kepada Sang Guru.
[8] yang memberitahukan kata-kata yang melegakan.
[9] Secara terbuka Sang Utama sungguhsungguh memberi tahu yang sebenarnya.
[10] Jarang orang bertindak demikian.
II.
[1] ø "Ki Surajaya anakku, Ngger.
[2] Ki Salimut, anakku, Ngger,
[3] selesaikan semua olehmu
[4] seluruh pengetahuan, agar tamat.
[5] Sebagai harta isi kantung (kandhi)
[6] engkau, Ngger, mahir
[7] akan segala pengetahuan,
[8] tetapi jangan gegabah,
[9] lakukanlah (...?) usahakan agar mahir.
[10] Usahakan dengan segala kekuatan ragamu itu (untuk melakukan hal ini).
II.
[1] ø Janganlah tidak berkemauan berbakti kepada Hyang Widi.
[2] Yoga dan samadi laksanakanlah.
[3] Bertapalah, jangan sembrono,
[4] baik siang maupun malam selaraskan.
[5] Pikiran yang mantap rahasiakanlah, Ngger,
[6] jangan dibiarkan bingung,
[7] disamarkan dalam kata-kata
[8] sebagai tempat untuk memperoleh anugerah.
[9] Badan yang sengsara, mengalami kesulitan, tidak berdaya (dan),
[10] nestapa, (hendaknya) dibuat tegar.
II.
[1] ø Jika sudah dikuasai caranya, Ngger,
[2] demikianlah kau usahakan petunjuk
[3] rahasia semua laku,
[4] keragu-raguan dalam budi yang terdalam,
[5] penjelasan sabda yang senyatanya
[6] dan petunjuk yang akan terjadi di bumi.
[7] Jika hal itu ditemukan,
[8] engkau akan mendapatkan kepuasan.
[9] Surajaya, jalani hal itu dengan terbebas dari hawa nafsu.
[10] Itulah kekuatan melakukan tapa secara terus menerus.
II.
[1] ø Kesulitan pada dia yang tahu akan inti sari yang bersifat rahasia
[2] secara khusus arahnya pada ujud dan penampilan.
[3] Padahal (hal itu) tidak akan ditemukan
[4] karena engkau asal mula yang tahu
[5] yang menguasai mati dan hidup.
[6] Tenggelamnya matahari
[7] tetap arahnya,
[8] dunia sebagai pusat (?)
[9] karenanya tidur bisa bermimpi,
[10] jiwa bagai bayangan.
II.
[1] ø Tanda-tanda khusus wiku yang mengambil inti (tapa)
[2] tidak tergoda oleh hiasan-hiasan.
[3] Menguasai dunia seisinya,
[4] yang indah, luas-tidak terkatakan.
[5] Segala nafsu injaklah,
[6] yang mengganggu mata terimalah sebagai bawaan lahir.
[7] Hati-hati jangan undur.
[8] Bergerak dengan perlahan pengetahuan itu, menakjubkan.
II.
[1] ø Sulit jalannya bagi dia yang akan menemukan (hasil).
[2] Jauh tidak terhingga tidak bisa diupayakan.
[3] Sulit, rumit tempatnya.
[4] Dicari pun tidak dapat ditemukan.
[5] Dengan cara samadi, bisa diambil secara diam-diam
[6] disamarkan dalam ucapan (tetapi)
[7] tidak dapat dialihkan.
[8] Demikian Ngger badan itu.
[9] Pendeknya jangan tergesa-gesa, usahakanlah meski dari sedikit.
[10] Orang muda pastilah lalai.
[11] lwiṙr aṙca manik ṗramudita mahniṅ
[12] si/nikĕp ka muḍa
II.
[1] ø nahan ṗitutuṙrira saƞ adi
[2] guru waraḥ tatwaniṅ pamarasa
[3] dalu masaniƞ āgotek
[4] ṣurajaya hati/ butuḥ
[5] hawatara madyaniṅ ratri
[6] hyaṅ saśaka g̈ancaran
[7] saṅ guru hamuwus
[8] ki śurajaya hanakiṅwwaṅ
[9] bawalaksanakna denamiśani,
[10] hiḍĕp aja do/para
II.
[1] //0 lah asiṛp maṅkwa hanakmami
[2] dalu samaƞṣani pramusita
[3] sabḋa tan ana tlage
[4] haja tan kapituhu,
[5] hiƞtiƞĕt a/yo taneliṅ
[6] śurajaya denkĕna
[7] de ntaƞon maṇaḥ kuṅ
[8] tlasniṅ śaƞ ady awaraḥ
[9] samṗun mantuk sakṣana hadan aguliṅ
[10] śurajaya kewƞan./
II.
[1] ø apraṗañca panaṙkani kawi,
[2] winiweka pasraṅniṅ wacaṇa,
[3] sawƞi tan kĕne kule
[4] saṅcitwa hayu kaṅ ketuṅ
[5] haṅrasa/ ƞel. wṛdiniƞ ati,
[6] çiptane kariwƞan
[7] ṣurajaya tan wruḥ
[8] palayuni kawacaṇa
[9] tan koniƞāheṅ wƞi rahina mana
II.
[1] ø rahina tatas ḋoraniṅ kawi,
[2] hniƞakna ki surajaya,
[3] haƞuratenī halot aƞel.
[4] hana gantiniṅ wuwu/s.
[5] kawaṙṇaha ki daṙmmakawi,
[6] kasuṅ pratama gama
[7] lƞit ṣwaraniṅ śwaranipun
[8] satata guṅƞakĕn tiga
[9] samṗun tĕlas karakwat iṅ baḃad waṅsit
[10] haƞiṅ ta/nṗa ñumana
II.
[1] //0 tan asiƞgiṅ sabḋa kumalwiḥ
[2] yen sinewaka deniṅ bahu sikṣwa
[3] maṅkin tan ṣurud. sabḋane
[4] saṅ/ katon saṅ karuƞu
[5] niṣṭa ṗala kaṅ denrasani,
[6] prawĕñcaṇiṅ sarira
[7] tapaniṅ lumaku
[8] surupniṅƞ aditya wulan.
[9] winiweka huripiṅ ra/hina wƞi
[10] haƞaku wruḥh iƞ awa
II.
[1] //0 gĕnti tan ṗgat wacaṇa mijil
[2] winawā wa ri sambarana
[3] dengawayakĕn ṗola/he
[4] lalawuhe ƞinum
[5] ṣaṅ hyaṅ daṙmma kaṅ denrasani,
[6] śuṅsaṅ ṣoƞaṙ paṭelaṅ
[7] winawa hawuru
[8] mesĕm ṣaṅ pratameṅ rasa
[9] hamihaṙsa waca/na hakweḥ tanṗa samiṙ
[10] solahe kaya hiya
II.
[1] ø pinisiƞgiḥ taṇ ana mopogi,
[2] yen ammiweka daṙmma hupa/ya
[3] maṅkiṇ aluhuṙ śwarane
[4] hiḍĕp kaṅ duruṅ wĕruḥ
[5] kasaṅṣayan manaḥhe braṅti,
[6] hakweḥ bakti mulawa,
[7] hasoṙ manaḥhipun.
[9] haduluri kṛtīsamayane lwiḥ
[10] maṙmmanya maṅgiḥ laba
II.
[1] //0 hana naya lalanaṅ pinuji¡,
[2] hantyata/ listuhayuniṅ rupa,
[3] hapasaṅ jaja wayahe
[4] kakaṙsana pamulu
[5] pamalihaniṅƞ apsari
[6] kusuma ni widaƞgana
[7] dibya ṇurun
[8] ṗiniṇḍa/ne śuralaya
[9] kadya miṇḍa maṇuśa siliḥsiliḥ
[10] daṙmmakawi mawan.
II.
[1] ø hatuk nugraha wṛtini kawi,
[2] pinariśuda/ brata niṙmala,
[3] binisekayu sinaren
[4] lalayaƞani karum
[5] ṗinarabaṇ ni tejasari,
[6] wiraḥ twasni rena,
[7] daṙmma muruk
[8] liṙniṅ sa/bḋa mahaprana,
[9] hantyata piniƞitira ki daṙmmakawi
[10] maṙme tanayaṇira
II.
[1] //0 ni tejasari samṗun amaƞgiḥ
[2] wwaṅsiti/ra saṅ prasidakaṙyya
[3] brata minaka natare
[4] saktisakti winaƞun
[5] riṅ woƞ ayu watĕk siṣiriḥ
[6] maṅkin rupa śumilaḥ
[7] jatmika budy alus
[8] tan bi/saman kasaṙgga
[9] haƞi hana denantī kacipteƞ ati
[10] prati jñani ruṅ samaya
II.
[1] ø ki daṙmmakawi mawacaṇa ris
[2] manaḥ kepwan tumiƞa/l i wka
[3] hapik tan aṇa kaṙsane
[4] ya ḍuḥ niny anakisun
[5] harerena denta sīśiriḥ
[6] laḥ ya mastu halabuwaṇa,
[7] sipi maṙmaṇipun
[9] kweḥni taruṇahase rupanta ṇini
[10] hastam tan ṗarimana
II.
[1] //0 punapa wasanaṇira nini
[2] halani wwaṅ/ habudwakĕn ṗati
[3] ni tejasarī wuwuse
[4] bapayo patikutu,
[5] sadeṇira midiya kami,
[6] melik arupa hewa,
[7] hakramaha/ teśun
[8] bapa homaḥ homaḥha
[9] lamoṇ ana tlĕṅniṅ ñana kahiṣṭi
[10] daṙmmakawi kemƞn.
II.
[1] ø sajalwistri paḍa mituturi/
[2] heman ewĕḥ nini denira brata
[3] saƞ ayw aƞelamon ṗinet
[4] hakweḥ wig̈nani laku
[5] riṅ woṅƞ ānom tan wun kasilib
[6] hamuraṅ/muraṅ lamṗaḥ
[7] haƞudwakĕn kayun
[8] ḋaṙmaweḥ sukaṇiṅ raga
[9] daḋi duka luputa deniṅ sapṭik
[10] hamĕtwakĕn wigraha
II.
[1] //0 apaniṙ/dwaniṅ brata weḥ juti,
[2] yen tan atuta riṅƞ adiyogya
[3] yyakti lan orana twase
[4] lamon tanṗatut
[5] ṗanaƞṣayaniƞ amri/ḥ kitri
[6] durana byantara,
[7] mareda pinayu
[8] taṇ uniƞ asolaḥ riṅ lyan
[9] hapi tan waḥ wiseśa rag̈a pribudi
[10] me/ku rupaniṅ taṗa
II.
[1] ø punapa kasukaniṅƞ ati
[2] lamon tuhuniṅƞ amriḥ nugraha,
[3] haƞī ta haja tanṗa
[4] iseki
[6] ri... wwaṅ wadon lumakw akili
[7] tanṣa habĕḃĕśusan
[8] lakune denṗayu
[9] lamon mihat i lalanaṅ
[10] hasmu binḋaṙ lwiḥ tan a/gaṇiƞ ati
[11] nora lyan kaṅ denṗalaṙ
II.
[1] //0 tan yogwa tilasniƞ akikin
[2] wiku gĕnḋrak. brata deniṅ bawa,
[3] udalañcaṅ maka pa/mete
[4] mantra paṗantĕn giṇuṅ
[5] tan <maka>ṇahā ni tejasari,
[6] ka tuhuniƞ atapa,
[7] wisaya linĕbuṙ
[8] karasmin taṇ iƞ √niƞa/
[9] haƞiṅ tuƞgal ṗriḥ lkasira saṅ kili,
[10] sahani kawiseśa
II.
[1] ø bayu sabḋa hiḍĕpta ṗatene
[2] hapan ika mriḥ kar
[3] sm
[4] niṅ driya,
[5] saṅpihana sakaṛ/pe
[6] haywaguƞakĕn lulut
[7] sabḋa lamon aƞuniƞā rasmi,
[8] hiḍĕp lanaṅ koṭila,
[9] hawis mariṅƞ ayu
[10] hakeḥ mariṅ duratm/aka
[11] yen tutana sayakti raga kag̈iƞṣiṙ
[12] manasaṙ maƞala
II.
[1] //0 mewĕḥ kaƞ iƞāranan apusi,
[2] ka tanṗa ƞaṙsa ye jalu tuhan
[3] hagaga/ mamayu ḍewek
[4] tan ṗurusi deniśun
[5] lamon jĕleḥ manahe braṅti,
[6] paḍa dene kaƞelan
[7] hamoṅ ciptanipan
[8] a/jyana roṅka wantaha,
[9] lan woṅ lanaṅ hiyeṅku tapa ṗurusi,
[10] tan kagiwaṅ ƞoṅ manaḥ
II.
[1] ø śumahuṙr aloṇ ni tejasari,
[3] ḍuḥ baya pira kweḥhane
[4] tan ketaƞa ka lulat
[5] hulatana sakweḥ pawestri,
[6] tan aṙsa heṅ lalanaṅ
[7] mapi/ṇḍahupiṗun
[8] kaṅ tuhuniṅ kumawasa
[9] mon ḋarana wruḥ pamĕgati wisāyi,
[10] paramaṙtane rag̈a
II.
[1] //0 akweḥ bawaniṅƞ āmbĕk ṣumakti
[2] ra/hina wƞi nini koṇiƞa
[3] yen tan kĕṙtīsamayane
[4] denṗunṗrayatna laku
[5] nhĕṙ mojaṙ ni tejasari
[6] śwapa bapa wikana/
[7] sajyanĕn. yen luput
[8] sawaƞna ri pun iṅ lamṗaḥ
[9] sahulaḥha paƞeran hana ƞāwruhi,
[10] hala haniṅ raga
II.
[1] ø hantyata wacananira ni/ni
[2] wruḥ palacalaçaṇiṅ saṅ śipta
[3] ḍuḥ baya hĕnḋi saṅkane
[4] maṙmaniṅ tan kabutuḥ
[5] wruḥniṅ naya cipta misani,
[6] laḥ nini depu/ṇawas
[7] jaba dalmipun
[8] ṗrasidakna lamṗaḥta
[9] maka paƞībina sanakteku nini
[10] sira maka kīmraƞa
II.
[1] /0 utamanira saṅƞ ānom kawi
[2] <ta>/mapi lamon wikanirasa
[3] tan kapiƞgiṅƞāniƞ akweḥ
[4] midĕṙreṅ luhuṙ guṇuṅ
[5] satus tuƞgal sewu kakaliḥ
[6] maṅsa kamy a/mwaƞgiḥha
[7] kaṅ kady anakeṅsun
[8] ṗratyaksa wikan i naya
[9] yyan i rupa saśolaḥhira nirukti
[10] saksat ḋewaniƞ unaṅ
II.
[2] lwiṙ saṣaƞka puṙṇama ne cipta
[3] maṅkin tan. tṛsneṅ karamen
[4] karasika niṙ lamṗus
[5] ḋatanṇ aṙsa ra/smiƞ aśiḥ
[6] g̈ĕṅṇiṅ wipwa ṗinuṇaḥ
[7] lalaƞwaṇniṅ lulut
[8] karasa deniṅ kasiḥhan
[9] mugiṅƞ asramma guṇa kawiṣṭi
[10] ṗinriḥ ṇarani ḍĕṇḍa
II.
[1] //0 hĕ/niƞakna ni tejasari,
[2] pgat lamṗus amiweka daṙmma
[3] brata minaka natare
[4] śurajaya wiṇuwus
[5] kaliḥ tahun tumakita/ke
[6] brata dagaṇ iṅ tuhan
[7] habakti yatutuḥ
[8] hagĕṅ panaṙkaniṅ daya
[9] hatitaḥ kadaṅ wraga nora katoliḥ
[10] lamṗuś rasaniṅ ñana/
II.
[1] ø tlas ṗarikramaniƞ akikin
[2] hanut sarasane saṣtragami
[3] ḍapuṙri tatwa wruḥ kabeḥ
[4] bakat lawan ṗamutus
[5] ja/yeṅ saṣtra tameṅ pañjahit
[6] kawi basa rinasa
[7] wruḥ parupĕkipun
[8] ṗratyaksa ƞikĕt ṗralambaṅ
[9] wruḥ sarasaṇiṅ canḋama śwara sanḋi
[10] mahaṙ/deka ri jñana
II.
[1] ø wus kawĕntaṙ kaloka prakawi
[2] ki surajaya wus ṗiniguṇa
[3] wiwara tan kĕṇa penet
[4] tiga nahya/naṇipun
[5] mapan. wṛtinira riṅ ƞuni
[6] wijiliƞ apa kaṙyya
[7] malyani laku
[8] winoṅƞī widya ƞambara
[10] nayanane wṛdaya
II.
[1] ø sakweḥni sakakala kahiṣṭi
[2] wruḥ riṅ tatwa kamulaniṅ praja
[3] kuyya kasaṅkala wase/
[4] mlok milwiṙ mwaṅ tĕrus
[5] winiweka sakalaniṅ bumi
[6] pinet liṅniƞ awantaḥ
[7] samut ṗaḍa putus
[8] boṇḍan lyan. bumi winḋana
[9] kṛmṗani praja lwiṙ/ni kalaburu śri
[10] pasiśintan wus ketaṅ
II.
[1] //0 wiwarani maṇaḥ wṛdi hati,
[2] pamurukaṇiṅ sanak sanakala,
[3] paḍa hatumṗa/ gocarane
[4] dumeḥ budinya ruruḥ
[5] lanaṅ wadon hakweḥ hamuji,
[6] deniṅ pratame kaṙyya
[7] rupane habagus
[8] ṗrakosa tuṙ pra<gi>waka,/
[9] budi boñcaḥ satata wikan iƞ ariṅ
[10] hasuṅ tṛsniṅ jñaṇa
II.
[1] ø punapa ṗarañcanaṇiṅ kawi,
[2] samṗun kapuraṅ wijiliṅ sabḋa/
[3] ki surajaya tameṅ reḥ
[4] kawiḷt i pañjaṅ kiduṅ
[5] guru lagu saṣana keriṅ
[6] haṣṭagana piṇĕñcaṙ
[7] skaṙ śapaƞipun
[8] maṙma lapus kawṛdi
[9] pakne/ netyakara muṙtiniṅ sanḋi
[10] paliṅga wruḥ niṅtyasa
II.
[1] ø dibyani guṇa lwiṙ tanṗa cantri
[2] tlas keku rasaraniṅ rupa,
[3] ṗatu/tuṅgalane kabeḥ
[4] prawṛkaṇḍa rinatus
[5] weniweka wṛçita niki
[6] g̈ama tan kumalamaṙ
[7] wite wus katmu
[9] ki surajaya hana kaṛpe maniṅ
[10] saṅ hyaṅ daṙmma koniƞa
II.
[1] //0 winiweka solaḥ riƞ akikin
[2] tanṗa wkas diṇiṅ/ kaprataksan
[3] ḋaṙma kalaƞoṇ arane
[4] jñaṇa kadi kadĕhuṅ
[5] mapa tan wruḥ tosniṅ śabḋalit
[6] nikara nika wiguṇa
[7] pikĕkĕse tan wruḥ/
[8] ka tinugwaṇiƞ atapa
[9] lagi mayoṅ jatine duruṅ kapaṅgiḥ
[10] maṇḍĕg iṅ pajapaja
II.
[1] ø ki surajaya ƞukiḥ tan pwaliḥ
[2] saṅ/ƞ adiguru tan ṗitaya
[3] reḥni lagyanom wayahe
[4] manawi tan ṗaremut
[5] saṅ winaṅsit wase tan mijil
[6] mānaḥ mankin saṅṣaya/
[7] śurajaya muwus
[8] haḷp. śwaraniṅ wacana
[9] sira paƞeran siṇuƞaṇ aṙti
[10] nugrahaniṅ waçana
II.
[1] ø aśṛṅ śwara/nira ƞasihaśiḥ
[2] punapa yatẗi wasanaṇiṅ raga
[3] saṅśa tanṗa reḥ
[4] kadw agaṇiṅ lumaku
[5] tan wruḥ maṙga pun surajaya,
[6] hamala/mpaḥ winnĕƞan
[7] wirasa kaṅ tuhu
[8] sikapaniƞ amriḥ śunya
[9] pun ṣurajaya ƞiṣṭi nugraha lwiḥ
[10] sahaṇniṅ dasamala
II.
[1] ø /nora lyan ṗawarahiśun kaki
[2] haywa hakweḥ bapa ḃawa rinaksa
[3] pan iku bapa haweḥ
[4] haƞel sabawaniṅ saṅ wiku
[6] satyaniṅ tapa brata
[7] niṙmmalaranipun
[8] byantara mukti karuna
[9] wkasiṅƞ ajidaṙmma norana maweḥ
[10] samunĕ/n ragaṇira
II.
[1] //0 sahan iṅ dwara jutiniƞ ati
[2] daḋa nastiti kapara maṙtwa
[3] kṛtayawara budine
[4] ya ta sinĕgo wiku
[5] tuhu ha/ƞel bapa saṅ ṛsi
[6] tan kĕṇa ri dora
[7] prabedani laku
[8] dora kaṅƞ aweḥ pataka,
[9] lamon ḋahat hagawe/ laraniƞ ati,
[10] paṗane tan ṗahiƞan.
II.
[1] ø sira saṅ kawasa mutĕṙ sanḋi
[2] samṗun keku wijili bañcaṇa
[3] yoga maka takise/
[4] hatwĕk. budi harum
[5] ṗrayatnasoṙ wtuniṅ titiṙ,
[6] hakweḥ minaka lawan
[7] saṅƞ asajya hayu
[8] saṅ kawĕtwa neṅ buwana/
[9] śurajaya maka musuḥhiƞ akikin
[10] ṗadraniṅ wiseśa
II.
[1] ø ki surajaya tuhu kasilib
[2] tan wruḥ yen aṇeṅ raga wiseśa
[3] kaṅ de/nsaṅṣayakĕn maṅke
[4] tumut saparanipun
[5] haƞiṅ tan wruḥ ki surajaya
[6] jatiniṅ rag̈a wnaṅ
[7] maṙmmane kabutu
[8] humoriṅ ji/wa pṛmana
[9] tuhw agamṗaṅ tṛṣnasiḥ makana nilib
[10] saṅ hyaṅ taywa siluman.
II.
[1] //0 ki surajayanakisun kaki
[3] pamuraṅniṅ daṙmma pit
[4] mewĕḥ bapa ri pamutus.
[5] yen tan atut gĕlaṙ sayakti
[6] ñumanaṇeṅ buwana/
[7] taṇ apik i laku
[8] hadikarabi saƞ ucap
[9] sabḋa lṗas tapa brata dencamṗahi,
[10] hagila ri pustaka
II.
[1] //0 tan maṅkana śwaraniƞ ā/maƞgiḥ
[2] saṣtra witiṅ sabḋa kamotaman
[3] saṅ kocap hĕnḋi sakane
[4] maka pawinyanipun
[5] hulatana gorawe/ƞ ati,
[6] tan kataman saṣtra
[7] wuwusṣiṅƞ apuƞguṅ
[8] hagileṅ pra pustaka
[9] dalihane muḍa kuṅ tuṙ kumalwiḥ
[10] kasmala budy ahiwaṅ
II.
[1] ø nadyan tĕ/lasa hiseniṅ bumi
[2] paṅrañcaṇani kawy aƞambara
[3] yen tan atut iṅ polahe
[4] hanom kita hanakiṅsun
[5] lagi/ menḋra praṗañca kanti
[6] lula soƞaṙ prahesan
[7] hawya tan ṗarimut.
[8] mewĕḥ riṅ daṙmma prakamya
[9] pan alaraṅ śuƞana sari sadmiḥ/
[10] wtuni jatiwaraḥ
II.
[1] ø laḥ tarimanĕn ḋe ntayo lali,
[2] śurajaya glaṙriṅ waçana
[3] ƞoṅ tatane kamulane/
[4] ṛƞaṛƞĕ denṗutus
[5] ṗamalwane leka niṙ daḋi
[6] wiseśa waṙṇna lila
[7] hamitwakĕn bayu
[8] sabḋa hiḍĕp lawan ṗramana
[10] twasni tiga sarira
II.
[1] //0 maƞkana bapa tatwāni wisik
[2] sarira saṅƞ atmuni wiseśa
[3] paṇn i/ya hiku parane
[4] paƞulihaniṅ bayu
[5] sukṣmawara sarira jati,
[6] kawasabota ḍaƞa
[7] nīrakĕn tuduḥ
[8] wnaṅ ƞalah ana ṇora
[9] minaka rupa/ raṙwalit.
[10] waṙṇagĕṅ sabuwaṇa
II.
[1] ø ki surajaya wiweka ƞiriṅ
[2] manamṗani śabḋa mahaprana,
[3] wus kaṣarira ƞa/tene
[4] haƞi lagi kabutuḥ
[5] samṗune winaraḥ jati,
[6] daya liṙ pinanaman
[7] hamihaṙśā wuwus
[8] ṗanaƞṣayaniṅ wṛdaya,
[9] pawarahira hyaṅ pa/ƞusanas teṣṭi
[10] duk wahuniṅsun ṣumĕṅka
II.
[1] //0 tiṇuna liwat swarane pinañji
[2] saṅ maha munī kadya carita,
[3] tina/ta wiṇḍaṙ kabeḥ
[4] ṗalayuniṅ pañjĕmuṙ
[5] hulatẗana wulikĕn kaki,
[6] hamaniya buwaṇa
[7] hloṙ kalawan kidul
[8] ṗgati kulon lan wetan/.
[9] śurajaya kaṇḍĕṅƞĕn wĕkasni bammi
[10] pilihana kaƞ iya
II.
[1] ø ki surajaya mnĕṅ tanṗa li
[2] daḋi mayoṅ rasaniṅ wṛdaya/
[3] kewĕhan. ñana mirage
[4] sumĕk maredanipun
[5] ḋeniṅ sabḋa kag̈uṅƞan samiṙ
[6] taṇ amisani daya
[7] śwara hakweḥ karuƞu
[9] wiṇiweka ri daḷme wĕḥ harusit
[10] kaṅ wṛdi heṅ wṛdaya
II.
[1] //0 paran wasanaṇiṅƞ aneṅƞ āṙdi
[2] hanut lamṗa/ḥhira saṅ prasida
[3] milwa hamriḥ tan wruḥ tgĕse
[4] haƞiṅ maṇḍĕg aruƞu
[5] sabḋa jaba tan tĕkeṅƞ ati
[6] gĕṅniṅ cipta saṅśaya
[7] sumewa tan ṗa/ntak
[8] hanakan iśun luƞaha
[9] paran ṗaraṇi raga ƞulati,
[10] kapagiheṅ lamaran.
II.
[1] ø pun ṣurajaya haṇḍa pamit
[2] hatya/ nuta kaṙsani wṛdaya
[3] saƞṣaya wekaṇ iṅ rame
[4] pṛanahaniƞ alaƞut
[5] ṣriniƞ aṙdḋi wetaniṅ kawi,
[6] saṅ hyaṅ raja prawwata
[7] kaṙsaniṅ lumaku/
[8] wṛtaṇiṅƞ anaraweca
[9] kanuragaṇiṅ tapa sinĕƞguḥ lwiḥh
[10] aṙdi tigaṅ sayana
II.
[1] ø akyenḋaḥ laƞniṅ saṅ kahiṣṭi
[2] śṛṅg̈ara/ṇiṅ prawwatañaṙ ḍataṅ
[3] pira lawasipun maṅke
[4] haṙdy añaṙ pamuruju
[5] niṙ tayā ṇañjala saksĕṣta
[6] hyaṅ śuṙyya <śa>ma
[7] prabawaniṅ guṇuṅ
[8] ranak hya/ hati wikana,
[9] pada hyaṅ giri mawana hapiƞit
[10] hataṅgĕḥ pramuṙsita
II.
[1] //0 ki surajaya kamy aƞalaƞe
[2] paṗa/ni guru yen atitaha,
[3] iḍĕpĕn baṗa ƞoṅ maƞke
[4] samṗun agyanakiṅsun
[5] ḋaṇĕ maṙga duṙgama rasit
[6] ramanta wañcak ḋaṙyya
[8] priṅgaṇiṅ bummi dwapara
[9] hapramuka woṅ mako tanṗa kekeriṅ
[10] pañcamantra deṇulaḥ
II.
[1] //0 ha/maksakĕn raṇakira lalis
[2] ṗun ṣurajaya haƞadu titaḥ
[3] saṅśaya midĕṙreṅ ƞāre
[4] pasaṅtabya prasadu
[5] manaḥ lan aƞudwakĕn kapti/
[6] gĕṅniṅ jñaṇa ƞambara
[7] tan kĕṇa pinĕku
[8] laḥ bapa kadya ƞapaha
[9] yen kita haṙśa hamoṅ menḋrane budi,
[10] tulusakna g̈a/
II.
[1] ø aƞi pamĕkasiśun kaki
[2] satata depunṗrayatna lamṗaḥta
[3] yo kumaƞela
[4] depunṗratameṅ smu
[5] budi solaḥ kaky a/ja silib.
[6] rehiƞ amet sadana,
[7] paƞimuriṅ laku
[8] samar amor amig̈na
[9] balanira samatya nukṛtanīki
[10] mwaṅ ka/kweḥha geg̈eyoƞan.
II.
[1] ø lamon samṗun. ṣwĕḥ hamo budḋi,
[2] hanuwuki saṅṣayani raga
[3] hanuti çipta karamen
[4] haja ta/ṇn abaḃātuṙ
[5] niṙ ta lamṗaḥ midĕṙr iṅ bummi
[6] satatwa kakoçiwan
[7] saṅ tapa haṅlaƞut
[8] kasirihan ḋeṇiṅ jagat
[9] sa/ƞ aƞeca tan wriṅ kramma hanak mami,
[10] mnaṅ saṅ kadunuṅƞan.
II.
[1] ø dasa kramaniƞ alaṅlaṅ bummi
[2] denṗunprayatna rinaya krama
[4] manawi kamṗiṙr iṅ ḍukuḥ
[5] ṛgĕp ḋe nta kaṅ silayukti
[6] priḥ cipta manehara,
[7] solaḥta de/lus
[8] ṣaṅgyakaruna denkĕna
[9] ki surajaya depunwikan iƞ aƞīri
[10] madura heṅ waçana
II.
[1] //0 manawy ana manaƞṣaheṅ gati,
[2] nadya/n kita winehi paƞucap
[3] sora na ṇorana palane
[4] pesiƞgiḥhniṅ wuwus
[5] ḋenṗrayatnaha ƞiriṅ budi,
[6] raga denwa/ni haṇḍap.
[7] yoganta haja śurud.
[8] cupĕn wĕtuniṅ wiṣya
[9] laḥ bapa hiƞĕtiƞĕt hayo taṇ eliṅ
[10] denṗrayatna
II.
[1] ø samṗun tĕ/las ḋera mituturi,
[2] hadan ṗamuhun ki surajaya
[3] hatuṙ sĕmbaḥ taṇ aśuwe
[4] maƞaṙcamaneṅ guru
[5] hasmu kepwan cipta/ saƞ ade
[6] tṛsna maƞun saṅśaya
[7] manḋra kĕmbĕṅniṅ luḥ
[8] sakweḥniṅ sanak ṗagoçaran
[9] sami tṛsna kapulut rasaniƞ ati,
[10] maṙma sapaƞu/bon.
II.
[1] ø aƞāmĕṙ lamṗaḥ datan apṛgi,
[2] lwiḥ pyuḥ rasani daya kaṇḍĕg̈
[3] tan wiṅ paranane
[4] layat laris tan ṣurud
[5] lamṗa/ḥhira ki surawani,
[6] hapralalu hawak braja
[7] mati huripa teṅ śun
[8] hapan tan wikaniw anlaḥ
[9] deḋine sarira lamon kapalis
II.
[1] ø śaḥ maṙmaniṅ manaḥ luris
[2] wimuṙcitani wṛdaya
[3] maṙgarum maƞuƞāṅ ƞare
[4] katon ṗaparahipun
[5] ma/nḋra lamat riṅ majapahit
[6] koƞaṅ daṙme ḋaṙmañaṙ
[7] ki waṇī hamuwus
[8] mona ri daḷm ṗramana,
[9] tuhw alaƞĕ gañjaranira saṅ waṇi
[10] ha/soṙ darana manaḥ
II.
[1] //0 aƞantunantun laky amatitis
[2] winiweka paraniƞ aƞeca,
[3] śaḥ sakiṅƞ āṙdi lamṗaḥhe
[4] ha/nut sadawataguṅ
[5] maƞ√ mihat saṅƞ amoṅ kapti
[6] sadagatya nambayaṅ
[7] mrik ṣumaṙ kaṙdyatu
[8] waƞini saṙwwa kusuma
[9] liṙ manaƞoni rum./wuṙywaṇi kentaki,
[10] lumraƞ anilanila
II.
[1] ø antwanta laƞĕni maṙga radin
[2] hanut gĕg̈ĕṙ kawiṅkiṅ juraṅ
[3] heṙtambaṅ/ śumyok ṣwarane
[4] siraṅ ri kuƞkaṅ humuṅ
[5] cuṅgareret muni hawanti
[6] wany aƞuṅkuli maṙga
[7] hane tahĕn ruhuṙ
[8] haƞrik ṣwaraniṅ/ cantaka
[9] liṙ makilayu sata halasnya saṅg̈ane
[10] kady akon manoliha
II.
[1] ø puṗuk munya santun lan kaḍasiḥ/
[2] caça mihat kadi magiraṅ
[3] meñcya ne wṛksa guṅ mak
[4] dya setra kukunyā mlas ayun.
[5] ƞṛsna koci munya raraƞin
[7] wilisan munya kuṅ
[8] wṛgo mnĕṅ tanṗa waly
[9] apiṇḍa kawƞan mulatan kawala girin.
[10] wwaya tṗĕṅniṅ maṙ/ga
II.
[1] //0 lṗas lamṗahe ki surajaya
[2] kweḥniṅ pradesa keriṅ kahaṙsa
[3] śig̈ra tan ṣurud lamṗaḥhe
[4] lumakw asaƞu bañu,
[5] pi/raṅ dina luput iṅ bukti
[6] hanḋuṅkapeṅ nagara
[7] pnĕt ṣuku pyuḥ
[8] hyaṅƞ aṙka dum tiga kilyan
[9] tan kawaṙṇnaheṅ maṙgga lakunya la/kunya laris
[10] ki surawaṇī pyuḥ kakeƞelan.
[11] //0// puḥ buḃukṣaḥ //0//
III.
[1] taƞeha kawaṙṇaheṅ wu/wusṣ
[2] aƞamo ciptamet laku
[3] halasalasan kapaƞgiḥ
[4] kalihan rasaniṅƞ ati
[5] kadya maƞgiḥ paƞabtan.
[6] lƞĕƞ a/lƞĕ hasimṗaṙ
[7] saksna rerwan kaḷson
[8] liṙ tanṗa jiwa daya woṙ
III.
[1] ø haliƞgiḥya samahaṙja
[2] miƞkiƞākĕn bañu
[3] hinupajara/ kabeḥh iƞ
[4] anḋoṅbaṅ lan kayupuri
[5] samipa ƞāna jamiraḥ
[6] hajajaṙ lan ṗisaṅ tataṙ
[7] jaƞgakasturī siliḥ/ rok
[8] hamiḷt iṅ puçaṅ hanom.
III.
[1] //0 tuhwaṅniṅ paraṅƞan loṙriṅ ḍukuḥ
[2] toyanya muñcaṙ haputiḥ
[4] haḷpniṅ wuƞkal. śwaranya suṅm
[5] <gu>muruḥ hadṛs humili,
[6] tumibeṅ paraṅroṅ
III.
[1] ø lalaƞon tinuṇḍeṅ wa/tu
[2] pinarigi taṅ baḃatuṙ
[3] taluktak munya ƞidĕri
[4] tarate hasamaṙ sari
[5] sarasija maƞun ṣkaṙ
[6] masara ƞambyakĕn gag̈a
[7] tameṅ rawit./saṅƞ agugon
[8] ṗrataksa gawe lalaƞon.
III.
[1] ø siraƞ amuṙwwa ḍukuḥ
[2] lalaƞṣaran sakiṅ guṇuṅ
[3] haṅlampaḥ/hī haƞawasi,
[4] nastiti tan lupeṅ sadi
[5] nitya sagiṅ raka haparab
[6] ki hamoṅraga liṙ moda
[7] paƞuṅseni woṅ manohara
[8] hambĕ/ke tan wiroda
III.
[1] //0 biniseka haraniṅ ḍukuḥ
[2] riƞ adisukṣma rahayu
[3] kaçaṙyyan ki surawaṇi,
[4] lumitu/ hatwaṙṇani tulis
[5] halalakon ramayana,
[6] paṗateniṅ kumbakaṙṇna
[7] śurasara ri palugon
[8] tinub ḋeni wre tan katon./
III.
[1] ø kacakreƞ ulat saṅ mu
[2] deniṅra saƞ apaluƞguḥ
[3] wikan. yen ana taẗami,
[4] sakṣana makwa mḋali,
[5] ki wa/ṇi hanāwaḥ sila
[6] wruḥ nayakaniƞ aƞeca,
[7] taṇ aluhuṙ wacanasoṙ
[8] madura sip.ta g̈inugon.
III.
[2] ḋiƞaṙyyan saṅƞ amoṅ kapti,
[3] tikaḥhi ḷson
[4] saṅ bagya riṅ ḍataṅ hasmu kusut
[5] hyaṅ kabayan wahu kamṗiṙ
[6] pi/ṇḍaniṅƞ alamoṅ
III.
[1] //0 ki surajaya liṅnyarum
[2] tan ṗoly atanya pukulun
[3] karaniṅsun alalis
[4] ṣaƞṣaya hamoṅ, saṅ kapti,
[5] huni/ wwaṅ sakiṅ prawwata,
[6] saḥ ṣahkiṅ saƞ adituwa,
[7] haƞulati śwarani woṅ
[8] tilasiƞ amriḥ lalakon.
III.
[1] ø ki hamoṅraga/ haluƞguḥ
[2] byaksa saṙwwa pala ṇuṅśuṅ
[3] lamṗaḥ ri saƞ añaṙ prapti
[4] duṙyyan ṗijĕtan lan magiś
[5] cacaḥputiḥ saśayadan
[6] ḋibyakweḥ waṙṇani/ raka lyan
[7] ta leleṙ kaçaṅƞ ījo
[8] laḥ ta ḍahaṙ saƞ alamoṅ
III.
[1] ø samṗunya saji
[2] pĕpḍĕk sami haliƞgiḥ
[3] hanomma/nom wruḥ hiƞ apti,
[4] tmeṅ dasaśila yukti
[5] prasama wikan i naya,
[6] haƞiriṅ krammaniṅ tuhan
[7] ki hamoṅraga nya lon
[8] hasamun tan ṗoly aḥ/takon.
III.
[1] //0 laḥ kaky atanḋuka skul
[2] ḋenṗrapta gwaniƞ awantur
[3] akapribudī hayo hajriḥ
[4] densakca sa/pun gigesin
[5] manawy akuṅ salaḥ rasa,
[6] ki surajaya liṅnyalon
[7] maka so kaṙyeṅƞ alamoṅ
III.
[2] boga wus binakta muliḥ
[3] samy aniga kaṅ woṅ
[4] kawoƞan hantiga hatanya śun
[5] maṙmaniƞ aƞeca kaki
[6] pajaṛn ta/teƞoṅ,
[7] punaṗa bapa sakaniṅ murud
[8] halalisakiṅ waṇadri,
[9] ja<t>enana teƞoṅ
III.
[1] ø taṇn ana jarunanipun
[2] kesa hatiƞgal. ra/hayu
[3] tan wruḥ haƞapusi budi,
[4] nipun mitra saƞṣaya kaki,
[5] wikana krammaniƞ aƞeça,
[6] wruḥha laƞniṅƞ aśramma
[7] hapti/ wikana kateƞoṅ,
[8] suka dukaniƞ alamoṅ
III.
[1] //0 riṅ guṇuṅ tanṗa baḃatuṙ
[2] hamumuṭut kaliḥ tahun
[3] haƞuratyani sa/ƞ adi¡,
[4] kaƞelan kabuntaṅ bantiṅ
[5] soṙ kaƞ ahutaṅ salaksa,
[6] ṣarira dene kapyuḥhan
[7] hudana panas linako/n
[8] hamaṛkakĕn kaƞ adoḥ
III.
[1] ø riƞ ĕnḋi gwaniƞ aśurud
[2] nug̈rahamet sabḋa hayu
[3] manawi kakī ri wilis
[4] hakweḥ kawruḥ/hiśun kaki,
[5] riṅ kamṗud miriṅ maƞilyan
[6] kabeḥ sanak ṗagocaran
[7] riṅ niṙbayā kakĕn katoṅ
[8] haƞupadesa/ kateƞoṅ
III.
[1] //0 sugut ḋenira muwus
[2] mĕnĕṅ tumuṅkul saṅ tamu
[3] śumimṗĕn wacana niki,
[4] yeṇn aƞucapṗa riṅƞ ati,
[6] tuƞgale¡ saki niṙbaya,
[7] hamuwuśwaraniralon
[8] manira ywaƞkĕn woƞ anom.
III.
[1] ø /añaṙ baya praptiha mumuṭut
[2] ṗan iśun taṇ amnaṅƞi,
[3] kapuƞkuṙ deniƞoṅ,
[4] sawusiśun kesaḥ baya rawuḥ
[5] hagante saṣaka/ praptīne
[6] kawṛtane woṅ
[7] kaliƞane sira kaṅ winuwus
[8] kaṅƞ aparab ki surawaṇi,
[9] jayeṅ sastra ṛko
III.
[1] //0 /ḍuḥ pasaṅyogyariniśun
[2] bage masku yen rawuḥ
[3] lwiṙ panuntuṇiṅ hyaṅ widi
[4] kapṛnaḥ sanak sawṛti
[5] reḥniṅ tuƞgal sapula/wa,
[6] hagĕṅ rasane wṛdḋaya,
[7] paran kawikananiƞoṅ,
[8] halamī tan maṛk mako
III.
[1] ø lamon tan jaṇĕk īṅ guṇuṅ
[2] ya/yī haja sira laƞut
[3] haḍuḍukuha hi riṅki,
[4] haja winalaṅƞ ati,
[5] denira tan ṗaraṅ
[6] malaṙ wwantĕna hiṅri wwaṅ
[7] yen aḍahaṙ su/kĕt roṇḍon
[8] sami kinĕmbulan maṅke
III.
[1] //0 akweḥ bayaniƞ haṅlaƞut
[2] haja kḍik ṣukanepun
[3] sarira/ yen samṗun. kṛti,
[4] midĕra ṇuṅku bummi
[5] hamet ṣukani raga,
[6] tan katkan ṗan was titaḥ
[7] priṅgadoḥ tan kĕṇa dinon
III.
[1] ø siśip sĕmbĕṙ kaki laku
[2] sira saṅƞ agugwaṇ ḍukuḥ
[3] hakḍik ḋeniṅ kasilib.
[4] lwiḥ mon sira bawa/ti
[5] gaƞaƞlaƞlaṅƞ ḋenagaṅsaṙ
[6] maka panudaniṅ mala,
[7] tanĕm tuwuḥ sukĕt goḍoṅ
[8] sañjataniƞ awiwikon.
III.
[1] //0 hĕ/nḋy aƞuṙ tapa saṅ tinut
[2] haƞecalan abaḃatuṙ
[3] norana dinum ṗiniliḥ
[4] denira saṅ wus amagiḥ
[5] luƞa puna/peṅƞulatan
[6] bawatiya tanṗa sana,
[7] haƞi tuƞgal sarine woṅ
[8] nastiti juga linakon.
III.
[1] ø ƞḋi kaṅ duḋokna sa/mi laku
[2] denira sa wruḥ hi sarīsa,
[3] ulaḥhani woṅ
[4] luhuṅ si mon wikan gĕlaṙripun
[5] saṅƞ āmriḥ sidḋa kari/hin
[6] saṅ lṗas tan katon.
III.
[1] //0 ki surajaya ta hyun
[2] mĕnĕṅƞ amihaṙsa wuwusṣe
[3] yen aƞuçapa riƞ ati,
[4] prawikan aƞiriṅ
[5] sa/tata maḍaƞi dḋaya,
[6] śumiriṙ jñaṇa mihaṙsa,
[7] tanṗa kĕliṙ śwara winoṅ
[8] ki waṇy aƞukih hatakon.
III.
[1] ø /aḷp wijili pamuwus.
[2] tulusakna pukalun.
[3] pamilasani ra kaki
[4] malaṙr aweta mumuri,
[6] samṗun turida riṅ manaḥ
[7] hadṙs waçaṇa teƞoṅ
[8] hataƞgĕḥ denira lamoṅ
III.
[1] //0 hakweḥ wijili pamuwu/s
[2] ḋuranḋun sabḋanipun
[3] malaḥ śurup saṅ hyaṅ rawi,
[4] laḥ yayī maƞko muliḥ
[5] samī hasare riṅ griya,
[6] samomno deniƞ amo<la> kĕ/n
[7] hamoṅraga daya toḥ,
[8] honĕṅ hañaṙ raka wanom.
III.
[1] ø saƞ apaliƞgiḥ wus mantuk
[2] saƞ amoṅrasmī haduluṙ
[3] prapti/ ṗammaranten kaliḥ
[4] dḋawĕg̈ ta yayy amaranti,
[5] tlas anjiṇaḥ sayana,
[6] tiḍĕm titis we kirana,
[7] prasama sare punaṅ woṅ
[8] paḍa haduḋwan ṗa/turon.
III.
[1] //0 ki śurajaya hanuṇuṅśuṅƞ isun
[2] holiḥhira ƞurateni,
[3] jatenana teƞoṅ,
[4] manawī kapra/cayeṅ pamuwus
[5] rakanira guru hari,
[6] mapan lagī mayoṅ
III.
[1] ø ki surajaya hamuwus
[2] ṗunapeṅƞ ucapukulun
[3] maṅsa murudā pun. yayi/
[4] maƞgiḥha waraḥ jati,
[5] saṅ gurw aƞuñci waçaṇa,
[6] satata riṅ wƞī nala
[7] tan ḋata jaty awaraḥ daṙmma tos
[8] hasewa kami ta/nṗa don.
III.
[1] //0 tan lyan ṗaśraniṅ pamuwus
[2] ṣaṅƞ adi waraḥhiṅśun.
[3] haƞiṅ wirati kikin
[4] sarira pinatīpati
[6] haƞel natara lumkas
[7] wiratī haƞi linakon
[8] saṅkaniƞ amaƞgiḥha don.
III.
[1] ø nora lyan sira la ri śun
[2] ri kunā/ dwaniƞ aṅlaƞut
[3] haƞ√kiḥha sewaka hamriḥ
[4] raina wƞi hakurati,
[5] haṅlakoni habeta ḍaƞan
[6] hamriḥ wƞiṇiṅ wacana,
[7] haƞukiḥ ka/mi hatakon
[8] kula hilaṅ budi hasoṙ
III.
[1] //0 tan ṗwaly aƞukeḥ palakwa
[2] hamit ƞoƞ asanā batuṙ
[3] habhaṛp. ḍu/kuḥ pribudi,
[4] ḋady ana ma<ƞa>mĕṅ kampiṙ
[5] tlas kaṅ wukiṙ sagara,
[6] hanḋum amidī riṅƞ amṗaḥ
[7] haṅlamoṅ tan aṙsa gug̈on
[8] raga kasihan linakon.
III.
[1] ø /putusi parasa wus aḷmbut
[2] niṙ kapiƞgiƞaniṅ tawi
[3] tatwani lalakon
[4] limṗadḋiṅ kagunan samṗun
[5] cakṣyuḥ salokagama/, pinaṣṭi
[6] ñumanaṇe katon.
III.
[1] //0 irika gwaniƞ anmu
[2] sajatya wa hiriṅśun
[3] tatyaniṅ buwaṇa rusit
[4] ḍapuṙriƞ aṇuṅ winasit
[5] ṗupu/siṅ waṙṇna wiśeśa,
[6] witaṇni sabḋa rinasa,
[7] wṛcitanira sa manon
[8] hamuṙwwa gawe saṅ katon.
III.
[1] ø maka pawini/hanipun
[2] saṅ meƞĕt ḋatan katuduḥ
[3] ḍuḥ śwapa wikana kaki,
[4] wulikĕn ḋepunabaƞkit
[5] sira saṅ wasṗadeṅ tiƞal
[7] kawasa hānon tan tinon
[8] huripiṅ jagat saṅ manon.
III.
[1] //0 rakaṇira kaky aṇuśuṅ
[2] wṛty aguru rakwa teśun
[3] kawƞan ra/saniṅƞ ati,
[4] denira wasṗadeṅƞ urip.
[5] wruḥ ṗamkasiṅ waçana,
[6] hawaraḥ jatiniṅ rupa,
[7] tumon bakti heṅ raṙrw aƞon
[8] lamon karuhan ka de/n ƞon.
III.
[1] ø haśuwe nora katmu
[2] yen ṗitĕṇn iṅ luhuṙ guṇuṅ
[3] denṗuraṅ waṇiy aƞliḥ
[4] samṗun iƞucap tasaktīn
[5] sawaniḥ/ tuƞgaliṅ bawa
[6] jñaṇane hapaliriƞan
[7] haƞalusa waṙṇnanya woṅ
[8] milu prahiƞ awiwikon.
III.
[1] //0 ragane paṇḍita rupa wiku/
[2] hasamaṙ mmanahe cliḥ
[3] walaka tan katon
[4] tan ramṗĕdakna kakī laku
[5] rag̈a ḍewek ṣun wañceni
[6] tan mulateṅƞ adoḥ/
III.
[1] ø ki surajaya śumahuṙ
[2] hakḍik siṣipāṇiśun
[3] manira kaky aƞulari
[4] waniḥ saṅƞ atakitaki
[5] hakweḥ wiku nora tapa,
[6] walakā waṙṇna/ paṇḍita,
[7] bawane depungawe soṅśoṅ
[8] budeneku hakaki cloṙ
III.
[1] //0 nora lyan ḋenagu ha/g̈u
[2] sagupnya numbak anumṗu
[3] tĕguḥ kaṅ denrasani,
[4] pulukĕt lawan ṗaciṙ
[5] lwiḥ lamon kasaḍaƞan
[6] ḋaluwaṅ taṇ iƞ unaƞa
[8] laku tapā sayakty adoḥ
III.
[1] ø norana kapahenipun
[2] riƞ are lawan ri guṇuṅ
[3] maƞka/naha saṅƞ āƞawasi,
[4] ṣatata guƞakĕn waṅsit
[5] ẗaṇ atut gĕlaṙ ñumana,
[6] habaḃaru holiḥ sa wulan
[7] milu haƞrasani kuwoṅ/
[8] raga winastu tkeṅ don.
III.
[1] //0 pari polahe tan ketaṅ
[2] pañcanḋriyane śumaput
[3] hamilt amig̈nani/
[4] tṛṣna lulut aṅranĕhi,
[5] ƞāśiḥ lulut aṅrajaḥ tamaḥ
[6] ragaṇe dengawe hedan
[7] midĕr aƞon ṗujañ caron
[8] hamet u/taṅ gawenya woṅ
III.
[1] ø yeṇ ana lbaḥ hasuṅśuṅ
[2] puṗuji manahe koñjuk
[3] ṗaksa munaḥ danakitri,
[4] hapan tu/ƞgal sakiṅ pṛtiwi
[5] syapaweḥ sapa sinuƞan
[6] tuƞgal. wṛtiniṅ sarira,
[7] mantraṇe lamon aƞeṇḍoṅ
[8] sariniṅƞ imul ginu/gon.
III.
[1] //0 kaliƞane kaki laku
[2] saṅ wruḥ pamĕgatiṅ wuwus
[3] makiṇn ajana hiƞ isṭi,
[4] taṇn ana winas./tu lwiḥ
[5] punapa ƞelaṇiṅ śabḋa
[6] pan tanṗa saƞu sayatra
[7] haja ƞucap. dḋene katon
[8] kukuse mlĕk sakiṅ doḥ
III.
[2] galuga hasuśun sari,
[3] nari taƞ āmriḥ don
[4] hakweḥ wwoṅƞ aƞucap laṗat lĕbut
[5] haƞi/ si tan aṇāniṅ bukti,
[6] raga tumoṇḍol
III.
[1] ø ki surajaya liṅnyarum
[2] wus kramaṇiṅ woṅ tumuwuḥ
[3] suka dukā manaḥ niki,
[4] samṗuṇiƞ uniƞa ka/ki,
[5] balikan tulusṣakna
[6] haywa miroṅ
[7] śuda rasanyatiniƞoṅ
III.
[1] //0 haja saƞṣaya hariśun
[2] malaṙ kapaƞgiḥ/ya ḷka
[3] saƞkaneƞ ati wiƞit
[4] samṗunya yayi walaƞ ati,
[5] salaḥ tuƞgal kawasaha,
[6] rakaṇira milw abuƞaḥ
[7] haƞĕntasā śarirani/ƞoṅ
[8] mewĕḥ hulaḥ riṅ wwaṅƞ anom.
III.
[1] ø tanṗa kliṙ denya muwus
[2] wĕƞaṇiṅ daṙmma rahayu
[3] ki hamoṅraga sujati,/
[4] ki waṇy arisun kaki
[5] taṇn akweḥ sabḋa ƞuniƞa
[6] swapa witi kamoksaṅkan
[7] ḋuk sira humori saṅ katon
[8] taṇ adoḥ pṛnahe/ koṇno
III.
[1] //0 siramriḥ śabḋa rahayu
[2] hapan sira yayi wwitīpun
[3] bapaneḥ lamon kasilib
[4] ṗan sara/ witira sanḋi¡,
[5] śwapamet ṣwapeƞulatan
[6] tuƞgal wijiliṅ sarira,
[7] kaƞ akweḥ bapa makwa niṙ don
[8] magĕṅ pamastuṇiṅ kuwoṅ
III.
[2] śarirakna ywa kumuḥ
[3] puṇika wṛdinĕn maneḥ
[4] patitisniƞ √ri
[5] paṅrupkiṅ tigamaya,
[6] sari/ra tan kakĕmulan
[7] koruƞan maṅkin tan katoṇ
[8] niṙ sakiṅ jat mur adoḥ
III.
[1] //0 madyaṇī wƞi yasapun samun
[2] tiḍĕmniṅ sakutukutu
[3] ki sura/jaya mamaƞgiḥ
[4] mas miraḥ komala manik
[5] winaraḥ jatiniṅ sabḋa,
[6] taṇ aƞel wus katarima,
[7] katmu saƞṣayanya/ woṅ
[8] musṭikaniṅ rag̈a winoṅ
III.
[1] ø tan koṇiƞaheṅ pamuwus
[2] ri wƞi paƞucapisun
[3] ki śurajaya winisik
[4] ḋeṇira ki hamoṅbudḋi
[5] hnĕṅ/ƞakna saksana,
[6] gantyaṇiṅ jñaṇa ƞambara
[7] hanḋalame śwaranyawoṙ
[8] dḋorani kawy apet laƞon.
III.
[1] //0 ki daṙ/mmakawi waly anaṇeṅ śun
[2] saśomaḥ tan lyan kahisṭi
[3] ki hamoragadoḥ,
[4] alami tan mareṅ ḍukuḥ
[5] satahun tanṗa tutuwi,/
[6] honĕṅ brata wiro
III.
[1] ø awuƞuhā anakisun
[2] ṗarawan aja boturu
[3] hataƞī ni tejasari,
[4] haṅlusṣ a/mimiru wastra
[5] hamuwus tan karakasa,
[6] grahita rasaṇiṅ manaḥ
[7] hapiṇḍa maras kateƞoṅ
[8] sarira lupa tan wri ton.
III.
[2] haƞipi hala katesun
[3] ṗaraniṇ ipenira nini,
[4] haƞipi hana woṅ prapti
[5] hamaya naga duk./ tka
[6] hatma<ha>n wulan
[7] lagi haburu hiṅri ƞoṅ,
[8] hamiḷt ḋadi tan katon.
III.
[1] //0 haparan waṙṇane woṅƞ iku
[2] paṇḍita hanomm a/bagus
[3] jatmika solaḥ niki,
[4] kajahit rasaṇīƞ ati¡
[5] wṛtinya nukṣmakĕn riṅma
[6] tan tutug̈ ḋenya wacaṇa,
[7] hanuli/ luƞa tanṗa wot
[8] haƞalamalami panon.
III.
[1] ø ana den saƞṣayā hanakīsun
[2] ṣupnanireku nini,
[3] laḥ samunĕn maƞko/
[4] wus aja sinabḋa kaṅ puniku
[5] dulurana sakiṅ bakti,
[6] puja brata winoṅ
III.
[1] ø kantuna kitanakiṅsun
[2] maṇira tiñjowa/ ḍukuḥ
[3] halawas kakaƞira nini,
[4] halawas iśun tan ṗrapti,
[5] mara heṅ ki hamoṅraga,
[6] hagug̈wan iƞ adisukṣma,
[7] halami ƞoṅ taṇn ani/ñjo
[8] karuƞwa laba ki hamoṅ
III.
[1] ø baṅḃaṅ wetan ṗun titimuṙ
[2] ka sata kukuluyu
[3] haśraṅsraṅƞan ṣwaraniki,
[4] hasaƞga/nī paṛṅ muṇi,
[5] śwarani paksi hamijaḥ
[6] humuṅ swaraniṅƞ agĕntaṅ
[7] riṅ taṇī rahina maƞko
[8] sumiḷb wintaṅ tan katon.
III.
[2] sakweḥniṅ para maƞuyu
[3] hamet bras mariṅ ra taṇi,
[4] kakasinomanya halitẗalit
[5] ṗrasama mikul gaba/ḥhe
[6] saśomaḥ paḍe mṛdḋana,
[7] hatak winaḍahan wajoṅ
[8] hatut maṙga g̈uguyon.
III.
[1] //0 tan kawaṙṇnaha lakune riṅ/ ƞnu
[2] praptī ḍuśun taṇ asari,
[3] panaban kalakon.
[4] meh anḋukap ḋe salamṗaḥnyasra
[5] haduḋwan ṗaran maṅkya gli/s
[6] ki maƞuyw adoḋol.
III.
[1] ø ki skaṙṣara liƞipun
[2] laḥ rowaṅ samy dum wayu
[3] hajana winalaƞ ati¡,
[4] manawa teṅsun karihi
[5] sa/laḥ tuƞgal ṗṛgiya,
[6] paḍa pagut ṗaƞubaya,
[7] ki skaṙṣara karoron
[8] lan ṗalaƞane maƞko
III.
[1] //0 /lumṗaḥ hanut gug̈uṇuṅ
[2] tgal ṗriƞga tṛjuṅ
[3] kaduṅkap bañjaran iki,
[4] prapti ḍukuḥ sig̈ra nuli
[5] kapaƞgiḥ ki surajaya,
[6] haliṅ/ƞgiḥ hamaṅku pada,
[7] gaṙjita manahe tumon
[8] hana pasabḋanya maṙmalon.
III.
[1] ø ampiṙ biḃi kateśu/n
[2] ḋi sanakapukuṙ
[3] ranakta tanya hajati¡,
[4] sumahuṙ saṙwy amaranti,
[5] tan ṗolwa tanya hiri wwaṅ
[6] hagug̈wan saṇeṅ rajuna,
[8] hasaśahosṣa ki moṅraga
III.
[1] //0 ki surajayaglis makin tut
[2] majaṙ yyen aṇa tata/mi,
[3] tu...maƞka mdali
[4] ki hamoṅrag̈a liṅnyaris
[5] ḋiƞaṙyyan ṗunapa kaṙyya,
[6] hagĕṅ rasaṇī wṛdaya,
[7] halamī tan mareṅ ri/ ƞoṅ
[8] taliƞni baya rasadoḥ
III.
[1] ø masamṗun sinambramā saƞ asuguḥ
[2] tumahap ka boga pṛg̈i,
[3] wusnya baksa ma/ƞko
[4] ki surajaya hamoƞ aluƞguḥ
[5] ri sira saṅ maka ti,
[6] tṛpti dayanya toṅ
III.
[1] //0 aglis ṗaƞucapaṇiśun
[2] saṅƞ asgĕḥ pala/ wibuḥ
[3] tiga rasa cumariciṅ
[4] laḥ ta muçaṅ saṅ tami¡,
[5] samṗun tumahap i jiwa,
[6] hamuwusṣa wahu praṗti,
[7] hatatanyā/ swaranyalon
[8] ki surawaṇī pṛnaḥnya takon.
III.
[1] ø aḷp wijiliṅ pamuwus
[2] hañaṙ bayā sakiṅ guṇuṅ
[3] hapuṗuḍe mareṅ ki/
[4] sumahuṙ ki surajaya,
[5] tan ṗoliḥ deṇiƞ ataṇya,
[6] ranakta woṅ katalaya,
[7] haƞumbara raga winoṅ
[8] ha/met saƞṣaya kalaƞon.
III.
[1] //0 ki hamoṅraga hamuwus
[2] wiƞi sontĕn iku rawuḥ
[3] kaƞlihan lamṗaḥnya ƞliḥ
[5] manira ƞalaƞi lamṗaḥ
[6] reḥ woƞ anomm aƞeca,
[7] baya duṙgama linakon
[8] maṙme la/mṗaḥh ataƞgĕḥ ƞoṅ
III.
[1] ø halawas ḋeniƞ amaƞun
[2] tĕ biƞi kaliḥ tahun
[3] sarira duka kaseśiḥ
[4] nastapa saṅkaṇiṅƞ alit
[5] katigal iṅ/ bapa hibu
[6] naraka kasuraṅ śuraṅ
[7] hatuwa midĕr iṅ guṇuṅ
[8] hawakiƞoṅ
III.
[1] //0 wasṗada pratameṅ smu
[2] pamuniṅ janma/ lawu
[3] satriya ƞuƞṣi waṇadri,
[4] ḋi pradesanīri
[5] kina duk aneṅƞ amṗaḥ
[6] ki surajaya wacaṇa,
[7] majyapa<hi>t saṅkaṇiṅƞoṅ
[8] haƞiṅ ta/ biḃi tanṗa don.
III.
[1] ø sapa ta kakī namantā tanya śun
[2] warahĕn kamī denjati,
[3] saƞṣayatiniƞoṅ saṅ tabe/
[4] paƞeran ṗati kutu
[5] ramanira saṅ halali
[6] swape ƞaran karo
III.
[1] //0 sira mṗu sakala tuha
[2] niṅ jatī, haraṇiƞ ibu
[3] ma/nira heliṅ tan eliṅ
[4] halit wayahiśun kari
[5] pjaḥhera ramaṇiṅwwaṅ
[6] ni maƞuyu tbaḥ jaja,
[7] luḥ mijil manaḥ/...n wriṅ kon
[8] kadya ƞipi ṗolaḥnya woṅ
III.
[1] ø ki surajaya hamuwus
[2] ṣaƞṣaya biḃi twas iṅśun
[4] ṣumahuṙ saṙww anaƞis
[5] ṗulunaṇiśun sira,
[6] ramanta kapṛnaḥ sanak
[7] ḋuk. buḃaṙr iṅ jro kaḍaton
[8] ramanta pisaḥ/ lan maƞko
III.
[1] //0 duḥ bag̈wa kita hanakiṅsun
[2] kapaƞgiḥ sira riṅ ḍukuḥ
[3] liṙ panutuṇiṅ hyaṅ widi,
[4] laḥ bapa miluheṅ wukiṙ
[5] haba/ḃatuṙra heṅ rika,
[6] hakweḥ pasanakaṇnira,
[7] hatuluƞa sukĕt roṇḍon
[8] samṗun kaky alamoṅ
III.
[1] ø Apakah aku tidak akan berbuat apa-apa
[2] jika engkau mengaku
[3] orang yang menderita sengsara.
[4] Jika engkau tidak sudi,
[5] duhai, Nakmas, benar-benar
[6] semakin menderita sengsara saya, sayangku".
[7] "Nah, marilah (kita) pergi, Nakmas, anakku,
[8] selagi (....?) berjalanlah perlahan".
III.
[1] ø Segera (Surajaya) pergi setelah minta diri.
[2] Ki Hamongraga menghibur,
[3] "Adi, bersabarlah".
[4] Ki Surajaya minta diri, lebih dahulu
[5] menghaturkan sembah bakti.
[6] Suaranya perlahan,
III.
[1] ø (Hamongraga),"Jangan berlama-lama adikku,
[2] janganlah tidak kembali,
[3] masih rindu aku.
[4] Sudahlah, hati-hatilah, Adi".
[5] Surawani minta diri,
[6] lalu pergi, jalannya perlahan.
[7] // 0 // Pupuh Hartati // 0 //
IV.
[1] Cepat jalan Ki Surawani,
[2] telah jauh tertinggal Adisukma.
[3] Sampai di jalan besar langkahnya dipercepat.
[4] Indah sepanjang jalan,
[5] matahari baru saja condong ke barat.
[6] (Ia) berjalan kepanasan,
[7] karenanya berteduh pada dedaunan pohon,
[8] di tepi jalan. Terkuasai
[9] jurang-jurang terjal. Ia pergi dari perkampungan, berjalan
[10] sampai di kaki gunung.
IV.
[1] ø Hutan dan jurang sudah terlewati.
[2] Rimbunan pohon kayumas berjajar
[3] di tepi jalan, meluas.
[4] Pohon-pohon memprihatinkan keadaannya,
[5] kacau balau oleh angin.
[6] Sulur-sulur jangga dan katirah
[7] membelit pohon
[8] suwarna, sedih kelihatannya.
[9] Ki Sekarsara berkata sambil tertawa keras,
[10] "Kakang bersumpinglah".
IV.
[1] ø Ki Surajaya tersenyum, menoleh,
[2] diberi daun dan bunga sanggalangit,
[3] Ki Sekarsara yang memberi.
[4] "Berpura-pura seperti kera, adikku,
[5] memberi daun dan bunga sanggalangit.
[6] Engkau bersumpinglah pula,
[7] kakang tidak ingin (bersumping).
[8] Ketika sedang menahan diri,
[9] seorang wiku yang sedang mengusahakan tapa dengan keras keinginan bersumping itu (sama dengan)
[10] menghidup-hidupkan indriya".
IV.
[1] ø Harum angin menebarkan (wangi) bunga.
[2] Hujan menghilang. Tertiup angin,
[3] mega-mega menyebar
[4] bergerak dan bergeser menebar.
[5] Agak gelap, matahari tidak tampak,
[6] bianglala tampak di timur.
[7] Hujan gerimis, halilintar menggelegar.
[8] Burung cantaka terbang tergesa-gesa,
[9] (berbunyi) sayup-sayup di langit seperti menangis
[10] mengharapkan derasnya hujan.
IV.
[1] ø Lamalah jika diceritakan perjalanan itu.
[2] Sudah terlewatilah tempat yang tentram itu.
[3] Jalannya cepat tanpa istirahat,
[4] Ki Surajaya berkata,
[5] "Mana desa yang terlewati?".
[6] Ni Manguyu berkata,
[7] "Benar-benar terpencil
[8] yang diinginkan desa Madana".
[9] Dengan segera mereka berjalan, hampir sampai di Sitiputih ,
[10] dengan tidak memperhatikan ia bertanya,
IV.
[1] ø "Sepertinya ada desa terlewati
[2] mempesona, peninggalan orang terkemuka.
[3] Apa nama
[4] pertapaan, itu?".
[5] "Samering namanya, Ngger,
[6] di sebelah timur Petungrata,
[7] sebuah pertapaan besar
[8] menuju ke Wanapala".
[9] Sesampainya di taman, jalannya terhuyung, perlahan,
[10] capainya kaki menimbulkan kesulitan.
IV.
[1] ø Sampai di rumah ia tidak duduk.
[2] Ki Surajaya berjalan hati-hati,
[3] Ki Sekarsara kemudian berkata,
[4] "Silakan kakang terus saja.
[5] Kakang Surawani salah sangka".
[6] "Adi, jangan begitu
[7] karena maksudku
[8] menuju kepada dia yang memelihara keindahan".
[9] Seperti mendapatkan jalan Ni Tejasari,
[10] remuk redam hatinya ketika menatap (Surajaya).
IV.
[1] ø Jika siang hari perasaan batinnya ditidurkan di hati,
[2] menjadi kenyataan isi mimpinya.
[3] Sama wajahnya, sungguh tidak masuk akal.
[4] Bertindak hati-hati, hati pun hancur lebur.
[5] Hati Surajaya bergetar
[6] karena cinta asmara, hatinya tergelincir,
[7] roman wajahnya serba salah(?).
[8] Ni Manguyu berkata,
[9] "Tegurlah kakangmu, Ni Tejasari,
[10] persilakan (dia) untuk makan sirih.
IV.
[1] ø Jangan salah sangka, Anakku,
[2] dia saudara misanmu.
[3] Dahulu ketika di lembah sana
[4] saudaraku dekat
[5] berputra seorang laki-laki,
[6] yang ditinggalkan wafat.
[7] Itulah sebabnya ia (Surajaya) ingin mati.
[8] Kami berjumpa (dengannya) di gunung (lalu)
[9] Ki Surajaya kuajak kemari.
[10] Hendaklah kau ketahui (hal ini), Nini".
IV.
[1] ø Kemudian (Ni Tejasari) menyerahkan perasaannya dengan cara melakukan tugas yang harus dilakukan kepada Sang Tamu,
[2] agak malu karena tadi menatap.
[3] Bingung tidak tahu apa yang akan diucapkan.
[4] Tidak antara lama kemudian
[5] Sang Gadis berkata lembut,
[6] salah duga pikirannya,
[7] tersenyum sambil berkata,
[8] "Tenangkan hati,
[9] silakan makan sirih, yang mulia, sebagai jalinan kasih
[10] ikatan persaudaraan".
IV.
[1] ø Ketakutannya dalam ucapan (menimbulkan) kemanisan yang menyegankan.
[2] Pertanda mereka yang sedang berhadapan tampaknya
[3] baru saja menjadi kuat (ikatan) jiwanya.
[4] Ditangguhkanlah hasrat asmaranya.
[5] Hyang Asmara mengganggu dengan cinta.
[6] (Mereka) sama-sama terkuasai rindu,
[7] disatukan perasaan batinnya,
[8] benar-benar sedang sakit.
[9] Surajaya masakan urung melakukan tapa
[10] mengelilingi bumi.
IV.
[1] ø Ki Surajaya menerima tanda penuh arti
[2] (dengan) mengetahui ucapan salam (Tejasari).
[3] Bergetar rasa hatinya.
[4] "Jiwaku (...?).
[5] Sapaan manisnya tercampur pada kening
[6] yang selalu bergerak cepat sulit diatur,
[7] dihiasi dengan tawa
[8] dan isyarat mata bertujuan menarik perhatian, membangkitkan pesona.
[9] "Sangat berterimakasih kakangmu ini, Nini.
[10] (Aku) menerima kehormatan".
IV.
[1] ø Ki Sekarsara bertanya mendesak
[2] karena si ayah (Ki Darmakawi) tidak tampak:
[3] "Si Adi pergi kemana?".
[4] Tampaknya mendengar langsung
[5] akan ucapan itu, lalu segera (Ki Darmakawi) pulang.
[6] Ki Darmakawi melihat
[7] ujudnya Sang Tamu.
[8] Turunlah Surajaya.
[9] Dalam hati Ki Darmakawi tahu, berkata halus,
[10] "Duduklah Pangeran".
IV.
[1] ø Ki Surajaya menunggu
[2] kemudian menghormat kepada pamandanya.
[3] Ki Darmakawi kemudian berkata,
[4] "Selamat datang Sang Tamu,
[5] dari mana asalmu wahai yang punya kehendak?".
[6] Berkata Ki Sekarsara,
[7] nadanya agak keras,
[8] "Tidak kenal kepada keponakan sendiri!".
[9] (Ki Darmakawi) diberi tahu tentang asal mula Ki Surawani.
[10] Ki Darmakawi tertegun.
IV.
[1] ø "Apakah tidak ada kecocokan denganku, Nakmas
[2] jika berniat untuk menjadi teman dalam kesusahan?.
[3] Tinggallah di sini,
[4] dengan segala keterbatasannya".
[5] Setelah itu kemudian ia segera menyuruh memasak makanan (?).
[6] "Nakmas, silakan makan;
[7] makanan sudah dihidangkan".
[8] Ni Tejapuspa ada di rumah,
[9] memperhatikan dari rumah dari balik penyekat,
[10] matanya mengintip.
IV.
[1] ø Ki Surawani tahu akan hasrat,
[2] pada penampilan Ni Tejasekar.
[3] Air mukanya tidak terlalu kentara
[4] tingkah lakunya tampak
[5] kalau bingung hatinya.
[6] Sadar kalau ditatap
[7] tetapi (Tejasari) pura-pura tidak tahu.
[8] Tidak mau tampak kentara
[9] kalau terpesona, penuh hasrat, hatinya terpikat.
[10] Tampaknya tidak berhasil maksudnya itu.
IV.
[1] ø Dapat menyembunyikan perasaan hatinya
[2] dia yang menyuguhkan makanan dengan penuh perasaan.
[3] Perasaan cintanya sebagai pengiringnya.
[4] Muncullah Si Gadis cantik
[5] dari dalam rumah dengan mata mengerling.
[6] Ki Surajaya menyongsong (pandangan)
[7] dengan raut wajah serba salah,
[8] khawatir kalau-kalau kentara.
[9] Hatinya yang kacau disembunyikan, ditahan dalam hati
[10] roman mukanya (juga) tidak kentara.
IV.
[1] ø Hancur perasaan hatinya, gugup penuh rahasia.
[2] Keindahan yang ada pada penyair hilang tidak berguna,
[3] kemahiran pun musnah tanpa hasil.
[4] Berkata-kata hatinya (Ni Tejasari),
[5] "Tidak seperti badan ini
[6] mati jika (aku) tidur. Tidak
[7] mendesak hati untuk bersatu
[8] tidak baik kalau dipagari dan dibatasi dengan "turus".
[9] Tidak tabu, siarkan cerita ini meski pada lempir yang telah ditulisi".
[10] Lembut, tersenyum (Tejasari) pada saudaranya itu.
IV.
[1] ø Demikian kata hati Si Gadis,
[2] sangatlah besar cintanya. Dia yang berhasrat
[3] bingung tidak terkira pikirannya
[4] seperti mati lemas
[5] terkena cinta. Yang dicintai di hatinya
[6] adalah penyebab mimpinya itu
[7] terus menerus tidak surud
[8] meski dia saudara dari rantau.
[9] Ki Surajaya merupakan teman yang tepat untuk mati
[10] (demikian) kata hatinya.
IV.
[1] ø Jiwa pun kacau pada mereka (?) yang sama tujuannya dalam kehendak.
[2] Raga menjadi lesu pada mereka. yang terkuasai asmara.
[3] Sulit untuk dipisahkan, tidak terkendali.
[4] Pudar matahari, tenggelam.
[5] Malam. Hilang cahaya matahari.
[6] "Surajaya, tidurlah
[7] di balai-balai, Anakku,
[8] dengan Ki Sekarsara.
[9] Kakangmu menemani tidur".
[10] Ki Darmaguna pulang.
IV.
[1] ø "Ki Sekarsara hiburlah hati ini".
[2] "Nah Kakang, engkau tidurlah.
[3] Ajarilah (aku)
[4] menembang, melantunkan "kakawin" ,
[5] aku senang. Kakang
[6] mahir dalam mengidungkan bacaanbacaan.
[7] Ajarilah aku".
[8] Ki Surajaya berkata,
[9] "Kakangmu ini, Adi, sebodoh-bodohnya orang di muka bumi".
[10] "Engkau mengelak!".
IV.
[1] ø Kemudian (Surajaya) mulai melantunkan kidung
[2] "gula wuluh". Hati terkuasai rindu.
[3] Indah mempesona suaranya,
[4] sehingga orang sangat ingin mendengar.
[5] Barang siapa mendengar (suara itu bagai) tersayat hatinya,
[6] terharu menyayat hati,
[7] kesedihannya disembunyikan.
[8] Kagum yang mendengar,
[9] tidak bisa tidur orang-orang yang mendengar, (mereka)
[10] ingin melihat wajah (yang sedang mengidung).
IV.
[1] ø Diam, terpesona, hancur hatinya.
[2] Menimpali dengan kata-kata Ki Darmaparipta,
[3] berkata sambil tersenyum yang meluluhkan
[4] tertuju pada dia yang berhati bodoh(?),
[5] diperindah oleh Ni Wasi.
[6] Darmaguna berkata,
[7] "Nakmas, selesaikanlah.
[8] Saya tadi mendengar.
[9] Tampaknya kidung hasil gubahan itu baru.
[10] Luar biasa!".
IV.
[1] ø Di tengah malam ucapan dia yang unggul.
[2] Ki Surajaya muram hatinya,
[3] kentara dari segala tingkahnya.
[4] Kesengsaraan raganya yang diingat,
[5] tidak mempunyai tempat tinggal menderita sakit cinta,
[6] batinnya tidak pernah merasa senang
[7] seumur hidup.
[8] "Kini hatiku merana
[9] jiwa terpesona pada perwujudan yang menyegankan
[10] semakin tidak sabar saja.
IV.
[1] ø Berapapun perolehanku bertapa
[2] tidak akan berbuat rendah. Malahan akan hilang
[3] jika melakukan perbuatan dengan tidak tenang
[4] tidak mencapai tujuannya menjadi wiku".
[5] Padahal terlanjur sengsara, badan lemas.
[6] Pendapat hati,
[7] menghalangi laku.
[8] Banyak hal yang menjadi sebab urungnya tapa,
[9] ada pada rasa cinta, menyusup dalam cinta asmara,
[10] dorongan hati dilawan.
IV.
[1] ø Dirasa-rasakan tidak tidur sepanjang malam.
[2] Jika memikir-mikir buruk baiknya perbuatan,
[3] terperhatikan semua
[4] sebagai laku yang paling baik.
[5] Ia (Surajaya) ingat kepada Sang Guru utama yang memberi pesan,
[6] kini terasa pada raga.
[7] Tanpa mendengar suara,
[8] menyusup di hati tidak jauh
[9] yang selalu mengingatkan tujuan baik yang rumit.
[10] Kini (aku) mendapatkannya dimana-mana.
IV.
[1] ø Dahulu ketika aku baru saja datang,
[2] dia yang sempurna menahan(ku).
[3] Batin tidak ada yang menyimpang,
[4] satu tujuan kepada kebaikan.
[5] Meski dipikirkan oleh para perempuan
[6] hatiku tidak goyah,
[7] tidak menginginkan perempuan cantik.
[8] Ni Rumita kasihnya berlebih.
[9] Ni Warna selalu memikirkan (Surajaya), membangkitkan hasrat.
[10] Ni Taki tergila-gila,
IV.
[1] ø bertekad turut untuk melakukan percintaan.
[2] Ni Rumita mengganggu perjalanan.
[3] Ni Warini seperti kanak-kanak
[4] yang sangat ingin turut.
[5] Sangatlah besar rasa kasihnya, tidak aku perhatikan.
[6] Pada pendapatku agar terus menerus
[7] sempurna berpikiran baik.
[8] Kini menjadi salah tujuan.
[9] Cinta persaudaraan kuputuskan". (Surajaya) selalu
[10] berbicara dalam hati.
IV.
[1] ø Dihibur-hibur hatinya, tidak nyata (hasilnya).
[2] Mendesaknya hati melewati batas.
[3] Sepertinya simpang siur pikirannya,
[4] antara baik dan tidak baik.
[5] Kini malam hari tidak dapat tidur,
[6] Ki Surajaya merasa kesulitan
[7] mengendalikan keinginannya.
[8] Hati gelisah
[9] pula penampilannya terkena cinta asmara.
[10] Sang Gadis dijelmakan kehadirannya (dalam angannya) .
IV.
[1] ø Kesunyian orang tidur, tidak ada yang terjaga.
[2] Ki Darmakawi tidur dengan istrinya,
[3] nyenyak tidurnya.
[4] Ki Sekarsara tidur,
[5] mengigau merintih-rintih.
[6] Tersenyum Ki Surajaya.
[7] Malam ia tidak tidur.
[8] Membanjir munculnya pertanda
[9] sudah bersatu jiwanya, bercinta
[10] dengan Ni Tejakusuma.
IV.
[1] ø Munculnya godaan terus menerus.
[2] Ki Surajaya tidak merasa nyaman
[3] seberapapun usahanya kini
[4] desakan yang lain menguasai.
[5] Diperhatikan Si Gadis yang tajam roman wajahnya.
[6] (Surajaya) sangatlah terkena asmara.
[7] Malam hari jiwa Ki Surajaya tidak tidur.
[8] Bantal basah karena air mata yang menetes
[9] di pipi, mengalir.
IV.
[1] ø Mendesah, tidak dapat tidur,
[2] wajahnya menelungkupi bantal.
[3] Derasnya air mata mengalir.
[4] Jelaslah bahwa badanku
[5] besar penghancurannya yang mendatangi yang tidak senyatanya
[6] sebab raga tidak patut dicontoh.
[7] Kini mendapatkan kehendaknya,
[8] kebetulan sanak saudara.
[9] Dimana pun (aku berada) (aku) diberi luka hati
[10] yang menembus tiada terkira.
IV.
[1] ø Reda air matanya, diseka tidak ada yang tersisa.
[2] (Jika) mengikuti hati akan tiada akhir
[3] bertindak tidak terpuji dan bodoh.
[4] Kemudian ia mencuci muka
[5] supaya lenyaplah rasa rindu itu.
[6] Sepertinya bingung, menyimpang,
[7] remuk, pikirannya lesu
[8] tidak ingin berhasrat kepada gadis itu.
[9] Kutinggalkan bila sungguh tahu caranya.
[10] Alangkah suci murninya.
IV.
[1] ø Anak muda tahu tempat untuk menunggu
[2] tidak malu jika pun tertangkap basah
[3] sirihlah sebagai alasannya (untuk dapat bertemu).
[4] Ia (Ni Tejasari) memakai "kampuh" berwarna putih
[5] bergambar indah, kain rangkapannya berwarna hijau.
[6] Dibiarkan telinganya tampak
[7] semakin cantik , wajahnya ayu.
[8] Dia muncul sambil membetulkan lipatan wiru kainnya,
[9] jalannya agak membungkuk(?), merasa malu
[10] hatinya bercampur takut.
IV.
[1] ø Cepat jalan Si Gadis,
[2] menghaturkan sirih sebagai alasan berhasrat akan saudaranya itu.
[3] Seperti gula cair, manis kata-katanya,
[4] seperti lautan madu.
[5] Isyarat dia yang baru saja datang
[6] sesuai dengan keinginan jangan (...?) tidur.
[7] Ada pencuri menerobos pada malam hari.
[8] "Kau bangunlah,
[9] wahai orang yang baru diinisiasi".
[10] Sayup-sayup terdengar (suara) dalam mimpi.
[11] Sekejap baru saja terlelap Ki Surajaya terjaga,
[12] kacaunya hati jadi bingung.
IV.
[1] ø Hilangnya jiwa nekad untuk mati.
[2] Diam memikirkan tindakan (yang sesuai dengan) hatinya.
[3] Ki Surajaya tidak tahu keadaaan.
[4] "Ni Tejasari sayangku,
[5] kakangmu ini tidak urung mati,
[6] menjadi makanan Batara Kala
[7] karena munculnya tidak pada saat yang baik.
[8] Ada apa (kau) datang?".
[9] Ni Tejasari semakin mendekat,
[10] "Saya ingin bertemu.
IV.
[1] ø Ki Surajaya, kakangmasku, Kakang.
[2] Ada sirih racikan seorang gadis".
[3] Diterima segera (pemberian itu)
[4] digenggam tangannya (Ni Tejasari).
[5] Surajaya berkata halus,
[6] "Si Kakang menerima
[7] sirih pemberianmu,
[8] tetapi masakan dapat dibayar kembali".
[9] (Surajaya) terkena asmara, tanpa melepas tangan
[10] tercampur dalam kata-kata rayuan.
IV.
[1] ø Berdesah seperti tanpa daya,
[2] remaja yang baru saja menginjak dewasa itu,
[3] gadis, cantik wajahnya.
[4] Ia hampir menangis, berkata,
[5] "Alangkah baiknya jika abadi kasihnya".
[6] Surajaya berkata
[7] merdu suaranya,
[8] "Kacau rasa hati ini
[9] karena (kita) bersaudara misan (mestinya) tanpa halangan
[10] tetapi lain dalam hal menahan nafsu".
IV.
[1] ø Kehendak hati mendesak, tidak nyata.
[2] Ki Surajaya seperti memangku,
[3] menggebu-gebu rasa cintanya,
[4] melakukan persetubuhan,
[5] dengan hati penuh gairah, sambil menciumi
[6] Sang gadis terkuasai.
[7] Setelah sadar kembali kemudian ia mengingatkan tentang
[8] keadaan sesungguhnya yang diperbuat.
[9] Menjauhnya pertanda, kembali (mereka) berbuat baik yang diperhatikan.
[10] Semakin sengsara raganya.
IV.
[1] ø (Surajaya) melepas (pelukan) disertai kata-kata,
[2] "Yayi mas, juwitaku,
[3] (....?) (aku) Yayi.
[4] Kini apa yang sebaiknya kita perbuat?.
[5] Menikah denganmu, Yayi,
[6] meski dihalang-halangi?.
[7] Jika pun (perbuatan kita) dapat ditiru,
[8] sungguh luar biasa akan dikatakan orang;
[9] seribu tahun akan dibicarakan dengan tidak baik.
[10] Hal itu dapat diduga.
IV.
[1] ø Maksud hati melakukan hal yang sulit, akhirnya sungguh terjadi.
[2] Ki Surajaya hampir tidak berdaya,
[3] dari kata-katanya tampak semakin terjerat.
[4] Khawatir hatinya
[5] bahwa ia melakukan perbuatan yang tidak seharusnya (dilakukan).
[6] Semula ketika aku naik (ke gunung)
[7] itulah yang dipikirkan,
[8] ditinggalkan ayah ibu,
[9] dahsyatlah nestapanya badan; (lagi pula) selalu
[10] dijauhi sanak saudara.
IV.
[1] ø "Jangan sampai lupa, salah satu
[2] bangunkan, Yayi, kesadaranmu.
[3] Sebab tidak terampuni
[4] jika nafsu diikuti,
[5] luas tidak ada akhir kasih.
[6] Jika engkau kelak menikah,
[7] aku membantu.
[8] Tetapi masakan terlewatkan
[9] jika memberi hadiah sebagai pembeli "kain ragi" (?) (dan),
[10] menyumbang "lepana".
IV.
[1] ø (...?) hati Sang Gadis,
[2] bergetar hatinya, lemas bercampur takut,
[3] bingung, tidak dapat berkata-kata.
[4] Susah tidak dapat tidur
[5] karena pasti kacaunya hati.
[6] Kehilangan daya, sia-sia,
[7] hancur batinnya tidak berdaya.
[8] "Nah kau tinggallah-
[9] adapun aku kembali pada keadaan semula (seperti orang) yang bertepuk sebelah tangan.
[10] Aku mendoakanmu.
IV.
[1] ø (Aku) ingin tidak pergi dari sini.
[2] Sungguh susah rasa hati ini".
[3] Ni Tejasari, katanya,
[4] "Ki Purun, Kakangku,
[5] biarkan kata orang (meski kita) sama-sama mati.
[6] Kakang, anggaplah (aku orang) lain
[7] (....?) dan aku
[8] terkena asmara, barusan bertemu.
[9] Engkau, yang mulia, sebagai jalan kematian(ku).
[10] (Demikian) petunjuk dalam mimpi(ku)".
IV.
[1] ø Ki Surajaya agak kehilangan kesadaran,
[2] sejenak tidak berkata-kata.
[3] Terlepas jiwanya,
[4] merana, terkena kesusahan,
[5] mendengar perkataan yang muncul:
[6] "jalan kematian"
[7] menyelinap ke hati.
[8] Segalanya masakan dapat menghibur.
[9] "Perkataan yang mulia kumulyakan,
[10] aku hendak menuliskannya".
IV.
[1] ø "Teruskanlah kasihmu, Nini,
[2] lindungilah aku, Yayi.
[3] Jangan sampai tersiar pada orang banyak
[4] perbuatanmu denganku.
[5] Hendaknya sembunyikan, simpan di hati
[6] untuk dianggap sebagai hutang
[7] yang hendak dibayar kembali dengan kebaikan.
[8] Engkau sebagai bekal ketika aku pergi.
[9] Ni Tejasari sebagai saranaku untuk menjadi kuat
[10] ketika harus lewat neraka".
IV.
[1] ø "Seperti gula cair ucapanmu, Kakang.
[2] Seperti kaca jatuh di batu,
[3] remuk, sangat manis
[4] seperti rebusan air nira bercampur madu,
[5] galak di bibir tidak sampai di hati".
[6] Surajaya berkata,
[7] "Celakalah (kalau aku berkata) bohong.
[8] (Kini engkau) pulanglah barangkali ada orang
[9] melihat. Engkau mengantuk tampak lemas".
[10] Patuh (Ni Tejasari), ia pun bergerak pergi.
IV.
[1] ø (Ia) pergi dari tempatnya menunggu dengan tergesa-gesa,
[2] dengan sembunyi-sembunyi, seperti pencuri, (...?).
[3] (Ni Tejasari) segera sampai di dalam rumah,
[4] kemudian duduk termenung
[5] agak malu terasa sampai ke hati.
[6] Adapun Surajaya
[7] hatinya heran,
[8] rasanya seperti didatangi
[9] perempuan cantik dari Suralaya,
[10] hatinya sangat terpikat.
IV.
[1] ø Tidak mencapai sasaran, nafsu pun mereda.
[2] Dia Sang berolah rindu tidak menyadari akan lawan
[3] yang tersamar- besar bahayanya.
[4] Meski pergi kemanapun pikirannya,
[5] sabda utama yang dicari,
[6] menyelinap menyembunyikan diri
[7] (malah) godaan dijumpai.
[8] Ki Surajaya mendapat kesulitan,
[9] menjalani hal yang tidak menyenangkan dalam kenyataan samadi,
[10] karena mengagungkan lima indriya.
IV.
[1] ø Jiwa bergolak, hati bergetar,
[2] linglung hatinya mengembara.
[3] Kehendak yang kuat terhalang ketidaksabaran,
[4] seperti mabuk, kacau,
[5] bingung, diam tanpa suara,
[6] sambil menahan hati.
[7] Sakitnya sebesar gunung.
[8] Begetar hatinya tidak bergerak.
[9] Besarnya cinta menggenangi hati, menguasai,
[10] derasnya air mata mengalir.
IV.
[1] ø Dirasa-rasakankan desakan asmara datang,
[2] "Aku pastilah mati,
[3] kalau dinyalakan yang menjadi kehendaknya.
[4] Apa kehendaknya?.
[5] Berbuat mencuri hati?.
[6] Jika saja dia (Ni Tejasari) bukan saudara
[7] dapat diminta.
[8] Aku berusaha terhadap diriku sendiri
[9] kelak dapat berjumpa (dengannya), saling menyayangi jika takdirnya demikian
[10] sebab tidak dapat ditahan.
IV.
[1] ø Duhai sayangku Ni Tejasari,
[2] engkau pandai membuat kacau
[3] hati, memberi kegelisahan.
[4] Besarlah cintaku.
[5] (Aku) tidak mampu jika harus memutus hutang kasih sayang".
[6] (Demikian) suara hatinya.
[7] Hati menjalani laku,
[8] tubuh ini barangkali berhasil,
[9] (tetapi) pikiran mengembara seperti kera, menakutkan
[10] seperti kain sutra di api.
IV.
[1] ø Akan panjang lebar ucapanku, Kisanak,
[2] (menceritakan orang yang) terkena asmara".
[3] Bersambutlah cinta asmaranya,
[4] cinta sama-sama menyatu,
[5] diatur jika benar-benar kuat.
[6] Sesungguhnya nafsu itu maya
[7] kuat selalu menembus.
[8] Keinginan nafsu menguasai
[9] muncul dari kening berganti rupa pada orang yang unggul
[10] yang berujud Tejasari.
IV.
[1] ø (Ni Tejasari) seperti burung cantaka mengharap derasnya hujan,
[2] keluh kesahnya membangkitkan belas kasihan.
[3] Masakan urung menjadi lebih cepat
[4] kematianku.
[5] Hidup pun mendapatkan sakit asmara
[6] menyebabkan raga mengembara.
[7] Jika sudah terlanjur mendalam
[8] rasa hati sudah menyerah.
[9] Hati-hati pada desakan yang dahsyat dan nyata,
[10] di dalam (rasanya) mendesak-desak.
IV.
[1] ø Ki Wani tidak dapat memejamkan mata sepanjang malam,
[2] merenung-renung diri manakala menyadari perbuatannya.
[3] Kini diceritakan pagi hari,
[4] ayam berkokok bersamaan dengan
[5] tanda waktu dibunyikan satu kali. Segera bangun
[6] Ki Darmakawi, bersuara,
[7] (Ki) Sekarsara (juga) bangun.
[8] Pagi pun benar-benar muncul.
[9] Agak khawatir hati Sang Tamu
[10] (karena) keunggulannya cacat.
IV.
[1] ø Perasaan hatinya bergetar,
[2] sudah terlanjur. Mau apa lagi?.
[3] Ki Darmakawi duduk di balai-balai,
[4] Surajaya ditatap
[5] tampak tidak ceria hatinya.
[6] Wajahnya pucat kekuningan,
[7] menjawab sedih,
[8] "Sesak rasa hati ini,
[9] badan terasa sakit, semalaman tidak dapat memejamkan mata
[10] jiwapun gelisah".
IV.
[1] ø Ni Tejasari belum bangun,
[2] masih meringkuk(?) berselimut(?).
[3] Agak malu, hatinya hampa,
[4] sedih seperti merana.
[5] Darmaguna berkata lemah lembut,
[6] "Tumben anakku,
[7] pagi-pagi belum bangun.
[8] Tidak ada asap dupa,
[9] sepi. Kemudian bangun, Si Gadis bergegas
[10] segera ke tempat mandi.
IV.
[1] ø Sejumlah gadis bertemu
[2] dengan janda muda dalam tujuannya ke perigi.
[3] Pembicaraan di jalan tidak lain tentang
[4] tamu mereka di selatan situ
[5] yang bijaksana, dapat ber"kakawin"
[6] membuat hati takjub.
[7] (Mereka) mendengar kidung,
[8] semalaman tidak ingin memejamkan mata.
[9] Mereka menjauh tertawa nyaring,
[10] ramai saling mencolek.
IV.
[1] ø Ganti (topik) tidak ganti cerita, muncul
[2] karena hati yang waspada. Bohong
[3] membanjir tidak surut munculnya.
[4] Keluar kata-kata
[5] jauh agak menyamping.
[6] Alasannya bercerita
[7] dengan maksud untuk penghiburan
[8] menutupi hati yang (...?).
[9] Ki Suranata diperkirakan saatnya menemukan wisik
[10] dituangkan pada alat tulis.
IV.
[1] ø Satu konsentrasi Sang Penyair,
[2] Ki Surajaya sebagai puncak cerita.
[3] Artikanlah segala yang tampak.
[4] Tejasari diceritakan.
[5] Lihatlah, perhatikanlah dalam hati,
[6] perbuatan yang penuh teka-teki
[7] luhur dalam laku.
[8] Semuanya (berisi) nasehat yang amat berharga.
[9] Jika (hal ini) dapat ditemukan, itulah ujudnya Sang Darmajati,
[10] yang sebagai isi perumpamaan (syair ini).
IV.
[1] ø Selalulah untuk mengingatkan menggubah puisi,
[2] agar selalu mencipta dengan berlimpahnya pengetahuan.
[3] Raga berlagak seperti penyair namanya itu,
[4] tidak binasa dia yang menyalin.
[5] (Seorang) anak perempuan memberi tahu yang senyatanya,
[6] membuat gubahan
[7] mengikuti kebodohan,
[8] membuat terbukanya hati;
[9] sebab menulis tanpa sumber,
[10] kemauannya ada di dalam pikiran.
IV.
[1] ø
[2] sengkalan puisi ini diciptakan.
[3] Hitunglah mulainya yang dengan isyarat itu.
[4] Dimana tempatnya menyusun syair ini,
[5] ketika diceritakan. Ki Surawani
[6] selalu jelas terbaca.
[7] Ki Sanata mengurangi kesedihan (dengan)
[8] menyusun (syair ini) dengan sangat hambar.
[9] Terpesona pada keindahan gunung Kawi,
[10] dengan berbekal susah dan malu.
IV.
[1] ø Akan panjang pembicaraan penyair
[2] karena menemukan tanda-tanda peperangan.
[3] Sudah menjadi bawaannya,
[4] sebagai senjata adalah perkataan.
[5] Ki manguyu bangun,
[6] matahari pada bulan Magha.
[7] Ramai mereka minum-minum,
[8] sangat gembira hatinya.
[9] Para manguyu sibuk ber"kakawin"
[10] meniru seperti (peninggalan) jaman dahulu
IV.
[1] ø Lima hari lamanya berjaga,
[2] di luar, selalu ada di dangau.
[3] Siang malam ada keramaian
[4] dengan tuak yang terus menerus
[5] mengalir tidak ada surutnya, tetap terus (mengalir).
[6] Telah siap lauk empat rasa.
[7] Ki manguyu mabuk,
[8] riang gembira bernyanyi bersahutan,
[9] melontarkan kata-kata "plesetan", itulah tidak lain yang dibicarakan,
[10] yang lain membicarakan judi (?).
IV.
[1] ø Para muda-mudi banyak jumlahnya masih kecil-kecil.
[2] Ni manguyu dan yang lainnya turut ber"tandak".
[3] Ni hindang senang hatinya
[4] berputar salah tingkah,
[5] ramai ber"tandak" melengking-lengking
[6] menghabiskan tenaga.
[7] Senang Ki manguyu,
[8] mabuk semakin agak kurang ajar (sembrana),
[9] ucapannya tidak karuan, tangannya menggapai-gapai, menenggak minuman,
[10] tempat minumnya terlepas.
IV.
[1] ø Yang lain jatuh dari duduknya,
[2] hilang keadaan semula, berantakan.
[3] Ada yang muntah di tempat menari,
[4] mabuk tidak perduli aturan,
[5] kacau semua meraba-raba.
[6] Ada yang jatuh terlentang,
[7] pening kepalanya,
[8] bangun lalu jatuh terlentang
[9] seperti orang gila, kotor keadaannya, membawa pula pikirannya
[10] sedikit bercampur muntahan
IV.
[1] ø Sudah puas ketika bangun.
[2] Pagi hari kini diceritakan.
[3] Ni hindang kini turut serta
[4] mereka berkampuh serupa.
[5] Diceritakan Ni Tejasari
[6] yang sebagai pemimpinnya
[7] telah berganti memakai "kampuh"
[8] (berwarna) putih bercorak sayap burung nuri.
[9] Ia memakai kain berwarna meriah, halus dengan dasar putih,
[10] pantas, anggun tingkahnya.
IV.
[1] ø Rampingnya pinggang yang putih bersih,
[2] gemulai seperti anak panah
[3] yang dicabut dari kantongnya.
[4] Wajahnya menarik, tenang,
[5] roman mukanya dan tatap matanya memancarkan cinta.
[6] Alis yang lengkung datar, mengkilat
[7] membuat hati rindu.
[8] (Matanya bagai) bunga padma seperti permata kencana,
[9] rambutnya seolah-olah awan mengandung hujan,
[10] dengan hiasan kepala kelembutan.
IV.
[1] ø Putihnya gigi barusan dipoles,
[2] terselip pada bunga katirah
[3] seperti buah manggis merekah. Ketawanya
[4] seperti mengulum madu
[5] dan air gula yang tumpah di gula.
[6] Kelihatan roman muka,
[7] tajamnya tatapan (mata)
[8] memberi sakit pada yang melihat.
[9] Kesusahan mendalam pada pikirannya. Ki Surajaya tidak habis
[10] rasa kasihnya, bagai tidak sadar.
IV.
[1] ø Sejumlah perempuan terasuki asmara.
[2] Ni Rutarja, Ni Sekar, Ni Dosa
[3] yang lain Ni Ratnasari
[4] mengikuti, mereka berusaha memikat.
[5] Sedangkan Ni Rumawit dan Ni Rumani
[6] (Ni) Suwarna,
[7] Ni Padma tidak ketinggalan
[8] sama-sama muda cantik wajahnya.
[9] Yang seorang lagi lembut, seorang wanita manis
[10] bernama Ni Witarja.
IV.
[1] ø Ada dua bersaudara wajahnya seperti lukisan,
[2] bagai kembar wajahnya.
[3] Ni Sumarsa seperti ibu lakunya,
[4] pantas tingkahnya halus.
[5] Ni Rumawit perilakunya,
[6] (...?) tingkahnya
[7] menjadi pembicaraan para perempuan.
[8] Tidak ada yang seperti kakangmbokku Ni Tejasari
[9] yang sebagai bunga desa.
IV.
[1] ø Ni Rutarja warna kulitnya kekuningan.
[2] Ni Ratnasari bagai pisang ranum,
[3] kuning warna kulitnya (...?).
[4] Ni Suwarna warna kulitnya kuning
[5] seperti bunga kuranta. Adapun
[6] wajahnya seperti daun kepuh bentuknya,
[7] roman mukanya tenang.
[8] Mereka berjalan bersantai santai.
[9] Gemulai pembawaan Ni Padmasari,
[10] seperti pohon tertiup angin .
IV.
[1] ø Para perempuan riang gembira,
[2] hati berkelana, cerah roman mukanya,
[3] sudah selesai berhias
[4] enggan (pergi) kerasan di desa.
[5] Gadis gunung pandai bertani,
[6] jika memakai kain berbeda dari
[7] kebiasaan (orang-orang),
[8] jika memakai selendang seperti orang memakai "kampuh".
[9] Mereka memakai bunga priyaka yang memenuhi telinga
[10] yang karenanya mengusap-usap.
IV.
[1] ø Ni Tejasari tidak lain yang dipuji-puji,
[2] yang menjadi buah bibir para pemuda.
[3] Diceritakan tingkah lakunya
[4] agak malu-malu ulahnya.
[5] Banyak (pemuda) yang menginginkan tetapi bertepuk sebelah tangan.
[6] Tidak berbeda pula halnya Ki Surajaya
[7] hatinya merindu, (tetapi)
[8] disembunyikan, tidak gegabah .
[9] Meski hati sakit (asmara) disamarkan di dalam hati
[10] tidak muncul dalam ucapan.
IV.
[1] ø Sejumlah gadis pertapa perempuan
[2] tergila-gila, hatinya sedih.
[3] Tidak lain tujuan hatinya
[4] adalah Ki Surajaya yang diperhatikan.
[5] Dicoba untuk didapatkan daya pikatnya pada isi
[6] sindiran dalam ber"tandak".
[7] Rintihan orang yang merindu,
[8] disajikan dalam syair.
[9] Mendapat kenikmatan Ki Surajaya
[10] karena banyak yang berhasrat (padanya).
IV.
[1] ø Ni Tejasari sebagai yang pertama,
[2] Ni Sumarsa dan Ni Witarja.
[3] Ni Sekar, Ni Dosa berikutnya
[4] berurutan bersama-sama,
[5] tampak bagai bidadari
[6] yang bercengkrama di taman
[7] (mereka) berusaha mendapat pesona keindahan.
[8] Ni Sari sebagai pusat di tengah,
[9] Ni Rutarja, Ni Ratnasari, Ni Warini,
[10] Ni Rumawit terakhir.
IV.
[1] ø Sudah pergi dia yang membawa keindahan.
[2] Ki Surajaya pergi berkeliling,
[3] Ki Sekarsara menemani.
[4] Para pemuda menghantar,
[5] semua berhias bersumping.
[6] Tidak diceritakan di jalan,
[7] jauh yang dituju,
[8] sudah ke arah tempatnya berguru.
[9] Ramai-ramai(orang) ber"tandak" dengan sungguh-sungguh, kemudian diteruskan lagi
[10] selalu berganti tembang.
IV.
[1] ø Serupa mereka bersumping
[2] bunga pakaja, mempesona hati.
[3] (Hal ini merupakan) kegembiraan para perempuan muda dan tua(?) semua.
[4] Semua berwajah cantik
[5] hanya satu yang unggul
[6] tingkahnya ceria
[7] berbadankan "gadung";
[8] kecubung kasihan pun alah.
[9] Demikian penampilan Ni Tejasari
[10] seperti jamur intan.
IV.
[1] ø Bertambah cantiknya (Ni Tejasari) dengan caranya bersumping
[2] dengan pucuk katirah disematkan pada bunga kenanga
[3] seperti gunung kembang meluas,
[4] memenuhi tanpa getah.
[5] (Ia) memakai "pamelar" daun tal yang diputihkan
[6] seperti gunung yang terhiasi tampaknya
[7] tetapi tidak sempurna,
[8] menimbulkan kasihan berada di gunung.
[9] Tidak kelirulah ia sebagai bunga pertapaan itu
[10] dijaga oleh pembantu-pembantunya.
IV.
[1] ø (Ia) tidak mempunyai keluarga, tidak cakap juga tidak mahir
[2] dalam bersyair,
[3] tidak bebas(?), tanpa sarana,
[4] kasihan tidak ada yang mencintaimengharukan, gundah.
[5] Mana yang menjadi sebab dari perbuatan masa lalu
[6] tidak jauh dari badan.
[7] Satu ikatannya
[8] sebab tidak dapat dikuasai (?).
[9] Samadinya sungguh-sungguh, lakunya hebat
[10] hasilnya bertapa brata
IV.
[1] ø "Oṃ kara" sabda bergema kesana kemari
[2] dari dia yang berkelimpahan pengetahuan.
[3] Ki Hadal mencari
[4] arti yang satu, (yaitu):
[5] berapa banyak isi bumi,
[6] yang penuh sesak tidak bersela.
[7] Tidak bolehlah hal itu (dilakukan).
[8] Samudra keindahan ilmu bahasa,
[9] tetapi satu tujuan perwujudan sang kawi
[10] yaitu selalu bercerita.
IV.
[1] ø Bagaimana orang yang disebut penyair itu?.
[2] Jarang yang tahu keadaan sesungguhnya hakekat sang kawi.
[3] Duhai dimanakah tempatnya
[4] dia yang merangkai kata- kata.
[5] Surajaya mencari.
[6] Dasar anak muda tidak tahu kearifan-
[7] mencari Sang Hyang Hayu,
[8] padahal sudah ada di badannya (sendiri).
[9] Karena itu (ia) mendapatkan kesulitan besar yang menguasai hati,
[10] menghibur dengan laku.
IV.
[1] ø Menguasai lima indriya yang membelenggu,
[2] sudah lama menimbulkan belas kasihan.
[3] Tambahan lagi tanpa surut kehendaknya.
[4] Besarnya kasih membanjir tidak surut,
[5] tidak sabar, menderita luka
[6] bahkan mati pun (rela)
[7] asalkan aku kesampaian maksudnya.
[8] Hampir genap tiga bulan
[9] menderita sakit, sangat merana
[10] tidak dapat diobati.
IV.
[1] ø Menguasai hati (tetapi) tidak berhasil.
[2] Agak bingung pertimbangan hatinya.
[3] Nasehat panjang lebar pun tidak ada gunanya,
[4] tidak mampu melakukan dengan gigih.
[5] Sepanjang jalan Ki Surawani
[6] memikirkan dengan hati-hati,
[7] tidak ada yang menanggapi.
[8] Tidak diceritakan di jalan.
[9] Sampai di rumah perjalanan sang pemuda
[10] kemudian mandi.
IV.
[1] ø Ki Surajaya kasihnya tidak habis,
[2] karena itu ia ingin pergi.
[3] "Hatiku, sayang sekali, mendapat kesulitan;
[4] lebih baik aku pergi".
[5] Setelah siap kemudian minta diri,
[6] "Engkau tinggallah,
[7] saya hendak melanjutkan perjalanan.
[8] Semakin menjadi-jadi derita asmaranya.
[9] Tenanglah, engkau jangan merasa kehilangan. Selamat tinggal,
[10] sayang, sehat-sehatlah selalu".
IV.
[1] ø Sangatlah cintanya dia yang minta diri.
[2] Ki Darmakawi menghalangi kepergiannya,
[3] bergumam bercampur khawatir
[4] atas permohonan pamit keponakannya itu.
[5] Suami istri itu (Darmakawi) menegur,
[6] menanyakan sebab apa (Surajaya) pergi,
[7] "Ki Wani, Anakku",
[8] tidak malu air matanya ditelan,
[9] "Jangan pergi, Ki Surajaya, Anakku".
[10] (Surajaya) memaksa pergi jua.
IV.
[1] ø (Surajaya) pergi dari pintu gerbang dengan tidak perduli.
[2] Sedih, ingin tidak terus (tetapi)
[3] dipaksakan, dipercepat jalannya.
[4] Berkelebet tepi kampuhnya
[5] tertiup angin, berkibar, bergetar
[6] seperti lambaian tanda persetujuan yang menimbulkan perkiraan
[7] mengajak bercinta.
[8] Sampai di persimpangan menuju ke mata air
[9] (Surajaya) berpapasan jalan dengan Ni Tejasari.
[10] Bergetar hatinya ketika menatap.
IV.
[1] ø Hilangnya jiwa seperti tersembunyi
[2] tidak berkata-kata, seakan-akan raganya tanpa jiwa.
[3] Terharunya hati disembunyikan.
[4] Ramah ucapan yang muncul,
[5] kata Ki Surawani;
[6] "Yayi, (engkau) jangan merasa kehilangan,
[7] kakangmu ini mohon diri.
[8] (...?) (engkau) segera mendapat lamaran".
[9] Terbata-bata perkataan Ni Tejasari hampir menangis,
[10] "Ke mana tujuannya (engkau) pergi?.
IV.
[1] ø Apakah hal ini karena ketidakacuhan
[2] ku, Kakang?. Ketahuilah olehmu
[3] jika (engkau) tinggal sendiri
[4] tidak terdengar (kabarmu) olehku
[5] membuat khawatir hati (ku)
[6] yang menguasai,
[7] membuat hatiku terluka".
[8] "Sudah lama aku menaruh hati padamu, Nini,
[9] hati tidak lagi dapat merasakan kegembiraan.
IV.
[1] ø Itulah sebabnya tidak merasa terluka
[2] Kakangmu, Nini, mudah-mudahan kesampaian maksudnya.
[3] (Engkau) tinggallah, saya akan berlaku seperti "kulanṭe"".
[4] Dipercepat jalannya
[5] pergi, menyelinap, menghilang, tidak menoleh,
[6] diputuskan dalam ketabahan.
[7] Si Gadis yang tertinggal termangumangu.
[8] Tapa yang hebat bukan tempatnya untuk bersenang-senang.
[9] Jika diperhatikan di dalam hati menimbulkan rasa hormat.
[10] Sepertinya hanyut jiwanya.
IV.
[1] ø (Ni Tejasari) sangat tertegun. Tidak lain yang dipikirkan
[2] Ki Surajaya yang ada di dalam hatinya.
[3] Jika malam hari, ia tidak dapat tidur
[4] karena memperhatikan
[5] dia yang penuh hasrat. Kesanalah hati tertuju.
[6] Rasanya seperti terbayang di mata.
[7] "Kakangku, Ki Purun,
[8] rindu, katanya ketika pergi.
[9] Jika diperhatikan seperti ingin mati saja
[10] jika engkau tidak datang".
IV.
[1] ø "Sembunyikan saja sakitmu, wahai (engkau) yang tinggal ".
[2] Demikian kata dia yang bertujuan pada keindahan.
[3] Diceritakanlah dia yang terkena asmara,
[4] disebarang tempat melamun,
[5] sakit asmara, (padahal) tapa yang dicari
[6] pada pikirannya. Tidak terkira
[7] kematian yang diinginkan.
[8] Ia pergi membawa kesedihan.
[9] "Kemanapun raga ini yang kucari
[10] adalah mati ditempat yang lapang".
IV.
[1] ø Beberapa bulan lamanya ia terkena sakit asmara.
[2] Ki Surajaya (kini) berada di jalan besar.
[3] (Keinginannya) segala tempat untuk dicapai
[4] tujuannya untuk bersuka cita, bersenangsenang.
[5] Ia (pergi) ke tempat tinggal para ajar, yang pertapaannya indah.
[6] Ia tinggal di seluruh tempat pertapa perempuan
[7] disebarang tempat.
[8] Banyak yang tertarik pada wajahnya (Surajaya).
[9] Aduhai!, ada pula yang ditinggalkan (Surajaya) menangis,
[10] ingin turut pergi.
IV.
[1] ø Banyak wajah yang menarik, tetapi tidak diperhatikan (oleh Surajaya).
[2] (Surajaya) menjadi pusat perhatian tetapi ia tidak berhasrat.
[3] Tidak lain yang dipikirkan kemana-mana
[4] hanya dia yang membekali rasa rindu.
[5] Dalam hati dipuji-puji.
[6] Satu yang ada pada pusat jiwanya
[7] tidak lepas dipeluk
[8] yaitu agar dia yang tinggal berbahagia dan selalu sehat.
[9] Ni Tejasari sebagai tali
[10] ... dalam menjalani laku.
IV.
[1] ø Sudah dijelajahi semua sesuai kehendak hati
[2] seberapa pun besarnya Gunung Pawitra,
[3] jajaran (pegunungan) malahan semuanya
[4] juga semakin ke selatan.
[5] Sudah ditinggalkan Gunung Mandara yang suci itu.
[6] Semakin tertunta-lunta (Surajaya)
[7] menyusuri lereng gunung
[8] mulai dari Gunung Rajuna,
[9] bersikeras untuk sampai di timur Gunung Kawi.
[10] Nekad untuk mati.
IV.
[1] ø Kesengsaraan badan menimbulkan belas kasihan.
[2] Selalu ingat dengan jelas
[3] Jalan yang sulit dilalui, rumpil.
[4] Pikirannya seakan-akan terdorong
[5] untuk melakukan brata, yang menyebabkan badan lemah.
[6] Seperti layang-layang putus (benangnya);
[7] mati, jiwanya merana
[8] hilang ke hutan belantara tidak terkira.
[9] Sejumlah bahaya yang menyulitkan tidak diperhatikan
[10] sudah nekad untuk mati.
IV.
[1] ø (Ia) terus berusaha tidak undur karena sudah menjadi niatnya.
[2] Dirinya seakan-akan ingin terjun ke jurang
[3] untuk mempercepat kematiannya.
[4] Berlagak berani (...?)
[5] Tidak sabar untuk tetap hidup,
[6] tidak mampu menjalani
[7] karena pikiran yang tidak suci
[8] lebih-lebih karena aku tergila-gila,
[9] terkena asmara berhasrat pada perempuan cantik,
[10] lemas menderita sengsara.
IV.
[1] ø Perlahan Ki Surajaya berjalan.
[2] Berulang kali menoleh, berulang kali berhenti,
[3] pada dia yang memberi rasa rindu.
[4] Hancur, hilang jiwa pun lebur
[5] terkuasai oleh Ni Tejasari
[6] yang seperti bayang-bayang.
[7] Semakin terpikirkan,
[8] patah hatinya,
[9] raga lesu, bingung, sangat sedih,
[10] sesak rasa hatinya.
IV.
[1] ø Sampai di jurang jalannya,
[2] lemah bergetar kaki kecapaian.
[3] Dipaksakan diperkeras kemauannya.
[4] Di tepi jalan besar
[5] Ki Surawani berhenti beristirahat
[6] di bawah beringin besar.
[7] Setelah duduk termangu
[8] segera ia merasa mengantuk.
[9] Seakan-akan menyuruh segera memejamkan mata, suara burung gending
[10] yang berkicau memenuhi jalan.
IV.
[1] ø Sejenak terlelap segera disadarkan lagi hatinya
[2] seperti kera yang bangun.
[3] Kemudian ia melanjutkan perjalanan dengan tidak peduli.
[4] Mendesau suara angin
[5] agak miring (jatuhnya) titik-titik gerimis yang deras.
[6] Burung cantaka berbunyi bersahutan
[7] seperti minta hujan,
[8] berbunyi ramai mengangkasa,
[9] menimbulkan belas kasih seperti tangisan perempuan
[10] hakilayw ahanut lamṗaḥ
IV.
[1] ø hamĕwĕhī/.....ṇiƞ ati,
[2] mĕṅgaḥ maƞṣaḥ ri sadawata,
[3] saƞṣaya lṗas lakune
[4] kweḥṇiṅ desa kapuƞkuṙ
[5] kaliwatan kaṛp ka/ṗeriṅ
[6] prapta riṅ kag̈nĕƞan
[7] jĕṅ karasa gupuḥ,
[8] sigra tumanḋuk i daṙmma,
[9] tuṣṭa ṗanusuṅ pañjraḥniṅ saṙwwa śari
[10] kadyatuṙ mara rima
IV.
[1] //0/ /........ƞ aliƞgiḥ
[2] maƞĕ mihat rasminiƞ udyana,
[3] pañjraḥni saṙwwa pusṗa kweḥ
[4] sumanaṙsa mṛpadu/,
[5] mayat mĕkaṙ kadyatuṙr wwaƞi,
[6] piṇḍapiṇḍa masinaṅ
[7] mĕṇḍuḥ saṅƞ ākuḍu,
[8] sulastri tenupi yatak
[10] ...danta maƞalaṣa
IV.
[1] //0 umyaṅ sabḋaṇi brahmara ƞuśi
[2] wṛdaḥ hāmukti sarini kĕmbaṅ
[3] jaƞgaka/sturī rumaweh
[4] alum ṣkaṙnya luru
[5] kweḥni darā rupamet sari,
[6] humuƞ awijaḥ
[7] daṙpa saƞṣi madu
[8] ramya tuƞgalan ṗatrapa/ ...
[9] ........... kusuma ciptani kawi,
[10] kweḥni skar amijaḥ
IV.
[1] ø mrik ṣumawuṙ wwaƞini kumuniṅ
[2] pañjraḥniṅ kanaƞa maƞ√/n aṙsa,
[3] çiṇḍaga hatuṙ wirage
[4] kalak ḍosa hanuṅsuṅ
[5] kadya sgĕḥ waƞiniṅ sari,
[6] mayaṅ mkaṙ tumahap.
[7] mrikniṅ skaṙ tañjuṅ
[8] kentaki paṛṅ ha/.....
[9] .....ƞṣawoya sumaṙ mrik miƞi
[10] wenot i samirana
IV.
[1] //0 tibrani ña lwiṙ kadi kanin
[2] ṣyu siṙṇā/dḋaya kadi kawƞan
[3] rasmini jro daṙmma penet
[4] waṙnaṇira saṅ kantu
[5] øiṙ gumawaṅ kacakreƞ ati,
[6] kadya nukṣma heṅ kĕmbaṅ
[7] rasaniṅ gugu/....
[8] ....... kalƞĕƞan
[9] nī tejaśarī lwiṙ kapaṅgiḥheṅ daṙmma
[10] g̈ĕṅṇi kawulaƞunana
IV.
[1] //0 ki surawaṇi mi/hat waṙṇnani tulis
[2] halalakon mahisa tan ṗgat
[3] sumĕkeṅ prawwata hamet
[4] ṣwami saya kagug̈u
[5] waṙṇnanira saƞ aśu braṅti,
[7] ... kataman lulut
[8] ragasamaya kocapa,
[9] saka wetaṇni kawī hamoṅ karasmin
[10] menḋra taṇ aṙse kaṙ/yya
IV.
[1] ø na datan tĕṙsne kadaṅwraga ƞikis
[2] ṗrapta mahamer√ hana roṅ wulan
[3] lamṗaḥhe saya maƞilen
[4] hamoṅraga kalaƞo/
[5] ...... teƞ arini,
[6] haƞaloṙ tan wriṅ maṙga
[7] lakune kumuñcup
[8] kadukapiṅ kalaraban
[9] sigra lamṗaḥhira pra/pti ḍatƞe kawi,
[10] tan kaṇḍĕg̈ ṗunaṅ pada
IV.
[1] //0 layatiṅ wṛdḍaya karasa wrin
[2] ṗriṅgani maṙga duk ṗrapti blatan,
[3] tuṅgal maṅka bayane
[4] kro/.........rusuḥ
[5] hamaksakĕn tindaknya pṛgi,
[6] lamṗaḥ prapti kajnĕṅƞan
[7] wutuḥ dayanipun
[8] ṗan tanṗa cipta huripa/,
[9] rag̈asama lagya kaknan titiṙ
[10] duk tĕkeṅ kag̈nĕƞan.
IV.
[1] ø lwiṙ panḋaṇiṅ hyaṅ nugraha widi,
[2] ragasamaya kaṇḍĕg lamṗaḥnya
[3] rere/....
[4] ......... ka.....
[5] hamiweka sakalaṇi daṙmiṅ
[6] malawasiṅ gopura,
[7] sakakalanipun.,
[8] muṙtiniƞ ā/met. nugraha,
[9] sapamaṙta punya hanakitri
[10] punaḥ taṅ paramuka
IV.
[1] //0 rag̈asamaya sakṣana liṅgiḥ
[3] sumusuƞ aḷp wuwu
[4] pasaṅ yogya sa rawuḥ
[5] di pinakanira hamoṅ kapti,
[6] ragasamaya namṗani
[7] sipta wriṅ la/ku,
[8] tan ṗoliḥ denya taṇya,
[9] saka wetan ṗun mitra budi kapalis
[10] haƞoṅ datanṗa sana
IV.
[1] //0 manira ganty ata/.......
[2] hadi pṛnaḥhiƞ amaƞ√ṇ aśrama,
[3] ki surajayadan liƞe
[4] salawasṣi tumuwuḥ
[5] tanṗa saṇā haƞidĕ/ri bumi
[6] duruƞ abaḃatura,
[7] halaƞut satuwu
[8] haƞuniƞa bogaṇi lyan
[9] waṛg lara braṅta kasmaran i budi,
[10] haƞecareṅ/......
IV.
[1] ...i...juna
[2] ren tigaṅ saṣi¡,
[3] braṅtani ciptā haṙse wuwujaṅ
[4] maṙmani raga ƞulanṭe
[5] tan kawasa/na hĕnĕkuṅ
[6] mon karasa de¡ṇiṅ kasiśiḥ
[7] mitane tan panaƞgal
[8] hiḍĕp ṣalaḥ wtu,
[9] sinamun mareṅ pawitra,
[10] hatitiraḥ kaṙ/..........
[11] ....ni tigalana
IV.
[1] //0 ragasamaya rumakseƞ ati,
[2] pawaraḥhira ki surajaya,
[3] saṅjatī hala hayune
[4] cloṙri budḋi campuṙ
[5] kawisaya manaḥ rasmi,
[6] ḍuṣṭa marupa tapa,
[7] tañ jatī yeṅ laku
[9] .....ƞgal ḋeṇiƞ anamun lara śiḥ
[10] sami lan ṗakaṇira
IV.
[1] //0 hadi kaṅ sinanjya haƞe/ca maṅkin
[2] ṗanalimuraṇi raga wihyaṅ
[3] ki surajaya hujare
[4] hapti wikana teṅsun
[5] kasub rame riṅ kayutaji¡,
[6] saṅ śipta masĕmbu/ra
[7] ............ teṅs
[8] n
[9] taṇḍĕś riṅ ranubawa,
[10] maṙmmaniṅ ragā wihyaṅ kadya matitis
[11] haƞaraḥharaḥ lamṗa/ḥ
IV.
[1] ø punapa dyaṇiƞ aƞetan maṅkin
[2] riṅ kayutajī śiṙṇna rinuraḥ
[3] pahe lan wiƞi baƞīwen
[4] ṗunaḥ dugama luyut
[5] ṗaṅha/........ta yamīdi,
[6] talaya ni mahenḋra
[7] tan wuruṅ katmu
[8] woṅ guṇuṅ maka paƞawak
[9] maṙmani sukṣma tatwa niṙ ta/nṗa gati,
[10] talib ḋeni nuraga
IV.
[1] ø balik aṇĕṅguḥ rame ri kawi,
[2] wṛtani pratamā moṅƞi lamṗaḥ
[3] kayutajī ka/....leṇ
[4] nurageṅ sunu laƞu
[5] ri baḃahan rakya mirate,
[6] hadiniṅ wana para jñaṇa
[7] kaṅ minaka ḍapuṙ
[8] tuhu/ muṙtẗiniṅ patapan
[9] ḋawĕg ṗaƞeran haƞeça mari kawi,
[10] taṇn amun maṇaḥ rimaṅ
IV.
[1] //0 puṇnapa tan kasukaṇniṅƞ ati,
[3] pasa ....gya teṅśun make
[4] muwaḥ patanyaṇisun
[5] wriṅƞ īṣti manira samiṙ
[6] swapa wṛtini tapa,
[7] pa/saṅtabe pukulun
[8] haparab ki surajaya,
[9] hagyanta tanya śwapā ṗarabta kaki,
[10] pusṗa ragasamaya
IV.
[1] //0 hasoṙ panaṙpaṇira ki sura/....
[2] ..... deṇira wilasa,
[3] ta sanak ṗaḍa ƞulanṭe
[4] rag̈asamaya muwus
[5] kamayaƞan hyan ṣira sudi,
[6] dwi kaṙyya/ṇi waçana,
[7] kaki dera muwus
[8] wriṅ naya ragasamaya,
[9] pakanira paƞeran maka tutudḋiṅ
[10] manirā baya kakaṅ
IV.
[1] //0 ki surajaya/........
[2] ..... ḍatƞeṅ pasaṙ
[3] wwantĕn ḋĕmi tigaṅ kepeṅ
[4] tubasakneṅ pi wruḥ
[5] hasmu guyu saṅ minakari,
[6] ya ḍu/h antuk ṗunapa,
[7] kaṅ dmi tĕtlu
[8] kuraṅ patukuwa kĕmba
[9] punika kākaṅ wwantĕn haṙta kakaliḥ
[10] patukuwā tutumpaṅ
IV.
[1] //0 ki ragasamayā,/......
[2] .........paṅ prapti ṗasamohan
[3] walanḋāne lima kepeṅ
[4] sḍaḥ woḥ kaṅ dentuku
[5] le palaga/ntuṅ haji kakaliḥ
[6] lawan kĕmbaṅ pulawa,
[7] sipi nisṭanipun
[8] gaṛm holiḥhe haminta,
[9] pinaka sĕṣḍĕpiƞ apawṛti,
IV.
[1] ...........ru wus ṗinasṭi
[2] kajĕṇĕƞaṇiṅ hyaṅ widy āwilasa,
[3] haśuṅ pamasta ƞawake
[4] paṇug̈raha/niṅƞ ayu
[5] śurajaya waçana haris
[6] laḥ yayi marakeya
[7] ƞoṅ sḍĕpi masku
[8] ki ragasamaya prayatna,
[9] hatuṙ sĕmbaḥ tummĕkul rasaṇiṅ/..
[10] .........
IV.
[1] ..... tlas ṗrasida sanak tumitiḥ
[2] ki surajaya hādan lamṗaḥ
[3] saḥ ṣakiṅ daṙmma lakw aki
[4] ra/g̈aśamaya tumut
[5] hasmu hegaṙ ñana sumiriṙ
[6] saksat muƞgiṅ swapna
[7] sukaṇi raga kuṅ
[8] tkeṅ juraṅ raṇḍĕgan
[9] ki surajayā migrakĕn la/.....
[10] .......rup saṅ hyaṅƞ aruṇa
IV.
[1] //0 tiḍĕmmi tṛnalata sumilib
[2] manḋra ṛmĕṅ tejani kirana
[3] kumĕ/ṇḍĕṅ kaṅ mega kilen
[4] liṙ galuga sinawuṙ
[5] śurajaya mojaṙ linyaris
[6] hadoḥ ḋukapiṅ desa,
[7] pañiptani laku
[8] ṗunapa ka/.......
[9] ..........rasa ƞliḥ
[10] hanurut rakaṇira
IV.
[1] //0 hĕƞniṅ manḋira pṛnaḥnya mṛgil
[2] kĕmbiṅniṅ wa/ṇapriƞga duṙgama,
[3] datan kawaṙṇnaheṅ kule
[4] ḍawuḥ piṅ rya pi tlu
[5] praṗta hataƞī saṅƞ aƞeca
[6] hadan lumamṗaḥ rahina
[8] ...........
[9] .. hyaṅ diwaṅkara munyañjrit
[10] satawana sahuran.
IV.
[1] //0 maƞilyan lamṗaḥhi/ra taṇn aglis
[2] ṣalƞĕni maṙga tĕpini waṇa,
[3] wwaƞ anom ṗaḍa ƞulanṭe
[4] taṇn ana gawe ketuṅ
[5] sami menḋra hamoṅ saṅ kapti,/
[6] ............naḥ
[7] lwiṙ kĕmbaṙ lumaku
[8] paḍa jajaka riṅ paran
[9] ki surajayajmuṙ manahe braṅti,
[10] sanake halipura/
IV.
[1] ø kasaya kaluntalunta matitis
[2] jĕṅniṅ prawwata dukapiṅ lamṗaḥ
[3] tṗini gag̈a maṙggane
[4] guṇuṅ katut kapuṅkuṙ
[5] ta datan ṣurud/ .........
[6] .........mĕmṗya
[7] śwaraniƞ amupuḥhu
[8] dalañcaṅ kadyasuƞ egaṙ
[9] manḋramanḋra śwaraṇika wwa ma/riñci
[10] hawagita hañaṙ
IV.
[1] //0 ki surajaya tibra çipta siƞit
[2] milaƞniṅ sakamaṙga
[3] lumraḥni tanḋuṙ masaṇe
[4] paṅrikni kuwwaṅ/......
[5] ..........k
[6] n ṗaksi,
[7] hane raƞgoṇ amijaḥ,
[8] pariṇne denta
[9] hana ta gag̈a kapisaḥ/
[10] wwantĕn ḋikanya togya mawisik wisik
[11] taṇn adoḥ sakiṅ maṙga
IV.
[1] //0 ki ragasamaya mesĕm lumiriṅ
[2] hamam ṣmita ritnīṅ panambaya,
[4] tan lan ṗinare smu
[5] ywani maṙgga maƞgiḥ pawestri,
[6] maṅke hantuk nugraha
[7] de¡ni śuṇ ala/ƞut
[8] wriṅ smu ki surajaya,
[9] sakaṙsahanira yayī hadumm amiliḥ
[10] siṅ kaṅge pilihĕn.
IV.
[1] //0 hantya ta yayī gmuhipunta
[2] lwiṙ kĕmbaṅ baya pa/....
[3] ...............
[4] ....yen ṗinareṅ smu
[5] ṣaṅ tarunī kariya blik
[6] menḋrahā tataṇḍakan
[7] myapan witiṅ smu,/
[8] ujare baya jajaka,
[9] haweḥ hulat gumuyu datanṗa kliṙ
[10] wuwusṣe śalaḥ paran.
IV.
[1] //0 samṗun lĕpas lampaḥhira ba/.....
[2] ..............nya maṙga,
[3] hasmu guyu paƞucape
[4] maduraṇiṅ wacana,
[5] ram halis mayat winor i liriṅ
[6] samṗu/n eca tanya maṙga
[7] woṅƞ īlaṅ katesun
[8] malaṙ wikana riƞ utaṅ
[9] pakaṇira bibī maṙgahe kapalis
[10] cĕloṙ wījili sipta
IV.
[1] ø hasmu he/........
[2] ............ tan. kumlab
[3] linawanan sabḋa leteṙ
[4] kaṇḍa daluwaṅ tuhu,
[5] pakanirā na wwa/ƞ añoloṅƞi,
[6] yaḍuḥ tan makanaha,
[7] sawakyani tan wruḥ
[8] nawy akweḥ simṗaṅƞiƞ awan
[9] ṗakaṇira wnaṅ majati he kami,
IV.
[1] ...........deṇira hisṭi,
[2] niṙ taṇn ana sajyaṇiƞ aƞeca,
[3] sakweḥniṅ batuṙr ane
[4] punika paraniśu/n
[5] lumarisa maƞilyan kaki,
[6] maṙga hiṅnusaṛƞga,
[7] riƞ anḋoṅƞ alaƞu
[8] hawaṇi gĕgĕr asana,
[9] laḥ kariya samṗuṇa rupa priyatin
[10] maseśun a/.......
IV.
[1] .........kĕn rasminiƞ ati
[2] ragasamaya bisa ñjajawat
[3] woṅ mahameru tahu leteṙ
[4] bisa bo/gakanyā muwus
[5] guntuṙ manis tanṗa keriṅ
[6] saya katula tula,
[7] luwu
[8] kaṅ tuƞgal maṅka sanaka,
[9] yan jatmikā rupane hanomm apkik
[10] muṙti tanṗa/....
IV.
[1] ...... bañjaran aris
[2] kumlab kamṗuhe katiwaṅtiwaṅ
[3] kumitiṙ kadi yaƞawe
[4] tkapiṅ ṗawaṇa rurum
[5] ḋa/tan tĕmaṅ maƞĕh anoliḥ
[6] sigra maƞgiḥ bañjaran
[7] tĕpiṇiṅ maṙgaguṅ
[8] lagya tataruka hañaṙ
[9] kamṗiṙ ka surajaya niṙ saṅ tumitiḥ
[10] lumaju punaṅ/.......
IV.
[1] ............... kayupuriṅ
[2] sigra lamṗaḥhira saƞ aƞeca,
[3] ri widḋasari duṅkapeṅ
[4] juraṅ hamṗo ka/puṅkuṙ
[5] riṅ paniron kaṇḍĕga liṅgiḥ
[6] daḋy ana woṅ lumiwat
[7] ṣurajaya muwus
[8] manira punaṅƞ ātanya,
[10] ..............
IV.
[1] ... moja ... sa... tinakonāṇ asamiṙ
[2] siƞgiḥ pinaka hadiniṅ pataṗaṇ
[3] i widapusṗā harane/
[4] paƞuboṇnan awwa
[5] wwantĕn kaṙyya hi riku kaki,
[6] hanĕṅgo mras ṗatapan
[7] ḋana pulya wibuḥ
[8] ki surajaya waçana,
[9] hadumm ayu riṅ maṙga ri sun lumari/...
[10] ..................
IV.
[1] ... haṣṛtiṅ lamṗaḥ hageñjo¡ṅ aris
[2] kaduṅkapamkasiṅ bañjaran
[3] sapta sora ti tabuhe/
[4] sami gaṙjitanḋulu
[5] hamuyyanī waṙṇnaṇiṅ tami,
[6] wruḥ nayaṇiṅƞ aƞeca,
[7] siṇuṅsuṅƞ i guyu,
[8] hadi kapuṅkuṙ punaṅ lamṗaḥ
[9] tanṗa sanā haƞe/......
[10] .............pa
IV.
[1] //0 kadyana pamitrane kapaƞgiḥ
[2] ki satawaṅ rumehakĕn kaṙyya,
[3] wruḥ yeṇ ḍataṅ/ kakasihe
[4] ye sami wruḥ mitra lulut
[5] laḥ bageyā kaṅ surawaṇi,
[6] mulat. yaye śwapna
[7] hlaḥlaḥ teṅśun
[8] ri nā du kinā duk i naṙba/...
[9] ....................ḥ
[10] pamurukaṇna guṇa
IV.
[1] //0 kumona saji raka pinaṣṭi,
[2] dawĕg̈ ta kakaṅƞ amara/ntiya,
[3] wusnya liƞgiḥ piṇḍa śupe
[4] tlas anata luṅguḥ
[5] tumahapā saṅ wiku rari,
[6] hana haṅlimas ṗatra,
[7] hana saji bañu
[9] ........ brata netṗĕ
[10] saṙww aliƞgiḥ hajajaṙ
IV.
[1] //0 wusnya tanḋuk bojana kahapti,
[2] ka sura/jayā pinikahotan
[3] hulamulaman tan ṗan
[4] leṙleṙ kukup alumut
[5] jamuṙ ragī linubeṅ lwiḥ
[6] lyan ta jaƞan laraƞan
[7] samṗunya rara/.......
[8] .................
[9] .... samaya prapta deneƞ ābukti,
[10] roṅ dina maṅgiḥ lapa
IV.
[1] ø tan temaṅ deƞ amoṅ/ƞ ābukti,
[2] ki surajaya nala sumimṗaṅ
[3] kasṗĕṙ lulut aśiḥha
[4] pinareṅ cipta cawuḥ
[5] nī skaṙjā ƞa<ƞ>gĕƞ iƞ ati,
[6] mahw amuṙyyaṇi sana
[7] ni ḋa/......
[8] .......... panṇ
[9] ni skaṙjā gumtĕṙ rasaniƞ ati,
[10] dinukiƞ ulat ḋrawa
IV.
[1] //0 tuhu paƞuñcaṅƞi la/ra midḋi
[2] ki surajaya tanṣaḥ dinuta,
[3] kaƞelan ḋeṇe hiḍĕpe
[4] ni skaṙjā siwuṅ
[5] manaḥ g̈iwaṅ tan kawasa ƞli,
[6] kadi wayaṅ kinu/...
[7] ...
[8] ... pinareƞ √lat∑ira
[9] paṗag tikṣnaniṅ mata halinḋri
[10] ḷyĕp tan ṗarimana
IV.
[1] //0 ta/n sipi ƞeliƞ ambĕk ṣumakti,
[2] saƞ asajyayu kinuliliƞakĕn
[3] tinog rineḥ kajatine
[4] winoṙr i tṛsna lulut
[6] .............ḥ sanak
[7] tumuluseƞ ayun
[8] tanṗa nutugakĕn ḋiṇa,
[9] wiwaraniṅ tṛsna lumakw amnuhi,
[10] sĕśĕk ta/nṗa ligalaran.
IV.
[1] //0 bummi ṣaśwarani kawy amariñci,
[2] saƞ asgĕḥ wadya pan akaṙyya
[3] saksana luwaran kabeḥ
[4] ramyadum kaṙyyanipun./
[5] .................
[6] .........ḥ mṣaḥ
[7] kadya wuru gaḍuṅ
[8] kumucup tĕmpuḥhi wlas
[9] ki śurajaya tan lyan ṗaraṇiṅƞ ā/ti,
[10] saśolaḥhe śumlaṅ
IV.
[1] ø manḋra ṛmĕṅ praba saṅ hyaṅ saksi
[2] lagi katawƞan lamadlamad
[3] jalaḋā swĕḥ rumawe
[4] ḍaƞgal saptamī jmuṙ
[5] paḍa/ .............
[6] ......... taṇḍak.
[7] rasmyapet kalaƞun
[8] hana tan tuhuni brata
[9] lwiṙ wadwanā hañaṙ lumakw/ ahakili,
[10] haparab ni rawita
IV.
[1] //0 gug̈urane sinuk tan ĕnti,
[2] kayeƞnum hamĕtwakĕn śwara,
[3] denṗolahakn awake
[4] lwiḥ denya/........
[5] .................dasari,
[6] kasub. yen bisa taṇḍak
[7] hakweḥ wwaƞ awuyuṅ
[8] kawiḷt iṅ wadujaṇa,
[9] kasma/raṇ iƞ ulat liriṅ
[10] bikṣukaṇiṅ makaṙyya
IV.
[1] //0 ana śraweca maho tataki,
[2] milw iṅ pañcaḥhira saṅ nuraga,
[4] ..............ru
[5] kadi yagriṅ harikiṅ rikiṅ
[6] kĕneṅ liriṅƞ aram
[7] karatahita riṅ taṇḍak.
[8] gumuyu raga/samasaya
[9] piṇḍa hewā tumiƞāl iṅ para kili,
[10] haƞĕntekĕn tanaga
IV.
[1] //0 haluwaran sakweḥniṅ pawestri,
[2] śuṇya niṙmala madyaneṅ/.....
[3] ...........
[4] ... saṣaka sumunu
[5] hagancaran mani latri,
[6] ramya giha carita,
[7] saṅƞ amoṅ kalaƞ√n
[8] hu/mnĕṅ ki surajaya,
[9] amiweka hamutĕṙ wijiliṅ sanḋi
[10] manaḥ malad. pinĕgat.
IV.
[1] //0 ki satawaṅ liṅnya hatanya liṅnya hari/...
[2] ........................
[3] .... ṗa gug̈wan batuṙ maṅke
[4] hanut lakw añjĕṅlƞut
[5] dan aƞeçā ri ƞare kami,
[6] saḥ śa/kiṅ niṙbaya,
[7] hanḋaru kateṅsun
[8] ṣumĕṅka mareṅ rajuna,
[9] rakaṇirā paƞeran halawas kamṗiṙ
[10] hareren tigaṅ wulan.
IV.
[1] //0 ta/................
[2] ...maƞuywan goṇiṅƞaƞecā
[3] riƞ ĕnḋi kakaƞ arane
[4] riṅ waṇapala tuhu
[5] wwantĕ/n wragaṇnisun kapaƞgiḥ
[6] pamann iṅ pakawahan
[7] lumakwa maƞuyu
[8] hanḋoleyaṅ rakaṇira
[9] sakaṙywaṇe paƞeraṇ iṅsun ḋeniri
IV.
[1] .......ṅsun. yayī hatoliḥ
[2] dalu deniƞ anamun saṅśaya,
[3] pinaliṅ tiƞal. tan sareḥ
[4] swĕ/ḥ dyutaṇiṅ lulut
[5] gĕṅṇiṅ wlas. yayī tan sipi,
[6] pun kakaṅ kasarakat
[7] haƞon budi cawuḥ
[8] tan kawasa naṇḍaṅ lara,
[9] punaṗa laranera kaṅ/ ....
[10] ......................
IV.
[1] ø kariwƞan ḋayanipun hyayi,
[2] waçanaṇira kaṅ surajaya,
[3] jatenaṇa teśun maṅ/ke
[4] ya ḍuḥ katy ariniśun
[5] rakanirā dameṅ pawestri,
[6] wkaṇira paman
[7] ḋaṙmakawi hayu
[8] puṇika maṙgaṇe luƞa
[9] hlāhlā katṛsnan hati/....
[10] .......................
IV.
[1] //0 punapa kakaṅ yen sira hapti,
[2] wnaṅƞ akramahā mimisanan
[3] ṗan oranā wicara/ne
[4] hakweḥ panoṇisun
[5] laḥ maṅśulā manira ƞiri
[6] rayinira haṅlamara,
[7] haśuƞa patuku,
[8] manira kalaha beya
[9] śwape namā pa/......
[10] ............. wikana
IV.
[1] //0 pusṗita nama ni tejasari,
[2] wayahe lagi hapasāṅ jaja,
[3] daṙ/pa denya suṅ wirage
[4] tṛsnaniśun tan ṣurud.
[5] rumni kanya hanom ṗra kawi,
[6] wekan
[7] wagid. pratsayu
[8] di pṛnaḥhiƞ amaṅgiḥya,
[10] .........
IV.
[1] //0 ḷyĕp ṣumaput rasaniƞ ati,
[2] lwiḥ lamon kaƞĕn siḥ/ye kataṙka
[3] kaṅƞ atī duḋu rasane
[4] salawasiƞ amuwus
[5] waṙnaṇira ni tejasari,
[6] ketaṅ denya wilapa,
[7] ḍuḥ masmiraḥhisun
[8] sira saṅ/..........
[9] ............... ƞit
[10] jiwa tanṗa puwara
IV.
[1] ø ḍuḥ tan ḋarana kamw aniƞali,
[2] ṛmĕkniṅ cipta kadi/ sinĕnḍal
[3] gumtĕṙ kaƞ awakabeḥ
[4] yen sahulat saguyu
[5] gulā drawa mayat ẗaƞ alis
[6] gatrag̈atraniƞ ulat
[7] hesĕm hyayaḥ juruḥ
[8] haƞ√keḥ/ .........
[9] ......n ṣambata muliḥ
[10] mesĕm ragasammaya
IV.
[1] //0 dukatiƞgal kari hasmu taƞis
[2] ma/yat ṣwaranye hataƞgĕḥ lamṗaḥ,
[3] ratna kanaka hujare
[4] mariƞ ĕndi kaṅ purun
[5] rakaṇira yayī hapamit
[6] kantuna gĕg̈ĕnĕpa
[7] ƞwaƞ ato/.........
[8] ............riya linamaṙ
[9] tan kawasa monahā amĕgata taƞis
[10] tṛṣna ri rakanira
IV.
[1] //0 tuma/ƞgĕḥ ta renā sajalwistri,
[2] piṇḍa rudita ƞawara lamṗaḥ
[3] hasṛṅ hañaṇḍĕt ẗanṗa weḥ
[4] yayi paluƞāṇniśun.
[6] ...........
[7] saṅ minaṅka hibu
[8] manawa wruḥ yeṇ aƞaraṅ
[9] hayu dahat kaṅ surajaya liniriṅ
[10] kweḥniṅ tutuṙ/ karasa
IV.
[1] //0 ki surajaya praṗañca kapti
[2] kawaṙṇna ruparune ni skaṙja,
[3] umnĕṅ bawuṙ ñanaṇe
[4] ragasamaya turu
[5] ti satawaṅ mawa/....
[6] ...............reya,
[7] samaṅśani wuwus
[8] laḥ kaky aturuwa huga,
[9] g̈awṛdahĕn harinku katamawan asṭi,
[10] kakaṅ/ prahiƞ amuraḥ
IV.
[1] ø śuṇya gag̈ana canḋra sumilib
[2] tan. kĕne mṛma hasṛṅ pakṣani dyutā
[3] kumuñcup kaṅ tanṗa ƞne
[4] tutur ayu kaburu/
[5] .....................
[6] ..... bañcaṇa
[7] hyaṅƞ asmara ƞadu,
[8] sami pinaliṅ jñana,
[9] wus kag̈iwaṅ taṇ eliṅ salaḥ/ sawiji,
[10] kawīguṇa wus ṛbaḥ
IV.
[1] //0 epuḥniṅ cipta maƞkiṇ arusit
[2] ki śurajayamĕs karasa,
[3] lamṗus tan ana kgĕlen
[4] tiḍĕmni wwaƞ a/ ....
[5] ..................
[6] ..... hasaśaran.
[7] ṣurajaya bĕnḋu,
[8] pagĕḥniṅ yoga tan gig̈aṅ
[9] ni skaṙjā/ hapaksa ñidra heṅ wƞi
[10] tan tĕmaṅ kasaputan.
IV.
[1] //0 sinalimuṙ saƞṣaya kahesṭi,
[2] densamun ṣihe maṅkiṇ ujola,
[4] ................da kuṅ
[5] menḋra maras liṙ tanṗa galiḥ
[6] metra tan maƞga mṛma,
[7] tanṗayuṇ aturu,
[8] ka/dya maƞan jamuṙr ibraṅ
[9] sa wahu praptī kaṙyya ṛtaṅƞiƞ ati,
[10] kaya tan binasaja
IV.
[1] //0 sinawuṅ riṅ tṛṣna lulutẗ asiḥ
[2] dinaranakĕn maṅkin amuraṅ/
[3] ....................
[4] .... deni wulaƞun
[5] hamƞakĕn. kori taṇn aglis
[6] lagya ṅƞadg iṅ nataṙ
[7] kepyan manaḥhipun
[8] waṇi ma/ƞa desanya mara,
[9] ki surajayā mihat sigra h√dani,
[10] pradateƞ una praya
IV.
[1] ø hamaksakĕn ṣṛṅni ragajuti,
[2] yen matiya, samṗu/.......
[3] ................
[4] .... ṇ eraƞ ārakul
[5] ṗatenana tesun kaki,
[6] masa ṣira wikana,
[7] raśanyatinisu/n
[8] ṗĕtĕṅ tanṗanoṇ ḍaratan
[9] ṗakanira hagawe laraṇiƞ ati,
[10] śumaput ẗan ṗaḥiƞan.
IV.
[1] //0 hasmu kepwan. wṛdayā kumtiṙ
[2] ha/................
[3] ... jaya hemĕṅ maṅke
[4] pyuḥ rasani rag̈a kuṅ
[5] hamiweka raśyaniƞ ati,
[6] ri sun/. tan wuruṅ pjaḥ
[7] haparan riḥhaniśun
[8] hĕƞiṅ kawasa parana,
[9] wus wayahe mati wĕkasiƞ ahurip.
[10] laḥ kadi puṇapa
IV.
[2] .........
[3] katiḍaṙsa teṅśun maṅke
[4] paran uripaṇisun
[5] hapan mati reḥhi tan. yukti,/
[6] luhuṅ si mon tulus aṙśa,
[7] kanṭi woƞ alaƞut
[8] samṗunini kataragal.
[9] yen tulus aṙśa pe¡tĕn saṅkaṇiƞ aśri,
[10] haja gawe pocapan./
IV.
[1] ...................
[2] ...śesānisun aṙsa ri sira,
[3] suka pjaḥha ƞoṅ maṅke
[4] tan sipi laraniśun
[5] ṣṛṅni wa/don sinĕƞguḥ lañji¡,
[6] masa laƞgĕṅƞe
[7] sabḋani taṇ ayun.
[8] tkanaṇa larani wwaṅ
[9] laḥ ta luƞā paƞeran yen sira haśiḥ
[10] ri sun tumute si/...
IV.
[1] ................
[2] sihira tan kumapaḷƞa,
[3] ni skaṙjā paƞuçape
[4] maṅko sariraṇniṅśun
[5] sa denira ha/reya kaki,
[6] samṗun. tĕlĕṅ ñana,
[7] tan munḋureṅ laku
[8] gumtĕṙ rasaṇiṅ jawa,
[9] ki surajaya haṛgĕp tutuṙ tan ṗoliḥ
[10] cipta wus tapĕṗĕsan.
IV.
[1] ø /........................
[2] .... ṗunapa tesun ḋenira,
[3] woƞumbaran tanṗa wise
[4] kaperes iƞ alaƞut
[5] nisa/ dḋamā pun ṣurawaṇi,
[6] moṇisṭa śi yaƞapa,
[7] wus. tĕlĕṅƞi kayun
[8] saṅśayani cipta lara,
[9] nora gawok manira riṅ suka sugiḥ
IV.
[1] ........muƞwakĕn gati,
[2] tan ketaṅ ragā kasuraṅ suraṅ
[3] haṅlamoṅ saṅkaṇi rare,
[4] katiṅ/gall iṅ yayeh ibu
[5] kanarakā saṅkaṇiƞ alit
[6] niṙbag̈nā tan karasa,
[7] tṛṣnā hagĕṅ sumaput
[8] ḋedya tmahan wacana,
[9] ki suraja/ .....
[10] ............. lali lupa
IV.
[1] ø paƞucape lwiṙ madu sinaṅliṅ
[2] ki surajaya kaṇḍĕhan raras
[3] gĕṅniṅ/ tatalī kacanṭel
[4] ḋadya wahu pitutuṙ
[5] ni skaṙjā denipunkatoliḥ
[6] sawisayāṇiṅ driya,
[7] taṇn ulaḥhanisun
[8] kaƞ alaku ha/......
[9] ...............ini¡,
[10] haƞin sinamaṙ samaṙ
IV.
[1] //0 kasaya hembuḥ tṛsnane tan sipe
[2] maṅ/kin tanṗā ƞuwakĕn luƞeyan
[3] siṙna luyut. tṛsna lane
[4] taƞise haƞukweḥ rum
[5] tan kawḍaṙ hamlas aśiḥ
[6] haƞṛs. cipta mihaṙ/.....
[7] ..................
[8] ........... ran
[9] karahitaṇiṅ sabḋa haƞariḥ hariḥ
[10] lamat wijili śwara
IV.
[1] ø na dataṇ eraṅ/ saṅƞ āmoṅ karasmin
[2] ki surajayā maṅsa ho<l>i ya
[3] ṗānaṅkisi driya haguṅƞe
[4] ni sĕkaṙja rinakul
[5] buja mahas. tanṗeṅ pan siha
[7] ..........ṇni... paƞi
[8] ....tine muksa bayaƞan
[9] ṗatiwasa jajaka bisa ƞaṛki
[10] tanti punaṙdaya/
IV.
[1] //0 tusṭa manaḥ hyaṅƞ anaƞga midḋi,
[2] tasuṅ wig̈nani tapa mohita,
[3] saḥ śakiṅ raga mirage
[4] mareṅ śunyata yamuṙ
[5] śurajayā kaṙyya mari/....
[6] .....................
[7] ...di yegya ketuṅ
[8] tuture saya karantan
[9] ṗamtuni bañcaṇā hakweḥh anoƞi,
[10] ci/pta kadya nālaƞṣa
IV.
[1] //0 kadyana sobawaniṅ wwaƞ ataƞi,
[2] ragasamayā wikan i taṙka,
[3] nhĕṙ kawuṙyyan kakaƞe
[4] kawiḷt iṅ tan sa/...
[5] ...................
[6] ....bḋa tan karakasa,
[7] ṗaran riḥhanisun
[8] kabañcanā rakanira,
[9] ni skaṙjā saha mara ri/ƞ awƞi
[10] haśṛṅ haƞajak luƞā
IV.
[1] ø ragasamayā duka mawiṣṭi,
[2] laḥ sahakna woƞ iku kakaṅ
[3] paran rupanira maṅke
[4] luhuṅ yen taṇ anaha/.....
[5] ................. kerid.
[6] poma sira munḋura,
[7] samṗun kadaluruṅ
[8] yen ṣira hayuṇ akrammaha,
[9] harabi/yā kakaṅ saƞkaṇiƞ ābcik
[10] ṗetĕn sakiṅ byantara
IV.
[1] //0 punapa kakaṅ yen wontĕn kapti,
[2] kneṅ rarasira ni skaṙja,
[4] ..........ku duḋu,
[5] taṇ ulahaniƞ alamṗahi,
[6] poma sira maśula,
[7] iḍĕpĕn katesun
[8] byanta/ra depunkoniƞa,
[9] ni skaṙjapet sarasaniƞ abcik
[10] g̈aty agawe tan sambarana
IV.
[1] //0 laḥ ƞoṅƞ īḍĕp sabḋaṇira kaki,
[2] denira/ ............
[3] ......... samṗun kumalƞe
[4] depuntuhu riṅ wuwus
[5] kakaƞirā manawwa lalis.
[6] ri śun kare/ kelaƞaṇ
[7] niṙ don ḋera muwus
[8] ḋa hantya tan eṅ wacana,
[9] kusuma waṙsa bapa de¡npunkatoliḥ
[10] tuhune kakaƞira
IV.
[1] ø sipi tṛsna ni/.........
[2] ...... lulute ki surajaya,
[3] ḷṅḷṅni nala rumawe
[4] kariha liƞgiḥ maƞu
[5] sa minaka dyu/tā matitis
[6] ñanā hanuṅgal i raga,
[7] solaḥhe kagug̈u,
[8] karasa kaṅƞ √la hala,
[9] kadya ƞipī kaṅƞ awak mareṅ saṅ tami
[10] lwiṙ tanṗa tmaḥ/....
IV.
[1] ......jaya mnĕṅ tanṗa liṅ
[2] ragasamaya mṛdḋi saloka,
[3] sabḋa mesi gamaṅ pinet./
[4] ya ḍuḥ saya katmu
[5] calorira kaṅ surawaṇi,
[6] manimṗĕn ḋyatakala,
[7] tañ jati hiriśun.
[8] yen ana kaṙsani maṇaḥ
[10] ............
IV.
[1] //0 kaskayaṇiṅ yoga lawan smanḋi,
[2] ƞāƞukweḥ prasidḋahaniṅ lamṗaḥ
[3] kapuraṅ/ yen dudu dṛbe
[4] wus ṗawṛtẗiṇiṅ tuwuḥ
[5] kasaṅkala deṇiṅ pawestri,
[6] wowohaṇiṅ sarira,
[7] tan wuruṅ katmu
[8] liṇuƞan lagī kapĕṇḍak./
[9] ............... wtuṇiṅ titiṙ
[10] wruḥha ta jawanana
IV.
[1] ø wyaṙ kaṅ tutuṙ hilaṅ tanṗa ganti
[2] rasa datanṗa sambu/tan hilaṅ
[3] taṇn ana kacanṭel.
[4] lwiḥniṅ budi kemuṙ
[5] hapeṅ raga lwiṙ tanṗa galiḥ
[6] sinĕlimuṙ gumiwaṅ
[7] sinambut murucut
[8] halaniṅƞ ambĕk ṗrapa/....
[9] ................snā mĕṇuhi,
[10] lwiṙ wwa deṇiṅ prayatna
IV.
[1] //0 kaṅ surajayā kaya tan kawi,
[2] wus kato/ṇn ulahira saṅ muḍa,
[3] siśip sĕmbiṙ patakaṇe
[4] matipaniṅ tan wruḥ,
[5] ƞeli kawī lamon kasilib
[6] ḋalu paṗa kalesa,
[7] yen ṗaṛƞĕṇiśu/....
[8] .....ton ....ṣ...ne... b
[9] waṇa,
[10] h...i rupane śwaṙg̈a patakajñā mani,
[11] wawayaƞaṇniṅ sabḋa
IV.
[1] //0 akweḥ bisā ƞuca/p kumalwiḥ
[2] haƞi kasīlib iṅ lalamṗahan
[3] mapan wus ṗrahi wwaƞ akweḥ
[4] waneḥ ṛkweƞ amuwus
[5] ṗiṇḍa lṗas raraga kari,
[7] ...............
[8] hawis ka jati tuhuwa,
[9] ki surajaya puṅgĕl rasaniƞ ati,
[10] hawtu krodḋa sabḋa
IV.
[1] //0 laḥ sa/mono śwaranira kaki,
[2] hamwĕhi praṗañca widḋaya
[3] ye¡n tan kemutan ƞoṅ maṅke
[4] jabuṅ nawi tan keku
[5] pañcanḋriyā nukupiy ati,
[6] misan ḋe/........
[7] .............
[8] ....ggaṇiƞ amukti saṙga
[9] rayinirā amuƞu tutuṙ tan poliḥ
[10] kakaṅ sakayuṅnira
IV.
[1] ø ta/ƞeḥ pamuṙsintaṇiṅ saṅ kawi,
[2] tan ṗoliḥ don ḋeṇiƞ arancana,
[3] rahina wri reḥ
[4] ki satawaṅƞ awuƞu
[5] kakaṅ paran ḋera rasani,
[6] kaṛƞ/............
[7] ......śun
[8] sa deṇiṅ punapa,
[9] tan lyan kaṅ g̈inunĕm nastapanku kaki,
[10] weti raga kasiyan.
IV.
[1] //0 /baṅbaṅ wetan ṣigra hada taƞi,
[2] tuṣṭa manaḥ saṅƞ anāṇḍaṅ kaṙyya,
[3] ramya hadan busana serega
[4] haśuci laksana rum
[5] wanya nambut buda hapra/...
[6] . ...ṙyya .......ƞan
[7] rowwaṅ rowwaṅƞupun
[8] ramya kuṅ g̈uṙwyaniṅ manaḥ
[9] ni skaṙjā tan tĕmĕ rasaniƞ ati,
[10] datan mi/lu ṇuraga
IV.
[1] //0 hadaṇn amuhun ki surawaṇi,
[2] hantya toliḥ lamṗāḥ tan ṣiṇuƞan
[3] ki satawaṅ kaṅƞ ora weḥ
[4] hatĕnĕn kaṙyya haguṅ
[6] ...ḋaƞ āharesa,
[7] hyaṅ nini tanṗa suṅ
[8] paḍa hakoṇa ƞatīya,
[9] samṗun luƞa ki heca ƞinṗa/ manaḥ
[10] hantĕnĕn kaṙyyaniwwaṅ
IV.
[1] //0 pada hyaṅ nini tan ṗinisiṅgiḥ
[2] sama deṇiśuṇ amoṅƞi kaṙyya
[3] samṗun apiṇḍo gawe
[4] paraṇujaraṇiṅ/....
[5] ............mpaḥta kaki,
[6] denṗunṗrayatneṅ maṙga
[7] sumurudḋa teṅsun
[8] wus mintaṙ ki surajaya,
[9] ragasama/ya wya taṇn adoḥ haƞimbaṅƞi,
[10] śumilib lamṗaḥhira
IV.
[1] ø dengĕlis lamṗaḥhe ki surajaya,
[2] tĕlas kapuƞkuṙr i priṅga,
[3] ri widḋamaya du/.....
[4] .................
[5] hamuṙywani ki surawaṇi,
[6] g̈ĕnĕp gariwanan
[7] lĕyĕp muhara kuṅ
[8] hantyan kapiṅ ṗatapan
[9] liṙ/ tatwaṇiṅ kusumā ta batuṙ hadi,
[10] gambiraniƞ aśramma
IV.
[1] //0 kaṇḍĕg lamṗaḥhe nhĕṙr aliƞgiḥ,
[2] pamiḍaƞaṇi yasa laraƞan
[3] saṙww ano/.....lis rame
[4] rasamayā muwus
[5] saṙww aliƞgiḥ haṅripta tulis
[6] halalakon ṗunapa,
[7] kakaṅ surat iku
[8] suma/huṙ ki surajaya,
[9] bomantakā laṅgaṇa hanḋaga hajurit
[10] habaṅsa lan. yayaḥ
IV.
[1] //0 kasalimuṙ maṅke manaḥ ṇiki,
[3] ........paraṇe
[4] ha rag̈a samṗun wutuḥ
[5] ni skaṙjā wwaṙ taṇn ana katoliḥ
[6] surajaya hadan mintaṙ
[7] la/mṗaḥheran ḋaruṅ
[8] tan koṇiƞaha ri maṙgga
[9] kaduṅkap iṅ baḃahan karasa ƞliḥ
[10] pyuh anĕkani juraṅ
IV.
[1] //0 rag̈asamaya me¡sĕm ṣaṙwwa/..
[2] ............... paƞubonan
[3] haṗupuḍe tamaḥ pinet.
[4] rakanira mintuhu
[5] hamahonī busana ṇnīki/
[6] manḋra manḋrani sipat
[7] hamwĕhī bagus
[8] ṣiśimbaṙ tiniti waṙṇna,
[9] lamat lamat ṣwĕḥ titisṣ iƞadum manis
[10] ṣinahasa ri kĕmbaṅ
IV.
[1] ø pañcawara po/......
[2] ...samaya ƞambyakĕn tinḋak
[3] g̈umĕsĕṅ parismune
[4] ki surajaya kusut.
[5] ḷkĕniṅ manaḥ tanṗa suśum./piṅ
[6] budī tan kaṇuragan
[7] basajani wiku
[8] manḋaha yeṇuragaha,
[9] ḷḷmbaran ḋene hakweḥ braṅti,
[10] ginunm i wuwuja
IV.
[1] //0 tanṗa tmu/........
[2] ...iruniṅ baḃahasahankriṇ
[3] i bañjaran ṣumare,
[4] tinuṇḍa tuṇḍeṅ wwatu
[5] sidatapa, no/ƞī talu
[6] ratna pakaja sina
[7] sari roṇḍon aduluṙ
[8] saruni paṛƞ āmijaḥ
[9] tañiri rakta cihna skaṙnya rawit
[10] liṙ ḍatu sinahasa
IV.
[2] sami wayaḥ hutamani rupa,
[3] hulate hapiṇḍa leteṙ
[4] sabḋa meswi hawoṙ/ guyu
[5] ki surajaya maṇḍĕg anoliḥ
[6] mesĕm ki ragasamaya,
[7] hapan wruḥ riṅ smu
[8] hatanya winor i tiƞal
[9] baya wnaṅ jaluw arereṇ iṅ ri/...
[10] ....................
IV.
[1] ø hadi ḋiṙyyan ṣumahura hisin
[2] hasmu wiraṅ hamapageṅ wulat.
[3] reḥ paḍanom wayahe
[4] me/sĕm ṣaṙyya tumuṅkul
[5] nora wikan katesun kaki,
[6] haƞi si baya wnaṅ
[7] lamon waṅƞ abagus
[8] lĕstariya punaṅ lamṗaḥ
[9] nora wawahu/....piṙ
[10] saḥ śaṅkaṇniƞ āƞeca
IV.
[1] ø hawuliḥ pataṇyaniśunini,
[2] punapa liƞgani waṇaśramma
[3] hula/te medm aṅlare,
[4] siƞgiḥ batuṙ hawu
[5] ri sacari kal minaka di,
[6] hanḋaruṅ punaṅ lamṗaḥ
[7] saṅ jyaḥ kari maƞu
[8] dṛsṭini jñanā kumñaṙ
[9] ki suraja/ .....
[10] ṗrapta ri paƞubonan.
IV.
[1] //0 sambramma padḋa hyaṅ nini,
[2] saḍatƞa ra wahu katiƞal
[3] ḋi saṅkaṇi/ra ƞulanṭe
[4] haḷp mampa wuwus.
[5] ranakira ƞubara,
[6] tanṗa sa teṅśun
[7] waṛg lara nuti lamṗaḥ,
[9] ....las tut
[10] ... iṅ sab....
IV.
[1] //0 sigra pamuṙsitaṇniƞ amṛdi,
[2] tan koṇiƞaha de¡niṅƞ aḍahaṙ
[3] śumarire jiwa/ lwiṙre
[4] hantya toliḥ yalaku
[5] rakanira hayuṇn apamit
[6] kariya gĕg̈nĕpa,
[7] baśukiya raḥhayu
[8] laḥ bapa dipunṗrayatna
[9] hanaƞo/......nak mami,
[10] lakw ayo salaḥ kaṙyya
IV.
[1] ø tumḍun anut bañjaran aris
[2] mayat kaṇḍĕg lumako lo/lonan
[3] ḋenwikis babasahane
[4] kamṗuhe hasmu kusut
[5] habaƞ irī winaweṅ sari
[6] hasabuk gula tina
[7] hamĕwĕhi bagus
[8] hagawe haṙsa/.....
[9] .....ḍak ṗawestrī wṛdaya siƞit
[10] karahitaṇn iṅ mulat.
IV.
[1] //0 waniḥ kari braṅta wula/ƞun kapti
[2] maƞumaƞu dwatan kĕṇe paƞan
[3] ṣmaṅ wirotṣa gawene
[4] kataman ulat guyu
[5] saƞ aƞeçā kaciptaƞ ati,
[6] liṙ gu/....
[7] ........reṅ gaḍuṅ
[8] waniḥ kari puja brata
[9] no¡ra ketaṅ sasapon ṗijĕṙ priḥyati/n
[10] sa kataman kapita
IV.
[1] //0 saparane hatiƞgalarasiḥ
[2] ki surajaya pinareṅ tṛsna,
[4] ............
[5] juraṅ sĕṅkan samṗun kawuri,
[6] kaṛpraṗti ya geñjoṅ lamṗaḥnya
[7] layat kaṇḍĕg maƞu
[8] ra/g̈asamaya wanwaçaṇa,
[9] di sinĕjyā kakaṅ pṛnaḥhiƞ amṛgil
[10] manawi hadoḥ desa
IV.
[1] //0 niṙ taṅ lamṗaḥ noraṇeṅśuṇn i/....
[2] .....ra...ni... raga wihyaṅ
[3] kaṙswaneƞoṅ tuwuka
[4] pisan ḋeṇiṅ tan luhuṅ
[5] ka narakā sarira ƞliḥ
[6] wruḥ glari/ƞ aƞeça,
[7] maṅko raganisun
[8] haḍahaṙ si sga mƞa,
[9] lamon ana lwiṙ modaṅ śuka kaṅ budi
[10] taṇsaḥ hamaƞan ḋana
IV.
[1] ø tuwu rame patapa/...
[2] .......haniṅ wiku nuraga,
[3] ciptaṇiṅ lampaḥ hareren
[4] hanonton apalaku
[5] parikrammaniƞ ala/mṗaḥhi,
[6] kadya maƞgiḥ talaya,
[7] bawuṙ nalanisuṇ
[8] ḍuḥ katuwoni skaṙja,
[9] patibrata solahe tanṗa kekeriṅ,
[10] samunĕṇ iku ka/....
IV.
[1] ........ya mojaṙ liṅnya haris
[2] ṣuka dukā kakaṅ riƞ aƞeca,
[3] tan sipi guƞe sukane
[4] lwiḥ/ lamoṇ upupul
[5] ṗaḍa menḋra lipuṙ kaṅ budi,
[6] tanṣaḥ hapaṗañcĕhan
[7] manaḥ kasalimuṙ
[8] sumahuṙ ki surajaya
[10] n
[11] sṗala t
[12] ku kakaṅ
IV.
[1] /0 kasaya lṗas lamṗaḥhira pṛgi,
[2] hatut maṙgga tan lyan kaṅ sinabḋa/
[3] ƞeliṅ sarira tan sareḥ
[4] nisṭaṇi range ketuṅ
[5] tan ṗoliḥ don ḋeniṅƞ akiṅkin
[6] manaḥku hanḋaluya,
[7] cipta kadya wuru
[8] tulya/ ......
[9] tẗapiṅ ludra kaṅ...wa kadya ƞoṇ aƞin
[10] lumakw añjalamega
IV.
[1] ø hamaƞgiḥ bañjaran lamṗa/ḥ niki,
[2] he¡ṙpaksanika wahu tinalaṅ
[3] prapti sukṣmā kawy areren
[4] kamṗiṙ reṅ batuṙr aguṅ
[5] saƞ aƞecā hadan aśuci,
[6] haƞusapi/ ....
[7] sam...unnya rarahup
[8] tumanḋuki surajaya,
[9] hatuṙ sĕmbaḥ hanista śaƞ apaliṅƞgiḥ
[10] laḥ samya maranteya/
IV.
[1] //0 prayatnani saṅ ṣiksa kurati,
[2] hayuna<sā> ji raka tinulak.
[3] rag̈asamayā hujare
[4] sarira lagya lasu
[5] pnĕd ḋeni juraṅƞ ā/...
[6] ..... mojaṙ
[7] halĕp ṣraṅṇiṅ wuwus
[8] bayadoḥ deṇira lumamṗaḥ
[9] saka wetan ṗun ṣurajaya/ mo kapti,
[10] hanut brataṇni cipta
IV.
[1] //0 ḍawuḥ hekā kilyan saṅ hyaṅ rawi,
[2] hadan ṗamit saƞ anaraweça,
[4] ..............kulun
[5] hatitiheṅ pataranadi,
[6] hapugut. paƞapura,
[7] saśipta rahayu,
[8] sabḋa tuƞgal kinĕmbula/n
[9] samṣamṗun ḋonḋon heḥ kakī, denira kamṗiṙ
[10] kapaƞgiḥ walenana
IV.
[1] //0 kakaṅ di pṛnaḥhaniƞ amṛgil
[2] surupane batuṙ/...
[3] ...nak ḋeṇīra ƞolakĕn
[4] hamariñcīy akiduṅ
[5] muḍasarā lawan aṙtwāti
[6] wirasanira saṅ kumba,
[7] taṇḍi/ƞĕn kaṅ putus
[8] pet kaṅ tuhuṇiṅ carita
[9] mĕne ta wiwekaṇe madyaṇi wƞi
[10] samṗun prapteṅ dunuƞan.
IV.
[1] //0 ragasamayā hagli/...
[2] prapti
[3] tuṙre ki muḍatiwās
[4] maṅgalaṇiṅ pra kawy āmet
[5] ṗatiƞaliƞ aṅlaƞut
[6] swara sgĕḥ karuna budi,
[7] ba/geya saṅ ḍataṅ
[8] hañaṙ wikan tesun
[9] tiḷm ḋeṇira saśañja,
[10] haƞli hapiṇḍa ƞliḥ
[11] hanlaṅ pamṛgilan.
IV.
[1] ø śurupniṅ saṅ hyaṅ siki gumanti,
[2] ra/...................
[3] wusnya byaksadḋan akule
[4] ki muḍatiwas mantuk
[5] tabĕḥ pisan kalaniƞ awƞi,
[6] taraƞgane kamawa/s
[7] liṙ kadḋi sinawuṙ
[8] tumĕṇḍaṅ ta jaladara,
[9] ṛmĕƞiṅ mahenḋra śṛṅniṅ mega prapti
[10] ri tawaṅ mawiḷtan.
IV.
[2] .....ranamet jalada,
[3] ri ta...mega rumawe
[4] ḷmĕp wintaṅ makmul
[5] kilat mayat lumraƞ aganti/
[6] heraṅ sapaduloṇ
[7] aśṛṅni wulan aguṅ
[8] haṣṭamī ri sukla paksa,
[9] tusṭa śwaraṇiṅ cuçuṙ munya saṅgaṇi,
[10] kadya mumuƞu lara
IV.
[1] //0 dalu sa/....guliṅ
[2] ki surajayā yamiweka lamṗaḥ
[3] mañcĕṙ mĕḷḷṅ ñanaṇe
[4] saya kaƞĕn kagug̈u
[5] pira lawasṣiṅ ha/ṗaḥhi,
[6] raga mukti saƞara,
[7] katetela ketuṅ
[8] hagraṣṭahā tanṗa beya,
[9] tan sipi kāsiyani raga limṗadḋi,
[10] niṣṭani sabuwana
IV.
[1] ø /........... raśiḥ
[2] punika maṙmani tibraniṅ wlas
[3] malecaṇi raga leteṙ
[4] ni skaṙjā kyagug̈u
[5] ni sumaṙ/sa laṇi rumawit
[6] kataman tos na raga
[7] mṛta rasmini kuṅ
[8] punika lamon karasa,
[9] pira holiyaniśun atakitaki,
[10] tan tuhu ri wacaṇa
IV.
[1] //0 /...... ṗa ṅlaliṙ
[2] muṙti tan aṇa simṗaṅƞi daya,
[3] śurajaya paƞalme
[4] ya ḍuḥ kaky ariśun
[5] tu/hu jatī karuna budi,
[6] muṣṭikāṇi jajaka,
[7] purusani laku
[8] rakanira kumalamaṙ
[9] hapulaṅśiḥ rajaḥ tamaḥ hanhĕ
IV.
[1] .........ga sawƞi
[2] deṇiṅƞ amaṙna dyutani raga,
[3] saƞara wus ṗawṛtine
[4] ḷyĕpniṅ metra la/yu
[5] śurajaya nhĕṙr aguliṅ
[6] saṅ hyaṅ hatma siluman
[7] hadoḥ paraṇipun
[8] hanukṣma he¡ṅ nilambāra
[9] kapaƞgiḥ ta muṙtine ni tejasari,
[10] hama/.......
IV.
[1] ...niṅ saṅ hyaṅ canḋra dum akaliḥ
[2] ki surajaya baƞun kaƞelan
[3] henak ḋenira sare
[4] duratma lu/ƞa laƞut
[5] hasraṅśraṅƞan siḥhe kapaƞgiḥ
[6] sukṣmanira ṇi tejāsari,
[7] pamuƞu lulut
[8] katon rowwaƞiƞ ṣajiwa,
[9] ki surajaya mukti sari/...
[10] ..................
IV.
[1] //0 caliḥni jñaṇā basamet silib.
[2] ragā lit nityasa mawe ṇuraga/
[3] hamukti rum ĕni jro laṅse
[4] śaṅ jyaḥ tlas ṗinaṅku
[5] wruḥ maƞamĕṙriṅ wacaṇa
[6] sinahasā ri basa,
[7] riṅ basa hanawaṅ madu juruḥ
[8] maṙ muksa/...
[9] ...... muṙ...wa karas...in
[10] ...u...uṅ gantyaṇiṅ waja
IV.
[1] ø ṛsĕpni daya ƞambyakĕn gati,
[2] lo/lya ktĕṙ gupe nikī kanya
[3] wus atitaḥ dṛwya mule
[4] sarisari winaƞun
[5] sinahasā ri lulut asiḥ
[6] kinĕnan. re tejwala,
[8] ................
[9] ...........lati¡,
[10] lupu piṇḍani śwara
IV.
[1] //0 sapiḥniṅ canḋradipa haƞti,
[2] su/rajaya tṛsne śwupna,
[3] kumtĕṙ jiwa woṙr aƞelan
[4] tan sipi laraṇipun
[5] mĕṅgaḥ hoswaḥ ruditeƞ ati,
[6] dṛsni luḥ manḋrawayan
[7] ri piṗi/........
[8] .........kuyaṅ kayiƞa...
[9] rag̈a l
[10] pā kapnĕtan larani śiḥ
[11] ruwe datan ṗgat.
IV.
[1] //0 pajaṗaja/ṇiṅ lara sawukiṙ
[2] pira lawasiṅƞ aƞeça
[3] he¡mbuḥ tanṗa ṅloṅ ciptaƞel.
[4] tṛsnagĕṅ rob tan ṣurud
[5] luwaṙ tanṣaḥ hamig̈naṇi
[6] de¡ni/........
[7] ...kṣma lwiṙ panḋuṅ
[8] pugĕlniṅ kawy aƞambara,
[9] tutur iṅlaṅ katawƞan. lulut aśiḥ
[10] humor iṅ kanura/gan.
IV.
[1] ø tan ṗarimana wtuni titiṙ
[2] ciptane masa wuruƞā pjaḥ
[3] taƞeḥ kawaṙna te kale
[4] meḥ rahina kawuwus
[5] kweḥni paksī munya/....
[6] ......wetan
[7] makin tṛsna lepuḥ
[8] hawuƞu rag̈asamaya,
[9] hadan busana riṅ samṗuṇnira haśuci,
[10] hu/mijil saṅ hyaṅƞ āṙka
IV.
[1] //0 hasmu gaṙjita rasaniƞ ati,
[2] ragasamaya miyat i kakaƞe
[3] tan ṗṛnaḥ suka budḋine
[5] .........ka mawiƞi¡t ,
[6] sawƞi mĕṅgaḥ kĕsaḥ
[7] waṙṇnanira luru
[8] haturu turu taṇn inak
[9] ka suraja/yā ya tansaḥ hāƞoƞaḥ haƞiḥ
[10] lwiṙ kna winahita
IV.
[1] //0 ya ḍuḥ hariṇiśun masku kaki,
[2] tan ṗahiƞan tĕñuḥhi ñana,
[3] laran ku/..........
[4] wkasira hanḋulu
[5] rakaṇira ............ti,
[6] kakaṅ samṗun makana,
[7] warahīn katesun
[8] ṗunapa/ jarunaṇira,
[9] mawaraḥ kāraṇnani raga priyatin
[10] kepwan ragasamaya
IV.
[1] ø kakaṅ ṛƞĕ wacanananku kaki,
[2] hiḍĕp ḋuṙga maƞeka ye/...
[3] .....paṇ .....ṇ ana t...age
[4] ...gĕp ....... ...
[5] ... bayu siḍman kaki,
[6] øira kneṅ swapna,
[7] doḥ paraṇiṅ tan tu/hu,
[8] cipta lanā balayaƞan
[9] wowohaniƞ aturu kakaƞ aƞīpi
[10] solaḥ kacakrabawa
IV.
[1] ø yaya hedan manah iƞ akiki/...
[2] ......................
[3] ...... n urupe
[4] kaya tan woṅƞ abagus
[5] ṗakaṇira dameṅ pa/westri,
[6] kaya dama parawan
[7] samṗun ṗatikudu,
[8] ḍuḥ yayī tan maṅkanaha,
[9] tĕmbya tan kaṇḍĕg lamṗaḥku lamon kapaƞgiḥ
IV.
[1] ø ....................mit
[2] lumaris hanaƞoṇni hayu,
[3] saƞ apṛnaḥ maṅke la/yat
[4] lakw aƞadehaḋe
[5] duṇuṅƞane kapuṅkuṙ,
[6] praṗti maṙgga kaṇḍĕg alīƞgiḥ
[7] madyaniṅ parerenan
[8] ki surajaya muwus
[9] haśṛti/....
[10] .......................
[11] .... ṗoliḥ deṇira saṣanak.
IV.
[1] ø ragasamayā/ hatĕnku kaki,
[2] laḥ kariyā yayi gĕg̈nĕpa,
[3] tan siki tan sipi wlasiśun maṅke
[4] milu ƞeliṅ tan luhuṅ
[5] salaḥ tuƞgal kariya ƞī/....
[6] ....................
[7] ................
[8] ........tumiƞāl
[9] ki ragasamayā sumahuṙ hawoṙ luḥ/ mijil
[10] tṛsna ri rakaṇirā
IV.
[1] //0 tan maṅkanahā kaṙsaṇiśun kaki,
[2] najyan tutug̈a wkasi jagat
[3] lamṗusa denera ƞulanṭe
[4] tan ka/........
[5] .... bayaniƞ aƞgĕṅ braṅti,
[6] manawi kapĕṗĕsan
[7] ḋenera namun lulut
[8] hakweḥ paƞuniƞa/ṇniṅwwaṅ
[9] sera saṅ kātaman ṣiḥ hamriḥ kapatin
[10] taṇ amaṙga byantara
IV.
[1] ø tuturira kakaṅ denkatoliḥ
[3] ........kt
[4] rame
[5] saṅ prasidaṇiṅ laku
[6] hamiseśā riṅ tiga mukti
[7] lwiḥ byaḥ raja yoga/,
[8] sawijiliṅ tutuṙ
[9] maṅkana rakwa lumamṗaḥ
[10] dinpuntulus kaṣi yanḋanawirati,
[11] prihĕn maṅko balaka
IV.
[1] //0 kakaṅ nadyan sabu/...
[2] ...soƞa...
[3] ...
[4] ....ton hĕnḋi parane
[5] saṅ kasaṅg̈a riƞ ibu
[6] gag̈añjara/niṅ tapa sakti,
[7] saṅ darana kawasa,
[8] ṣiƞgiḥ paraniṅpun
[9] hisiṇiṅ wukiṙ sagara,
[10] tumarimā laƞniṅ pawestrī lwiḥ
[11] pinaka gag̈añjara/...
IV.
[1] ................
[2] ............suka,
[3] hapan taṇ ana paḍa saṅke
[4] maṙggaṇe priṅga he/wuḥ
[5] niṣṭa ṗalā kakaṅ surawaṇi,
[6] kaswaraniṅ wuwujaṅ
[7] kalud. rara guṇuṅ
[8] tan mapī sira paṅgiḥya,
[9] kaliƞna tan tan ṗenḋaḥ gula/....
[10] .......
IV.
[1] ....śun masku rusit
[2] haƞel bapā natariṅ waçana,
[3] sabḋa/ ƞāmbara hiku kabeḥ
[4] tan kaṛƞĕ deṇniśun
[5] hapan raga tan ṗatipati,
[6] haguṅ kaṅƞ amiseśa,
[7] hamgati laku
[9] ...............
[10] ....ṙmmanya baƞun kaṙsa
IV.
[1] //0 hadan laku sigra tanṗa noliḥ
[2] ha/mṣakĕ kaṙsaṇiṅ manaḥ
[3] wusṣ apralalu rag̈a ƞel
[4] harine tanṣaḥ puṅkuṙ
[5] maṙmma ƞiriṅ kadya sarati,
[6] wañcak ḋaṙyya ri lamṗaḥ
[7] ra/............
[8] ..................
[9] ..... puƞkuṙr i guṇuṅ kawi,
[10] lumaku tut ṗanaban.
IV.
[1] ø maṅ/kin tan ṣurud tinḋaknyā pṛgi,
[2] ki surajaya duṅkapiṅƞ aksa,
[3] wus mĕntas i śabraṅ kilen
[4] ṗrapti ƞamen lumaju
[5] lamṗaḥhirā/....
[6] ...................
[7] .......ṗt
[8] ... smu
[9] dawĕg ta kakaṅƞ asiram
[10] kaṇḍĕg lamṗaḥhe ki sura/jaya haś√ci,
[11] laḥ yayi hadusṣa huga
IV.
[1] //0 samṗuṇa toyā sarira pṛgi,
[2] hadan lamṗaḥ saƞ anaraweca,
[3] mayo/....
[4] .....ṇnoliḥ saṙwwa muwus
[5] surajayā liƞe hatoḍi,
[6] punapa kajƞibaṅ
[7] śuṇn abaƞun tu/rut
[8] ḋi sajyaṇiṅ lumamṗaḥha,
[9] laḥ kakaṅ tā puṗuḍe campakajati¡,
[10] yayi sakaṛpira
IV.
[2] ........u hatut walaha
[3] gaṙjita saƞṣayatine
[4] ritniṅ paraƞ aluhuṙ
[5] haśraśraƞan taṅ siriwi/ti,
[6] wwany aƞuṅsi wiwara,
[7] matuƞgalan ṣuśuḥ
[8] kacaṙyyan tas i lumiyat.
[9] rekaṇi wuṅkal tujalā waṙṇna riṅgit
[10] waniḥ tulwa/....
IV.
[1] ø Dihentikan (cerita) tentang Ki Surawani yang
[2] baru saja beristirahat di tempat para ajar
[3] tiga hari lamanya.
[4] Memelihara dengan cara hidup yang penuh kasih
[5] dia Sang Penguasa padepokan.
[6] Dihentikan sejenak (cerita tentang Surajaya). Lain cerita-
[7] di sekeliling Penataran,
[8] bulan muncul pada tanggal tiga belas
[9] paro terang di hari minggu.
[10] // 0 // Pupuh Pangad // 0 //
V.
[1] Diceritakan Sang Raja
[2] dan para prajurit sudah siap
[3] banyak kuda .(...?) dan kereta.
[4] Segenap prajurit bersemangat.
[5] Indah dalam berpakaian para abdi istana, bekerja.
[6] Dipastikan siap kereta kuda itu.
V.
[1] ø Sang raja telah memakai perlengkapan kebesaran.
[2] Bertabur permata, pakaian Sang Raja,
[3] cemerlang bersinar seperti matahari yang terbit
[4] dari balik gunung di ujung timur.
[5] Kilaunya menyebar, gemerlapnya permata
[6] seolah-olah tergambar seperti kerdipan mata.
V.
[1] ø (Sang Raja) memakai kain putih yang benar-benar halus
[2] bersulam benang emas, berkain pinggang gringsing, motif wayang.
[3] Memakai keris, bertangkai dengan "blengker" berhias rumit.
[4] Bergelang "kami tuwuh", berikat pinggang motif "luba"
[5] berhias bunga teratai yang mengitarinya.
[6] Hiasan lengannya dari emas tanpa rumbai.
V.
[1] ø Tiga kudanya sudah siap,
[2] bersinar emas di pelananya.
[3] Dahi dan bulu surainya tertutup
[4] (dengan) hiasan emas, "jurjeng" namanya.
[5] Bagian bantalan dan hiasan leher gajahnya
[6] dihiasi dengan batu mulia tertentu.
V.
[1] ø Sang Raja sudah naik
[2] di keretanya. Gemuruh langkah prajurit
[3] dan para abdi dengan senang dan patuh mengiringkan.
[4] Para "gusti" memakai kampuh dengan motif sama
[5] dengan para "mantri". Para penduduk desa dan yang lain
[6] menjadi satu dalam kereta berhias.
V.
[1] ø Banyak kereta tertutup beririg-iringan,
[2] cemerlang bersinar, berjalan mendahului gajah-gajah.
[3] Suaranya sambung menyambung dan saling mendahului dengan (suara) kuda.
[4] Kelompok abdi kerajaan "Pangalasan", masing-masing dengan payungnya sendiri.
[5] Kendang dan gong suaranya perlahan saling bersaing dan saling mendahului,
[6] berbunyi bergantian karenanya berbunyi gemuruh.
V.
[1] ø Sang Raja tidak undur
[2] segera perjalanan bala tentaranya sampai di Palasa
[3] kemudian berkemah. Diceritakan Sang Patih
[4] Senapati (bernama) Rangga Kanduruhan dan
[5] Ki Juru Pangalasan segera mengiringkan.
[6] Seperti guruh suara merdangganya.
V.
[1] ø Kendang dan gong bertalu-talu, berbunyi bersama.
[2] Riang hati orang-orang yang baru pertama kali (melihat),
[3] turut mengiringkan tidak tahu isyarat,
[4] yang kemudian menjadi kecewa hatinya,
[5] bagai mimpi pikiranya turut bangkit.
[6] Barusan saja mengabdi
[7] demikian dia yang mahir dalam rasa.
V.
[1] ø Pasukan "Papanḍen" seperti hujan gerimis (banyaknya)
[2] kesana kemari berkelebet, berjumbaijumbai emas,
[3] banjir dan tidak surut. Banyaknya orang lagi pula hebat
[4] ada pasukan "Sridanta" yang lain para mata-mata(?),
[5] membanjiri datang di Labuhapi.
[6] Orang-orang yang memakai benting adalah para penjaga lumbung (?).
V.
[1] ø Orang-orang mengiringkan lebih dahulu
[2] menanti dengan sabar.
[3] Para prajurit "nyutra" dan pembawa bendera,
[4] orang-orang yang memakai pakaian pertunjukan(?) tidak ketinggalan
[5] dengan anak buahnya mulai tampak. Orang-orang pandai mengikuti
[6] dengan sembunyi-sembunyi, tandunya(?) seperti lukisan
[7] mereka berhenti untuk berkumpul.
V.
[1] ø Sampai di Makasar(?) (mereka) penuh dengan kegembiraan.
[2] Ketuanya bertanda khusus di kepalanya
[3] yang berwarna merah emas dengan hiasan bertumpuk.
[4] (Ia) berjalan memimpin dengan semenamena di jalan.
[5] (Ia) bertugas secara istimewa dengan anjingnya, menakutkan orang-orang desa,
[6] bergerak kian kemari dengan mencolok. Ki Pora banyak bicara.
V.
[1] ø (Mereka) berbaris tampak di jalanan
[2] bersegera tidak undur, datang di Panataran.
[3] Penuh sesak jalan mereka para prajurit raja
[4] semua bersama-sama tinggal di kemah.
[5] Banyak yang bersantai-santai ke tempat pertapaan (?) juga Sang Nareswari.
[6] Puas bercengkrama menopang kesedihan.
V.
[1] ø Sangatlah berani perbuatan
[2] dia Sang penguasa tempat. Perbuatan baik
[3] berdananya dilakukan.
[4] Terkenal di seluruh bumi.
[5] Banyak tanpa henti mereka yang menghaturkan (upeti) (?).
[6] Semuanya serba indah, ada di luar semua
[7] berwarna keemasan, sudah diterima.
V.
[1] ø Setelah memberi penghormatan berturut-turut
[2] perbuatan yang berpahala dari tapa sudah berhasil.
[3] Pulanglah mereka para pengikut yang menghadap
[4] didahului orang-orang desa kemudian para pertapa
[5] melakukan kerja masing-masing. Para ksatriya berikutnya
[6] meninjau kemah sejenak.
V.
[1] ø Segera malam pun terceritakan.
[2] Matahari baru saja tenggelam,
[3] rembulan bersinar.
[4] Ramai seluruh perkemahan,
[5] suara bersahut-sahutan berbunyi bersamaan,
[6] seperti dijawab oleh ringkikan kuda.
V.
[1] ø Gending berbunyi keras
[2] bagai membangkitkan kesedihan.
[3] Dia yang dilanda cinta terbangun. Dia yang unggul barusan mendapat kebahagiaan
[4] menambah keindahan dalam berkidung yang terkemuka.,
[5] Yang lain berlatih; para penjaga itu.
[6] Di timur laut terdengar
[7] orang memainkan "guntang".
V.
[1] ø Kira-kira pukul tujuh (jam 4.30 pagi)
[2] menjadi pucat sinar rembulan. Fajar menyingsing
[3] menjelang pagi, matahari pun terbit.
[4] Ki Surajaya kembali dibicarakan
[5] sedang menenangkan diri, enggan, tidak mampu mengikuti,
[6] mengendalikan pikiran yang kacau.
V.
[1] ø Tidak berhasil menenangkan (hati)
[2] jiwapun semakin tidak berdaya,
[3] lebih-lebih tidak berdaya pikirannya.
[4] Tidak terperhatikan jalan menuju ke kematian,
[5] semakin menderita sekali karena cinta asmara. "Duhai
[6] jangan melakukan samadi dengan khusuk, tiada tempatnya
[7] sebagai jalanku untuk mati".
V.
[1] ø Seperti ada suara terdengar,
[2] berita dari Ki manguyu memberikan petunjuk
[3] “Tidak tahukah (kalian) bahwa ada perang di Jebugwangi?. Para mantri
[4] berperang tanding ,Tuanku.
[5] Ramai demikian berita yang beredar. Tidak ada yang menyamai,
[6] pertunjukan di Rabut Panataran".
V.
[1] ø Gembira hati mendengar (hal itu).
[2] Ragasamaya berkata, "Kikislah
[3] sedihmu lalu (kita) pergi dari sini.
[4] Saya semakin ingin tahu Jebugarum".
[5] "Nah sambil melihat dan mencobai perang".
[6] Patuhlah Ragasamaya.
V.
[1] ø Tersendat-sendat kata-katanya tidak keluar,
[2] "Ragasamaya adikku,
[3] seperti petunjuk Hyang Widi,
[4] aku mendapatkan jalan, Adi.
[5] Kakangmu ini
V.
[1]
V.
[1] Nah laksanakanlah. Kakang berlakulah berani
[2] karenanya aku ikut menyerang lebih dahulu”.
[3] Adiknya (Ragasamaya) berlari turut ke perkemahan
[4] hendak merusak tempat suci (?) di depan Palah;
[5] sepagi mungkin (sampai) di Palburajah.
V.
[1] Sangatlah kasihan (orang) yang mendengar
[2] tahu akan kebaikan bicaranya (Ragasamaya).
[3] Sungguh sulit jadi penyebab orang mati
[4] di medan perang. Ragasamaya agak terbawa hatinya jatuh kasihan,
[5] memegang kesetiaan, tidak lekat pada kehidupan
[6] dengan berani dan kuat. Sungguhsungguh saudara (orang yang demikian).
V.
[1] ø Seperti diolok-olok oleh rasa cinta asmara yang menguasai
[2] membuat mabok kepayang dalam bertapa.
[3] Maksud baik Hyang Widi menghalangi (dengan) cinta asmara.
[4] Sebab orang muda banyak desakannya
[5] terbelit rasa cinta, karena itu (bisa) menyimpang,
[6] pikiran gentayangan jika dibawa-bawa.
V.
[1] ø Perginya Hyang bagai tanpa memberi tahu
[2] jika langgengkan kejahatan hati.
[3] Karena itu budi yang dalam yang sebenarbenarnya terarah
[4] pada pintu. (Bila hal itu terjadi) hati bagai menemukan (sesuatu).
[5] Dan semakin terasakan petunjuk dia yang unggul
[6] bebas selalu terkuasai cinta.
V.
[1] ø "Ragasamaya, adikku.
[2] Pikiranku mendapat rintangan, seketika,
[3] kemudian memenuhi semua, menjadi gelap rasa hati(ku).
[4] Kini menjadi terang hatiku.
[5] Nah Adi marilah kita pergi, berangkat ke Wilis
[6] sambil melihat-lihat Penataran.
V.
[1] ø Senang rasa hatiku".
[2] Ragasamaya berkata, "Sekehendakmu
[3] saja, aku patuh asalkan Kakang tidak bersedih.
[4] Sedemikian besarnya engkau menanggung rindu, mabok.
[5] Sadarlah jangan tidak memperhatikan
[6] karena kesedihan dan duka nestapa".
V.
[1] ø "Benar katamu, Adikku.
[2] Sangat baik, kini semakin terasa
[3] nasehat dia ketika berada di gunung Kawi.
[4] Tidak kuperhatikan sementara pikiran merana
[5] hati terkuasai rindu, tidak ada yang diperhatikan,
[6] lupa karena hati terhalang.
V.
[1] ø Nah marilah kita pergi, Adikku".
[2] Setelah minta diri mereka segera pergi
[3] dengan tidak bersedih hati. Sudah sampai di Gariging
[4] berjalan terus ke barat. Banyak orang searah (dalam perjalanan itu)
[5] juga orang-orang yang berpapasan, yang mengikuti, yang bersama-sama.
[6] Pedagang tiada henti-hentinya mencari dagangan.
V.
[1] ø Cepat langkahnya, berjalan terus
[2] Rabutbuntel pun terlewati.
[3] Sampai di daerah tegalan menuju
[4] wilayah Daliring.
[5] Ketika sampai di Jaganlung kemudian perlahan-lahan
[6] menuju ke Rabutsiwalan. Kemudian mereka duduk
[7] di tengah-tengah batu di tepi sungai.
V.
[1] ø Setelah selesai mencuci muka
[2] mereka mandi membersihkan diri
[3] kemudian pergi dengan sempoyongan, perlahan.
[4] Sangat kasmaran hatiku melihat
[5] menatap lereng curam, tebing terjal dan goa-goa. Daerah sulit menghadang
[6] menimbulkan gamang hati barang siapa yang melihatnya.
V.
[1] ø Lamalah jika diceritakan di jalan,
[2] Ki Surajaya sampai di Lopat. Perlahanlahan
[3] jalannya sampai di Karanglagundi.
[4] Ingin datang di Kapulehan tampak lelah.
[5] Setelah membeli sirih mereka istirahat, duduklah
[6] Ki Surajaya sambil bertanya,
V.
[1] ø "Tidak ada belokannyakah jalan ini".
[2] Ia kemudian melanjutkan perjalanan sampai di Panataran.
[3] "Benar Pangeran tidak ada persimpangannya,
[4] lurus mengikuti jalan agak ke selatan".
[5] Segera kemudian mereka pergi. Matahari waktu itu
[6] baru saja (condong ke) barat ketika mereka sampai di Kabaṭaran.
V.
[1] ø "Di sanalah Kakang tempatnya
[2] beristirahat- demikian keinginanku
[3] bersama-sama mengerjakan sesuatu yang baik".
[4] "Sekehendakmu saja, Adi".
[5] Ki Surajaya jalannya menuju ke arah
[6] dia yang bertapa yang menyapa pada Sang Tamu yang
[7] senang akan manisnya sapaan.
V.
[1] ø "Duhai selamat datang Sang Tamu",
[2] disongsong dengan sapaan manis, "(Saya) tidak (tahu)
[3] dari mana asalmu, wahai yang baru datang".
[4] Ki Surajaya menerima dengan senang hati
[5] kata-kata yang penuh perhatian, seperti manisnya gula.
[6] Mendesaknya pikiran menyerupai boreh.
V.
[1] ø "Jangan bertanya yang mulia.
[2] Si Surajaya ini tidak mempunyai tempat tinggal, di gunung
[3] mengikuti kerinduan hati, pikiran seperti menggembalakan angin.
[4] Seperti menginjak (tumpuan) tapi meleset sehingga pikiran pun seperti mabok.
[5] (Saya) berjalan, bergerak tidak ada yang dimaui
[6] masih samar-samar keinginan badan ini".
V.
[1] ø Tanggaplah dia yang diberi isyarat, tahu gelagat
[2] yaitu dia Sang Tetua padepokan. Karena inti rasa itu
[3] samar-samar, hampir tidak tampak untuk mengetahui akan kesejatian rahasia.
[4] Sudah banyak di gunung-gunung, cerita dipadukan
[5] dengan ajaran para dewa, seperti halnya kebijakan-kebijakan raja.
[6] Songkok pun sudah diterimanya.
V.
[1] ø Ajaran para resi disusun
[2] diatur asal usulnya.
[3] "Ki Surajaya anakku
[4] Angger,
[5] hendaklah bersamadi tidak bertempat tinggal. Hal ini (anggaplah) seperti ibu:
[6] yang mengikat batin orang mengembara, menaungi
[7] (selama) "bayu sabda hidep" belum terpisah.
V.
[1] ø Ki Surajaya aku bertanya
[2] bagaimana, Ngger, ujudnya dia Sang Terang(?),
[3] bentuknya (bagaimana?). Beritahukan aku yang sesungguhnya,
[4] tetapi jangan terlalu sedih dalam kata-kata.
[5] Apa yang dicari (dalam) kelebihan yang unggul?.
[6] Mana yang dianggap lakunya mahluk hidup?".
V.
[1] ø "Duhai maafkanlah yang mulia
[2] hamba memberanikan diri menghaturkan keterangan.
[3] Sebenarnya tidak maulah saya. Hendaklah dihindarkan dari kutuk dan kekuatan magis
[4] Si Surajaya ini". Ramah munculnya katakata.
[5] Sang Pertapa berkata," Maksudku, Ngger
[6] orang muda jika mahir dalam olah rasa
V.
[1] ø tidak tahu pada arahnya kata-kata,
[2] sangat bodoh. Dari keburukan seluruh dunia
[3] masih bodoh (orang yang) tidak waspada
[4] karena menuruti kehendaknya, pergi kian kemari dengan pikiran kosong.
[5] Malam hari (...?) mencari tetapi tidak berhasil,
[6] bimbang, ragu-ragu tidak tahu arah tujuan.
V.
[1] ø Meski mendapatkan sepuluh gunung,
[2] meski telah terkuasai dunia
[3] perenungannya, Angger, tampak sia-sia
[4] jika tidak tahu ajaran dia sang wiku.
[5] Laku menjadi sia-sia, hati yang prihatin pun menjadi lemah.
[6] Duhai (mudah-mudahan) yang meragukan itu tidak ada padamu.
V.
[1] ø Berapa lamanya engkau menghiburhibur diri
[2] tanpa tempat tinggal. Surajaya anakku,
[3] apa yang kaucari, Angger?.
[4] Engkau, Angger, songsonglah laku itu
[5] perolehmu untuk mendapat kesenangan. Adapun aku yang berada dalam kelompok guru,
[6] sungguh jelas karena janji".
V.
[1] ø "Jangan bertanya padaku,
[2] tambahan lagi tidak dapat dipastikan
[3] karena jalan yang buruk, tambahan lagi
[4] karena tertutup oleh cinta asmara.
[5] Si Surajaya telah berkeliling (untuk mencari) keunggulan-keunggulan yang bagai permata
[6] dengan sengsara. Hakekat mantra pujian suci
[7] sudah banyak (dicari) dalam hakekat cerita.
V.
[1] ø Ajaran Siwa dan Budha sudah diikuti
[2] dan Sang pengikut Siwa dan penganut Budha telah didatangi
[3] (juga) para dewaguru dan mereka yang bercara hidup
[4] mengembara (seperti misalnya) kelompokkelompok religi yang hebat sudah (didatangi).
[5] Patokan untuk mendapatkan kesenangan (sudah) dicari (tetapi) tidak didapatkan.
[6] Itulah yang menyebabkan (saya) tanpa tempat tinggal.
V.
[1] ø Banyak halangannya
[2] juga bagi dia yang mahir dalam berkata-kata;
[3] jelas keinginannya
[4] yaitu utama dalam petunjuk wangsit.
[5] Tidak bingung karena (pengaruh) mata, kata-katanya mengalir.
[6] Jika menguraikan sabda tahu pada tempat yang pantas,
[7] Berkibar-kibar tanpa samadi di bumi.
V.
[1] ø Sama (saja), saya tetap dalam kebingungan
[2] mendengarnya, sulit rasa hati ini
[3] lebih-lebih jika ada pustaka utama yang memuat pengetahuan unggul
[4] meski mendapatkan satu pikulan.
[5] Semakin memantapkan hati, hatiku diingatkan
[6] karena bertekad (menunggu) munculnya ajaran.
V.
[1] ø Barangkali ada petunjuk padaku,
[2] (wahai) engkau yang betul-betul tahu akan segala kegembiraan, tanpa halangan
[3] yang beralasan melakukan brata mengitari bumi".
[4] Sang Tetua pertapaan dalam keadaan bingung
[5] mendengarnya, hatipun tidak memperhatikan
[6] mengikuti munculnya suara.
V.
[1] ø " Benar katamu, Anakku,
[2] jangan tidak bebas dalam menyempurnakan arti
[3] sudah kau temukan semua, Ngger
[4] hati-hatilah. Yang jelas tidak dapat disombongkan".
[5] "Duhai tidak mungkin, yang mulia, hamba ini terlalu berani
[6] sepertinya kagum Si Surajaya ini.
V.
[1] ø "Dan selanjutnya (karena) anda, saya menemukan
[2] Sabda yang amat berdaya hidup yang memberi nasehat pada hati".
[3] Dia yang terhanyut dalam lamunan kini telah mahir dalam tuntunan rahasia
[4] guru sejati. Komposisinya sudah ditemukan
[5] kecil tidak bersekat, lagi muda, cakap.
[6] "Orang yang tahu laku,
V.
[1] ø ada batasan-batasannya, Angger, dalam berkata-kata.
[2] Engkau yang pertapa mengembara dengan saleh
[3] dan yang mengetahui hakekat sabda yang sesungguhnya
[4] berlagak unggul, berlagak mampu tidak undur,
[5] mengurai kata-kata. Kelompok darmahaji
[6] diurai menjadi 3 sebagai galah."
V.
[1] ø Ki Surajaya berkata ramah,
[2] "Seberapa besarnya badan jika dibandingkan dengan jagat raya ini,
[3] penuh sesak, tambahan lagi ada darmahaji.
[4] Kurang malam jika harus membandingkan pengetahuan .
[5] Meski mendapatkan hal yang 3 itu, hendaklah dimengerti dengan jelas, sangat
[6] unggul dia Sang Pembuat sabda".
V.
[1] ø Demikian kata dia yang mengerti sepenuhnya dalam penglihatan.
[2] Campurkanlah sejumlah perasaan,
[3] kalah oleh yang tanpa rasa di hati.
[4] Segala kemahiran mahluk sungguhsungguh mahir,
[5] lebih baik dari pada kebodohan yang penuh larangan dan rumit.
[6] Dia yang utama pikirannya berlagak bodoh.
V.
[1] ø Kira-kira menjelang petang
[2] telah tenggelam matahari.
[3] "Anakku Surajaya (kini) sudah
[4] malam, (sudah) waktunya aku mempersilakan.
[5] Tiada lain kenikmatan untuk tidurpun datang".
[6] Meluasnya perkataan tiada habisnya.
V.
[1] ø Sang Tetua padepokan turun
[2] masuk ke dalam rumah, tinggal
[3] Ki Surajaya yang terus memikirkan akan
[4] gencarnya sabda yang muncul.
[5] Tidak diceritakan perkataannya pada waktu malam hari
[6] dan lagi di (...?) alat musik berbunyi.
[7] Pagi pun sempurna matahari muncul.
V.
[1] ø Kliwon pagi terceritalah.
[2] Mereka berbareng datang segenap pahlawan perang.
[3] (Datang pula) orang-orang darma, akuwu bersemangat dan sejumlah prajurit
[4] "jabuwi" semua datang. Sudah beristirahat
[5] juga orang- orang Lamajang, semuanya sudah diberitahu
[6] masing-masing.
V.
[1] ø Para pengawas sudah berdatangan
[2] (demikian pula) sejumlah Kuwu tidak ada yang terlewatkan.
[3] Orang-orang dari ngarai Gintir datang pada pagi hari;
[4] orang-orang dari timur Kawi datang lebih dahulu.
[5] Sejumlah orang yang gagah berani dengan ciri-ciri seorang "mantri" dialah
[6] yang memberi perintah kepada para "tanḍa".
V.
[1] ø Orang "darma" telah berkumpul;
[2] sejumlah "kabayan" datang.
[3] Orang dari Balitar sudah beristirahat
[4] dari belakang dari Waturit.
[5] Para "manguri", orang dari Pakandangan datang,
[6] yang lain orang dari Polaman, orang-orang dari Buntĕl datang lebih dahulu;
[7] bersama-sama muncul dari sebelah selatan hutan.
V.
[1] ø (Mereka) sepakat (...?) tidak undur.
[2] Gagah berani Kabayan dari Urawan,
[3] tetap kebal, tidak takut.
[4] Dengan perlahan barusan dikeroyok, tidak bergeming
[5] ditombak tidak surut.
[6] Tiga bersaudara dari Gegelang
V.
[1] ø Ki Sora dan Ki Samun
[2] Gajahpaningset yang bungsu.
[3] (Mereka) ditinggalkan ayah ibunya
[4] itulah alasannya berperang
[5] karena kesusahan hatinya menimbulkan belas kasihan.
[6] (Mereka) berusaha mencari takdir, senang jika mati
[7] gugur di medan pertempuran.
V.
[1] ø Sudah dipenuhi oleh para prajurit bayaran
[2] segera mereka dengan tergesa bersiap
[3] berusaha keras agar bisa berbaris di tepi.
[4] (Orang-orang) senang mendengar bunyibunyian bergemuruh.
[5] Suara gong berbunyi bersama-sama;
[6] yang lain (suara) kendang, gong riuh berbunyi gemuruh.
V.
[1] Sang pahlawan berada di punggung
[2] gajah, ramai beriring-iringan
[3] dengan Pengalasan. Kemudian pagi
[4] senanglah para Tandamantri.
[5] Segenap bangsawan muda yang gagah lebih dahulu
[6] sampai di Laburajah. Sudah sampailah
[7] Ki Surajaya segera ke pertapaan.
V.
[1] Tidak putus seperti "sulung"
[2] dari timur; berduyun-duyun para prajurit bayaran dari Kembang.
[3] Para Kuwu semua sudah datang.
[4] Ramai perang lembing itu, para Kabayan berhadap-hadapan,
[5] diserang habis-habisan (...?) seperti babi hutan diadu.
[6] Gembira bercampur takut hati para pemberani berperang.
V.
[1] ø Ciri-cirinya Raja muda
[2] berlima tersebut adalah mampu (berperang) meski
[3] menghadapi musuh 30 orang.
[4] Pahlawan yang gagah berani mati-matian,
[5] dari keluarga bangsawan bernama Lalanasambu
[6] dan Banyakputeran, Kala Huwahhawih,
[7] Mahisaboṭo dan Panjiwisaya.
V.
[1] ø Menghadapi sosok para Kuwu,
[2] Lalanasambu berjanji (akan)
[3] bertindak seperti angin ribut
[4] (ketika) disongsong oleh para prajurit.
[5] Tidak bergeming menyongsong, saling berjanji:
[6] berani, bertempur sama-sama berani saling menyerang mengalahkan.
[7] Sangat senang Sang Raja.
V.
[1] ø Panjiwisaya bersemangat
[2] seperti berbaur dengan musuh.
[3] Ki Banyakputeran dan Kala Huwahhawih
[4] bertindak seperti (...?) tertiup angin
V.
[1] ø Mahisaboṭo menyerang
[2] tingkahnya merunduk-runduk.
[3] Terkejut orang yang sedang bersiap mencabut
[4] payungnya hancur, tidak ada yang kembali menyerang.
[5] Segenap perwira kacau semua lari.
[6] Kabayan Palah pergi kepada pengawal,
[7] tidak ada (orang) yang menyongsong perangnya (Mahisaboṭo).
V.
[1] ø (...?) karena dikejar (kemudian)
[2] berhentilah ia karena terluka, cedera.
[3] Yang lain yang terluka kemudian mati.
[4] (Ia) berusaha mati membawa serta musuh mati bersamanya.
[5] Membanjir pahlawan di medan perang, tidak ada yang diperhatikan
[6] diusahakan mati dengan saling berhadapan.
V.
[1] ø Tindakan gagahberaninya riuh rendah
[2] bercampur dengan hiruk pikuknya orang jahat yang menyamar
[3] berpura-pura baik, terbukti mencuri-
[4] kemudian ditangkap oleh "Tanda" (menyebabkan) temannya mengamuk.
[5] Para "Narahita" dari pasar lari sepertinya takut.
[6] Para pedagang berlarian tunggang langgang.
V.
[1] ø Sejumlah “manguyu”
[2] lari cerai berai badannya terhempas
[3] lagi pula tergopoh-gopoh tidak tahu tujuannya
[4] sepertinya terbebani. Tersadar kembali ni manguyu,
[5] lari bergandengan, anaknya menangis
[6] ketakutan oleh sorak sorai yang terus menerus.
V.
[1] ø Lamalah keadaan kacau itu tidak juga surut.
[2] Terkejut orang yang berperang riuh, karena hancurnya pasar.
[3] Orang-orang yang ditusuk itu membalas menusuk, melukai
[4] tidak terluka, dengan mengerikan menghunus keris.
[5] (Seperti) kerasukan suatu yang jahat ia berdiri kokoh
[6] mengamuk tidak ada yang menyamai.
V.
[1] ø Alat tetabuhan bersuara keras,
[2] gembira hati para "kuwu"
[3] dan para "darma" (mereka) bersama-sama lari.
[4] Alat tetabuhannya tidak bersuara.
[5] Mulailah perang watang. Menyerbu orang-orang dari selatan
[6] ramai (berdengung suaranya) seperti lalat. (Mereka) saling menangkis
[7] ramai tidak ada yang merasa kalah.
V.
[1] ø Perang lembing berpasang-pasangan.
[2] Ki Sora berkata," Hentikan
[3] jangan terbawa (emosi) tidak ada kesudahannya perang kalian, Ki Sanak.
[4] Perhatikan satu persatu syarat-syarat upacaranya perang (kalau hal itu) sudah selesai.
[5] (Ketika) sampai di (...?) tidak banyak yang memperhatikan sopan santun
[6] ketika melakukan perang".
V.
[1] ø Sudah undur Kabayan
[2] dipisahkan dalam perang watang. Mereka sudah menyudahi perangnya.
[3] Beriringan dengan orang-orang yang menonton,
[4] mereka pergi ke (...?), ramai lari saling mendahului.
[5] Jalan kudanya segera sudah sampai.
[6] (Mereka) beristirahat di bawah naungan pohon beringin rimbun (?).
V.
[1] ø Matahari sudah terbit di sebelah timur,
[2] kemudian berjalan dari tempatnya berada.
[3] berwarna emas yang
[4] dibentuk istimewa, berjalan seolah-olah
[5] di Suralaya (menurut) pikiran orang yang melamun.
[6] Surajaya melihat dengan jelas perang yang baru saja terjadi
[7] seperti bermimpi ketika melihat (perang) itu.
V.
[1] ø "Sangat sedih hatiku melihatnya (perang itu).
[2] Berlebih anugerah dia orang yang unggul".
[3] Rasa senang meliputi semuanya dan kudakuda mengiringkan
[4] segenap para raja muda yang berjalan kaki di jalan
[5] membawa panah yang indah semuanya berkilat-kilat
[6] dan pakaiannya berciri warna emas.
V.
[1] ø Di jalan penuh sesak banyak (orang)
[2] tiada henti-henti bagaikan air laut pasang
[3] seperti banjir. Dalam pendapat sang kawi
[4] seperti gunung bunga. Berkelebetnya bendera
[5] dan jumbai-jumbai (pada tombak) berbelitan. Prajurit "wrĕgu" berjalan mengiringkan
[6] kereta, kuda di jalan.
V.
[1] ø Sejumlah prajurit bayaran menyerbu,
[2] orang-orang "darma" membawa tombak.
[3] Tetabuhan berbunyi seperti disanjungsanjung.
[4] Berjalan cepat Ki Sora dan Ki Samun,
[5] Gajahpaningset tindakannya unggul.
[6] Mereka memakai senjata tajam model lama.
V.
[1] ø Ki Sora berkata,
[2] "Gajahpaningset, Adikku, Pangeran,
[3] dan Ki Samun, jangan jauh-jauh dariku.
[4] Nanti bila Lalanasambu bertindak
[5] dan juga Banyakputeran, hendaklah kau hati-hati- menyingkirlah
[6] dari daerah peperangan.
V.
[1] ø Mahisaboṭo kuat
[2] Panjiwisaya berjanji (untuk)
[3] teguh. Sudah siap dengan sempurna
[4] Ki Lalana Howahhawih.
[5] Tidak ada yang berani menyongsong (ulah) prajurit bayaran.
[6] Segenap Kabayan sudah ditundukkan, sepertinya ketakutan.
[7] Orang-orang dari Palah sia-sia membunyikan tanda (titir).
V.
[1] ø Ki Samun katanya menjawab,
[2] "Hah tidak ada gunanya
[3] takut kepada Lalanasambu
[4] sama-sama menginjak bumi
[5] dan sama-sama makan nasi.
[6] Meski seluruh bumi kalah, aku tidak takut,
[7] meski diadu oleh Sang Raja.
V.
[1] ø Gajahpaningset menjawab,
[2] "Kami bertiga, Kakang, punya tugas istimewa.
[3] Dia yang unggul kusongsong sendiri
[4] Jika (aku) undur satu “ḍĕpa”, aku malu".
[5] "Duhai jangan begitu pikiran seorang prajurit,
[6] sayang sulit dilakukan, Adi, dengan kata- kata.
V.
[1] ø Menimbulkan tertawaan orang -orang yang mendengar.
[2] Kesanggupan Ki Kabayan sempurna.
[3] Hebat keberanian orang ini.
[4] (Ia) pergi dari tempatnya duduk, sudah terlanjur
[5] datang di tempat penyamaran, sebuah arena yang melingkar
[6] segera berhenti yang berperang.
V.
[1] ø Sudah siap tidak ganas
[2] perang watang itu. Mulai bergerak para prajurit bayaran.
[3] Berputar, bergoyang watangnya ditegakkan,
[4] perisainya dipegang. Memukul dibalas dengan memukul,
[5] tersenyum sambil membidik. Senanglah para perempuan,
[6] yang lain disuruh mundur.
V.
[1] ø Ada prajurit bayaran agak kikuk,
[2] tindakannya kacau,
[3] turut bergembira berlagak bisa,
[4] mencibir (sambil) berjalan berpegas-pegas;
[5] terhuyung-huyung hampir terjebur sumur.
[6] (Ia) berjalan mundur sambil mengerling, mata dipenuhi dengan warna putih mata.
[7] Kata para perempuan; "Mudah-mudahan kena".
V.
[1] ø Tombaknya bengkok hancur lebur
[2] leher (tombaknya) menjadi rumah kumbang
[3] dan lagi penuh serbuk (.......?)
[4] (...?) hasilnya mengumpulkan,
[5] menggotong barang rampasan, tengahtengahnya hangus
[6] dari kejauhan seperti bambu pikulan.
V.
[1] ø Kain pinggang pendeknya dililitkan tiga kali
[2] disambungkan dengan "daluwang" dibuat pancung,
[3] tampan. (Ia) membawa keris "baḍog".
[4] Anting-antingnya timah senilai 2 ribu
[5] dikira perak, simpainya "upih"
[6] diberi nama "satru randa" (musuh janda).
V.
[1] ø (Ia) mengangkat watang dengan kuat
[2] tidak tahu bahwa anak-anak tikus yang masih merah berloncatan,
[3] kumbangnya terbang satu demi satu.
[4] (Si prajurit) melihat ke angkasa (..?). (Hal ini membuat) sejumlah prajurit bayaran tertawa.
[5] Semakin banyak (orang) yang disengat (kumbang), sebagian berusaha (bertahan) (dengan cara)
[6] dipukul-pukulkan tombaknya jadi empat.
V.
[1] ø Rakyana Patih menemui
[2] segenap orang kuat. Bersama-sama (mereka) sudah
[3] datang menunggu.
[4] "Juburuh jaba" dan " juburuh jro", serta (para)"gusti" tidak ketinggalan.
[5] Belum lagi orang "bapang" diharapkan tidak ketinggalan,
[6] lainnya lagi para "paribon" sudah siap.
V.
[1] ø Orang-orang dari timur sepertinya diatur.
[2] Tindakan menyerangnya bersama-sama.
[3] tidak takut bahaya. Serangan itu ditujukan
[4] kepada orang Lamajang, yang diserbu, (mereka)
[5] tidak takut, berani seperti raksasa. Musuh lebih banyak
[6] menimbulkan kecil hati, mujur tidak mati,
[7] diteriaki oleh para"darma".
V.
[1] ø Lalanasambu memberi semangat,
[2] semakin tidak jujur.
[3] "Perintahkan, Kakang, supaya aku maju".
[4] Perangnya (Lalanasambu) menakutkan.
[5] Menonjol perbuatannya, temannya tidak ada yang tahu.
[6] Waspada Ki Sora, adik-adiknya dilirik.
[7] Ki Samun mengencangkan celananya.
V.
[1] ø Gajahpaningset tahu gelagat.
[2] (Ia) mengusap tanah, senjata “tĕwĕk”nya di"ḍĕpa" tiga kali
[3] tetapi tidak berani (menyerang), menunggu situasi.
[4] Orang-orang "darma" pulang dari berperang “watang”, mati.
[5] Ki Sora waspada, “jĕbĕng"nya siap di atas.
[6] Lalanasambu dipelototi.
V.
[1] ø Ketika (...?)
[2] (...?) datang dari timur laut, (yaitu)
[3] riuh rendah suara burung gagak.
[4] Lalanasambu bergerak (tidak tenang) badannya,
[5] gelisahnya mata menandakan bergetarnya hati,
[6] jatuhnya bahu kiri menandakan kesedihan.
V.
[1] ø (Ia) teringat mimpinya:
[2] Lalanasambu dan Panjiwisaya
[3] gembira sepertinyaa beriringan naik (perahu).
[4] (...?) Diangankan dalam tindakannya itu.
[5] Sampai di tengah lautan tampak
[6] perahunya tenggelam seluruhnya.
V.
[1] ø Tindakannya terasa lemah
[2] Lalanasambu tidak tahu lawan atau sekutu.
[3] Ketika ditusuk tetap berdiri kokoh tidak menangkis.
[4] (Ia) terluka, tampak dadanya
[5] tembus ke tulang belikat, tidak mampu membalas
[6] ................(?).
V.
[1] ø Orang-orang dari timur takut (kemudian) lari
[2] atas kematian Lalanasambu.
[3] Banyakputeran mendengar
[4] bahwa sekutunya sudah mati.
[5] Panjiwisaya wajahnya bagai disemprot
[6] dengan "galuga" pohon tal, marah. Ia berbela mati,
[7] seolah-olah hendak meremas besi membara.
V.
[1] ø Mahisaboṭo berkata
[2] menantang, hatinya kemudian
[3] (......?) Howahhawih.
[4] Waspada Ki Sora yang unggul dalam membaca gelagat.
[5] (Ia) tidak takut, benar-benar prajurit sejati,
[6] menuju ke sasaran belum dapat diraih.
V.
[1] ø Ramai saling mengejar
[2] dalam perang watang dan perang perisai "dadap", ramai gemuruh,
[3] dibarengi dengan jeritan sekutu yang ketakutan yang bersahut-sahutan.
[4] Orang-orang yang menonton semua lari
[5] karena (...?)
[6] ketakutan, ngeri mencari tempat pengungsian.
V.
[1] ø Ki Sora segera dikeroyok, diserang
[2] beramai-ramai oleh Kabayan (dari) Panataran.
[3] (Ki Sora) segera ditolong-diketahui oleh Sang Raja
[4] yang sedang berperang "jĕbĕng" yang riuh rendah berdesakan,
[5] tidak bisa dipisahkan. Sejumlah prajurit bayaran mati
[6] terluka kena perangkap.
V.
[1] ø Panjiwisaya (...?)
[2] tidak ada yang menyamai dalam menyerang.
[3] Hampir kena (...?).
[4] Waspada (ia) menangkis
[5] (ketika) diserang, didesak oleh karena kewajibannya. Ki Samun,
[6] Ki Sora sakti juga saudara mudanya
[7] Gajahpaningset segera menandingi.
V.
[1] ø Ki Sora berjaga di selatan.
[2] Mahisaboṭo dan Banyakputeran
[3] musuhnya itu, diserang tidak takut.
[4] Panjiwisaya diserang dari samping, dari arah selatan-
[5] ditusuk, kena, terkejut lalu menoleh.
[6] Luka lambung kirinya, (ia) melawan.
V.
[1] ø Gajahpaningset menusuk
[2] Ki Samun segera mambantu.
[3] Ki Sora waspada melihat
[4] adiknya diserang habis-habisan, didesak.
[5] Orang "darma dan “akuwu" lari
[6] meninggalkan senjata watangnya, berlindung pada "pangawin", yang
[7] mengambil senjata karena rasa takutnya.
V.
[1] .... Huwahhawih lari,
[2] Mahisaboṭo dan Banyakputeran,
[3] para saudara-saudaranya melarikan diri gemetar badannya.
[4] Panjiwisaya dan Lalanasambu
[5] saja yang sebagai dituakan yang menopang, semua mati
[6] (apalagi) badan ini mustahil tidak mati.
V.
[1] ø Takutlah para kepala "kuwu".
[2] Para perwira lari menutupi
[3] telinga. Seperti angin topan
[4] menerjang para prajurit yang mengikuti.
[5] "Jaburi" .... dalam tugasnya
[6] lari bersembunyi terusir ke utara melarikan diri.
[7] Orang-orang Lamajang semua meninggalkan senjata watangnya.
V.
[1] ø Tombak, senjata barudi bertumpuktumpuk
[2] berserakan yang lain tertindih mayat
[3] yang seperti orang tidur. Adapun keadaan prajurit bayaran
[4] dan yang lain bernafas tersegal-segal terdengar mengaduh.
[5] Lukanya ditempat yang mematikan karena tajamnya keris.
[6] Kepuasan bergelora mengharapkan ...
V.
[1] ... serempak
[2] bersahut-sahutan dari arah tenggara.
[3] Semua (orang) merasa kasihan pada keluarganya.
[4] Rintihannya menimbulkan belas kasihan.
[5] Sepertinya menutupi suara sorak gemuruh yang
[6] sampai ke angkasa itu yang seperti ombak bertabrakan
[7] berdebum berbunyi gemuruh beriringan.
V.
[1] ø Diiringkan dewa maut
[2] Sang Perwira dipisah semakin menjadijadi
[3] gemertak ...
[4] ...
[5] (Mereka) pergi mencari perlindungan ke dalam rumah. Kala Huwahhawih
[6] lari mengungsi ke tempat Rabutlayat.
V.
[1] ø Semakin menambah cemas
[2] dan kacau semua yang menonton perang.
[3] Sekelompok orang kacau balau oleh Gajah(paningset) yang marah,
[4] berteriak, menjerit, menusuk mengenai 8 orang.
[5] Semakin ...
[6] ...
V.
[1] ... lari
[2] ketakutan karena ulah yang mengamuk;
[3] ke pasar tujuannya
[4] barangkali masih bisa hidup.
[5] Mendapat mangsa (?) karenanya gempar gemuruh.
[6] Seperti hutan keris banyaknya pedang dengan leluasa
[7] merusak medan perang.
V.
[1] ø Sang Raja marah
[2] ...
[3] para mantri ...
[4] Sang Raja berkata agak songol suaranya,
[5] "Undurkan para prajurit!".
[6] Kemanapun pikirannya orang-orang "darma".
V.
[1] ø Ki Dojwa katanya menghaturkan sembah,
[2] "Benar, yang mulia, yang bernama Si Sora
[3] dan Si Samun, Paningset yang bungsu
[4] dari Urawan tanpa tempat tinggal.
[5] Sang ... prajurit muda".
[6] Diberi (hadiah) kain geringsing wayang (prajurit itu).
V.
[1] ø Sudah lerailah perang itu disetujui.
[2] Ki Sora dan Ki Samun
[3] diikuti Gajahpaningset
[4] selalu dekat dengan Sang Raja.
[5] Diceritakan para prajurit bayaran yang berusaha menang lagi
[6] dimanfaatkan dalam keadaan sulit ini, menghancurkan.
[7] Banyak orang yang disudahi di medan perang.
V.
[1] ø Diberi kain dan ikat pinggang
[2] ... dengan gembira di medan perang,
[3] sebagai hadiahnya dia yang pemberani menyabung nyawa.
[4] Ki Sora tidak lain kesayangan Sang Raja
[5] diberi hadiah, diberi seperangkat (senjata?) baru.
[6] (Ki Sora) diperintahkan untuk memilih harta benda.
V.
[1] ø Diceritakan Lalanasambu dan
[2] Panjiwisaya beriringan
[3] ke sorga. Rohnya
[4] sudah sangat mulia.
[5] Sorganya orang yang berjaya di medan perang. Semua tidak mendapat kesulitan.
[6] Prebawanya gunung emas yang serba emas,
[7] mendapatkan bunganya angkasa.
V.
[1] ø Banyaklah yang harus diperhatikan dalam kata-kata
[2] tidak akan habis oleh Sang Kawi(dalam) merangkai kata-kata
[3] buruk dan baik. Kini diceritakan
[4] Ki Surajaya dijadikan "lakon"
[5] semakin tahu, keramaian yang berlebihan
[6] ada keinginan untuk mengetahui akhir dari cerita ini.
V.
[1] ø Lerainya baru saja kemudian (mereka) undur.
[2] Tempat duduk sejumlah anak-anak raja
[3] indah. Berturut-turut di seluruh daerah, pengawal mengiringkan.
[4] Sejumlah "tandamantri" mengiringkan, lega (hatinya), diikuti
[5] sejumlah orang yang berperang di "darmakuwu". (Kemudian mereka) bubar.
[6] Sunyi sepi tengah medan perang.
V.
[1] ø Ki Surajaya hatinya trenyuh
[2] asyik bersembunyi ditengah penyamarannya
[3] kemudian ia berkata," Duhai adikku, Di,
[4] sangatlah perkasanya dan utama dalam pengetahuan
[5] sekelompok orang segala abdi istana (?), carilah maknanya, Adi,
[6] Apa perolehanmu melihat (perang) ini?".
V.
[1] ø Ragasamaya menjawab,
[2] "Pertimbangan hati hendak membuat syair
[3] Sang Kawi memandang anugerah dengan menikmati
[4] yang ada pada diri raja yang sebagai permulaan keindahan,
[5] penguasa dunia, tidak ada yang mengalahkan
[6] (sebagai) badan dunia".
V.
[1] ø "Hah tidak begitulah dalam hal laku.
[2] Mudah, Adi, tidak ada halangannya.
[3] Ada tetapi masih bodoh untuk menerangkan, Adi.
[4] Jangan dibicarakan budinya sudah meliputi
[5] terbentang di kerajaan, munculnya dalam diri raja menurut Dharma.
[6] Tiga pertahanan(??) membangkitkan kesunyian.
V.
[1] ø Termangu-mangu kami, membangkitkan kekaguman
[2] atas matinya Lalanasambu
[3] dan Panjiwisaya yang sudah mulia;
[4] yang gagah berani tidak ada
[5] pengiringnya. Mereka berlima sanggup tidak undur
[6] hatinya tertinggal. Menurut perkiraan.
[7] Ki Sora unggul tidak ada yang menyamai.
V.
[1] ø Sangatlah beraninya Ki Samun,
[2] Gajahpaningset tidak dapat diperdaya,
[3] sulit dilaksanakan untuk jadi penyebab kematiannya.
[4] Ragasamaya berkata sambil tertawa,
[5] "Siapa yang menyamai, carilah (orang) yang berani
[6] dan tentu kalah oleh Ki Sora".
V.
[1] ø Di jalan sudah sepi
[2] kemudian pergi Ki Surajaya perlahanlahan
[3] jalannya; adiknya tidak jauh mengikuti.
[4] Sampai di kabuyutan segera (mereka) duduk
[5] di pendapa sambil menulis karangan
[6] (berjudul) di Imanimantaka kedatangan utusan rahasia.
V.
[1] ø Ragasamaya berkata,
[2] "Kakang, silakan melihat-lihat ke bagian dalam (bekas keraton?) sekalian.
[3] Semakin saya ingin melihat keindahan yang unggul".
[4] "Sekehendakmu Adi, aku menurut".
[5] Segera mereka pergi bersuci di kolam dari batu.
[6] Dia yang memelihara keindahan sepertinya takjub.
V.
[1] ø Sampai di dalam (bekas?) istana (mereka) disongsong dengan
[2] datangnya angin yang bagaikan menghaturkan bau-bau
[3] harum yang menyebar, seperti gadis menyambut dengan ucapan selamat datang.
[4] Tersebar segala bunga sepertinya membangkitkan asmara.
[5] Dengungan lebah hitam serupa (suara) perempuan
[6] yang sedang melakukan persetubuhan dengan kekasihnya.
V.
[1] ø Kasmaran, hatinya terhanyut
[2] termangu menatap takjub pada perasaan hati.
[3] Keindahan "meru"dan aneka bunga
[4] seperti di Suralaya. Perasaan hati yang berbunga-bunga
[5] dalam hati tersebar membuat lupa daratan, merana
[6] melihat warna yang serba emas.
V.
[1] ø Ketika mengitari "batur"
[2] mengikuti rasa hati, Ki Surajaya
[3] menghitung sengkala "mĕlok", sengkala "milir"
[4] dan sangkala "koci" saat pembuatan semua ini, ketika itu,
[5] sejumlah relief-relief cerita, gapura dan
[6] taman raja yang luas (dan) bende sudah dihitung.
V.
[1] ø Ragasamaya berkata,
[2] kakaṅ pi/.....
[3] .....basukiniƞ akikin
[4] rupaṇniṅ guna yaśanira saṅ ratu
[5] miliriṅ pratamā/ ji wijaya ƞukweḥ
[6] tri habaƞun ṗarastra
V.
[1] ø lawasiṅ bobot ṗinayu
[2] øanag̈a nahut buntut sewu
[3] samṗun ketuṅ la/.....
[4] ............
[5] .... bale pañjaṅ pinayu
[6] kabeḥ winiweka puṙwwakaniṅ kitri,
[7] tila/sira saṅ samṗun ṗrasidḍa
V.
[1] //0 tlasiṅƞ amoṅ kalaƞun
[2] ki surajayā kaliḥ ragasamaya,
[3] hadan lakw asaḥ śakiṅ jĕbugwaƞi/
[4] ...............ntun
[5] hanḋukap mahana lagya piṇḍa pṛgi,
[6] duṙggaṇiṅ maṙga muṙwwa baya
V.
[1] ø /sigra lamṗaḥira hanḋa[la]ruṅ
[2] ki surajaya tan ṗanaha priṅgalas.
[3] wyaṙ tan ketuṅ tbĕṅne kaṅ maṙga ƞrit
[5] .....ka dum ṗisan kilyan maṙma nuli,
[6] kawƞen ḋuk ṗrapti guṇuṅ p[ptya]gat.
V.
[1] //0 /hana ḍukuḥ tuhalaƞu
[2] haƞuhaṅ luraḥ puṇika,
[3] kakaṅ sīnadja saṅ kaduṇuṅ
[4] śurup hyaṅƞ aṙka wƞi
[5] kadukap ḍawu pisan ṗi ro piṅ tlu
[6] saksa/...
[7] .....ƞgiḥ hadḋan ṗan akaṙyya
V.
[1] ø rahina tatas kawuwus.
[2] ṣira saṅ nata/ koṇiƞaheṅ wacana,
[3] sami mantuk ṣakweḥniṅ wraga mantri,
[4] saḥ sakiṅ panataran lamṗaḥnya daruṅ
[5] sigra prapti dahā tan wuwusṣĕn ma/....
[6] ........... ra
[7] //0// pu haṙtati //0//
VI.
[1] ki surajaya/ samṗun apamit
[2] hadan mintaṙ haśṛṅ ta lamṗaḥhira
[3] kemƞan cipta risṣaƞel
[4] ketaṅ sariranipun
[5] sĕwĕḥ deniƞ anutī bu/...
[6] ..........
[7] ....
[8] g
[9] ṅ
[10] wikalṗa pulaṅ saƞāra,
[11] haprawĕñca tan tuƞgal kaṙsaniṅ ha/ti,
[12] kweḥniṅ jnaṇa praṗañca
VI.
[1] ø pira lawasṣiƞ amoṅ karasmin
[2] hanut lamṗaḥ datan wriƞ enaka,
[4] .........
[5] ..... karasmin
[6] hamoṅ menḋraniṅ ranaḥ
[7] sakaṙsane tinut
[8] budi lanā/ tinamtaman
[9] haƞumbarā bañcana kaṅ denulati,
[10] tapa brata rinusak.
VI.
[1] //0 luwaṙ tansaḥ raga namun kapti
[2] ketaṅ saṅ/....
[3] ......... karam
[4] s kabeḥ
[5] kag̈orawa kagug̈u
[6] lwiṙ tanṗa tmaḥ rasaṇiƞ ati,
[7] kayaka/ya maṅsula
[8] ke¡taṅ nisṭinipun
[9] lali yen luhe tumiba
[10] mangrawayan tan ṗantya lantaran ṗipi,
[11] hasamaṙ punaṅ maṙgga
VI.
[1] ø cinaṅki/....
[2] ..............dawata,
[3] lamṗusṣ adoḥ sinadyane
[4] prapteṅ wilis kaduṇuṅ
[5] tig̈aṅ/ canḋra lawasnya nuti,
[6] śṛṅniṅ raga saṅśaya,
[7] siṅ batura lawu
[8] hamet ṣukani wṛdaya,
[9] tan ṗoliḥ don keḥni wigraha ka/....
[10] ..........
VI.
[1] ø hamwĕḥhī cañcalaniƞ ati,
[2] sokaniṅ cipta baƞun saṅśaya,
[3] makin tan kaṇḍĕ/g lamṗaḥhe
[4] harine dyatan kantun
[5] hamaksakĕn budi karismin
[6] ṗrapta luraḥh urawan
[7] kumuncup tan ṣurud.
[9] ..............pt
[10] marapi
[11] tan mare karuruƞan.
VI.
[1] //0 hanuwuki sakaṙsaniṅƞ ati,
[2] wusṣ a/pralālu suka matiya,
[3] jĕṅ warapuḥ tan karasa ƞel
[4] ṗrapti guṇuṅ damaluṅ
[5] kweḥniṅ desa kaṛp kaṗeriṅ
[6] denṣṛṅ dene lumam/...
[7] ....... kapukuṙ,
[8] ... niṙ tanṗa kaṙyya
[9] praṗti kupaṅ luwano tlas kawuri,
[10] hapti wruḥheṅ samudra
VI.
[1] //0 a/smu kepwan ragasamaya liṅ
[2] layat mihat ṗriṅgaṇiṅkaṅ wana,
[3] kakaṅ dḋi paraṇiƞ amet
[4] sabḋa manira lĕsu
[5] kaliḥ dina luput i bukti,/
[6] ..........ƞelan
[7] ma
[8] as c
[9] pta layu
[10] ...ḷṅƞ apuwara hilaṅ
[11] ḍuḥ kaṅƞ awak masa tan daḋiya dmi
[12] haƞawula/ tan jawa
VI.
[1] ø ragasamaya haƞasiḥ haśiḥ
[2] ya ḍuḥ kakaṅku ki surajaya,
[3] lamṗaḥhira kumaḷƞe
[4] wyaṙ tanṗa naṙka kewuḥ/
[5] ........
[6] n iƞ ap
[7] i,
[8] ṗama hi... n i slam
[9] bisa ƞruṗak laku
[10] halamat ṗamete glaṙ
[11] hañjawurā paṇḍita/ dengawe picis
[12] jinuwali malaka
VI.
[1] //0 ritni wanaƞel taṇ ana waṇi,
[2] haƞambahā kakaṅ dera para
[4] ........ṙ...mewuḥ
[5] tan kag̈iwaṅ ki surawaṇi,
[6] hantaka maka dana
[7] pranā maka tawuṙ
[8] paripaksa pakani/ra,
[9] lumamṗaḥ hanut ṗiṅgiriṅ wa hudaḋi,
[10] rayinira kepyuḥhan.
VI.
[1] //0 maṙma kaṇḍĕg lamṗaḥhira liƞgiḥ
[2] madyani sela ƞuƞāṅ/...
[3] ...ĕ
[4] ĕ.. ..pane ḷḷntreḥ,
[5] madana hacumm aluru
[6] dahat ḋeniṅ naraka ƞliḥ
[7] tutug loṙ kidul weta/n
[8] ḋeṇe tan katmu,
[9] saƞ aśuṅ braṅtaṇiṅ mana
[10] niṛ tan lamṗaḥ sumilib kaṅ deṇulati,
[11] katawƞaṇuraga
VI.
[1] ø ragasamaya hantĕnku kaki
[2] ka/.....
[3] ....... amoṅ wirage
[4] lṗās liṙ yayeƞ āñut
[5] haƞulati hayu ta/n ṗoliḥ
[6] winulik asnĕtan
[7] binuru malayu
[8] hadi goṇane katmuwa,
[9] hmas maṇik miraḥ saṅ wkasiṅƞ ayu puṗuji
[10] haƞapus ṗakaṇira/
VI.
[1] .......ga nora kapaƞgiḥ
[2] kinuraƞan ṗaƞan sa nora,
[3] ƞoṅ pet iṅ samadya hawa/ke
[4] lamṗus nora katmu
[5] winahita rahina wƞi
[6] masku maṅkiṇn ahewa,
[7] manaḥku kabutuḥ
[8] pinet kulon hana wetan
[10] manaḥkw amet hyay edan.
VI.
[1] //0 ragasamayā mesĕm lumiriṅ
[2] haḷp wi/jili sabḋa tinuna
[3] swapa wikaṇa parane
[4] kakaṅ manira tan wruḥ
[5] hulatana riṅ kawiratin
[6] wrulikn iṅ mudḋīta,
[7] pagĕhaniṅƞ ayu
[8] dentu/......na,
[9] sa
[10] deṇiṅƞ alaƞut ḋipunbawati
[11] baliḥ praptaheṅ sira
VI.
[1] ø taḍaḥ sawetniṅ bra/ta ƞu<la>ti
[2] hapuwara maƞgiḥ kopaswaṙga
[3] braṅta deṇira ƞulanṭe
[4] ta gug̈on kaṛpeśun
[5] hapuhara matiya ƞiƞkiṅ
[6] liṅƞe ki su/....
[7] .........tuhu,
[8] ........sani..ƞ apṛnaha
[9] ƞo¡ṅƞ anurut ṗaƞeraṇniṅ sila yukti
[10] ta moƞī/ tapa brata
VI.
[1] //0 pira lawasira haƞg̈ĕṅ brati,
[2] hamoṅ menḋrani cipta kasmaran
[3] sapta canḋra mwaṅ lawase
[4] lumaky amilaṅ guṇuṅ
[5] riṅ/
[6] maluṅ riṅ man...rag̈ni
[7] guṇuṅ sumbiṅ śunḋara,
[8] balaṅbaƞan samṗun
[9] riṅ comboṅ ṛsi madana,
[10] riṅ prabo/ta buraṅraṅ tlas kag̈ĕrit
[11] ṗṛgaṇi guṇuṅ cṛman.
VI.
[1] ø wus kalamṗaḥhan sakweḥniṅƞ āṙdi,
[3] ........ ṗa maƞgiḥ riḥ
[4] mayoṅ maṇḍĕga waluyu
[5] hamriḥ hayu maƞkin ṣumilib
[6] ṣwĕḥ kala duṙgama
[7] saƞgo/ne katmu
[8] hakweḥ sukṛtaniṅ lamṗaḥ
[9] sinikiran wigraha dyuta ƞulati,
[10] samantaraṇiṅ raga
VI.
[1] //0 saya maƞetan lamṗaḥnya ha/...
[2] ...
[3] .....ṗteṅ kadoƞan
[4] ṣumaṛg ta karasa haƞe
[5] lwiṙ wilalan tanṗweku
[6] paksa barat ra/hina wƞi
[7] lumaku maṙgajita,
[8] harine yamuwus
[9] ṗnĕtiṅ pada kaƞelan
[10] huwusana lamṗaḥta kakaṅ surawaṇi,
[11] duwĕg ta gu/....
VI.
[1] ...........n ka...ti....ṅśun kaki,
[2] tamaƞun aywa hyaṅ hyaṅ pramriḥyan
[3] hadini giri panṗen
[4] laḥ ta/ nunut iṅ juṅkuṅ
[5] surajaya mituhw iƞ ari
[6] wus oliḥ panunutan
[7] mintaṙ kaṅ parahu
[8] tan koniƞaheṅƞ eṙṇnawa,
[9] piraṅ wu/...
[10] igra praṗta lmaḥbaṅ
VI.
[1] //0 samṗun mĕntas ki śurajaya glis
[2] kaƞliḥyan hanumṛmi pa/ƞabtan
[3] raga<śa>maya rowaƞe
[4] hamṛgil kaliḥ dalu
[5] suka manaḥhira ki wasi
[6] haparab rujaksela,
[8] ..........ṇa,
[9] aƞulati paṇḍita tuhu pra kawi,
[10] sa wruḥ tatwani basa
VI.
[1] //0 halalamban sa/bḋanya haƞukweḥ
[2] ragasamaya namṗani sipta
[3] ki rujaksela tame reḥ
[4] hapuḍatan wru smu
[5] tan katara tibaṇiṅ waṅsit
[6] kaṅƞ a/....
[7] boño, sabḋaṇipun
[8] ṗaƞeran maṇira tanya
[9] pira lawasira hamoṅ budḋi kara/smin
[10] lumakw amaṙbwajita
VI.
[1] ø rag̈asamaya namṗani waṅsip
[2] mitrenira taṇ amaṙbwajita,
[3] hamaṙgajita harane
[4] pan tan ṗa/...
[5] .......... wƞ
[6] ni.. ...etra pabajaƞan
[7] ṗṛnaḥhiṅƞ aturu
[8] ki rujaksela waca/na,
[9] pira holiḥhira desa haṅlamṗahi,
[10] punaṅ tan ṗarimanaḥ
VI.
[1] ø kweḥniṅ desa kaṅ sun lakoni
[2] ye¡n ketaƞ a/...
[3] masa hana kiraƞane
[4] sami deniṅ kabutuḥ
[5] haƞuniƞa weraṇiṅ bumi,
[6] tan wruḥ ka/ƞ iƞulatan.
[7] rujaksela muwus
[8] ṗira hisiniṅ buwaṇa,
[9] saṅ kasoƞaṇniƞ awa pajaṛn kami,
VI.
[1] ... ki surajaya mesĕm lumiriṅ
[2] ragasamaya dinukiƞ ulat
[3] wri tiƞal maṙmanya gotek
[4] tuhu/ kamuḍaṇisun
[5] hamihaṙsa paraṅṇiṅ kawi,
[6] haja pati turida
[7] śwaraṇiṅ wulaƞun
[8] kaṅ sinĕṅgw isiniṅ jagat
[9] saṅka hulat saka wiweka ri/...
[10] ...............
VI.
[1] //0 awaḷṙ dweniƞ amṛdi maniḥ
[2] denira hānateṅ sini praja,
[3] ñummana/ hĕnḋi rupane
[4] buwana winḋu
[5] rujaksela swara tan gisiṙ
[6] tan adoḥ lawan sarira,
[7] liṅṇiṅ praja pitu
[8] hĕnḋi rupaniṅ wayaṅ
[9] paƞuwu/...
[10] .... kweḥniƞ ambara
VI.
[1] ø na datan turida manḋureṅƞ ati
[2] ragasamaya tinog iṅ/ paƞrasa,
[3] rujakwatu panagihe
[4] halamat ajalan rambut
[5] ki śamaya prāyatneṅ siṅśiṙ
[6] wruḥ panaṅkisiṅ sabḋa
[7] pinet ḍapuripun
[8] hawa/.....
[9] hapan minaṅka liṅgaṇi kaṅ sapta bummi
[10] tinog̈ ki rujaksela
VI.
[1] ø hayo sinabḋa/ kaƞ awarusit
[2] ḋudu tapa tan wruḥheƞ ambara
[3] wkase hucapĕn maṅke
[4] tumṗaṅtumṗaṅƞiƞ aṇuṅ
[5] wasṗadane hanata sanḋi,
[7] ..........tan kĕneṅƞ ucap
[8] hamet ṗinet haƞulatẗana ƞulati,
[9] mewuḥ wruḥ heṅƞ utama
VI.
[1] ø /rujaksela kawatgateṅ waṅsit
[2] ragasamaya nĕmbuṅ wacana,
[3] hajojolan tameṅ rame
[4] śurajayapi tan wruḥ
[5] paƞuwusan hano/ga ....
[6] ....nasan
[7] ṗatakonaṇniṅśun
[8] ṗunapa wastuni tiga,
[9] kasaƞṣayan ṗun mitra wikana ri tri,
[10] maṙ/gajita waraha
VI.
[1] ø hakweḥ waṙṇnaniṅ tiga mṗĕki
[2] sayakti maṅke hisiniṅ buwana,
[3] bayu sabḋa hiḍĕp tĕsṣe
[4] guruniṅ tiga duluṙ
[5] satus tu/....
[6] ..........ga
[7] panugalaṇipun
[8] rujaksela kapĕṗĕsan
[9] hataṅgal ṗrasitā hamṛdi/di waṅsit
[10] liṙniṅ sabḋa rinasan.
VI.
[1] //0 tuhu pratyaksa wiweka ƞiriṅ
[2] pawarahira saṅ maṙgajita
[3] wiwara tĕs ko mirage
[4] tulu/...
[5] .....lasaṇnira saṅ tami,
[6] hĕnḋi paraṇniṅ sabḋa
[7] kaṅ tan wruḥhan iṅsun
[8] tamapi ṗaraṇiṅ sĕmbaḥ,
[9] maṙmmaṇ/ iṅśun ṗuniki na riṅsun midĕr iṅ bummi
[10] hniṅ kaƞ iƞulatẗan.
VI.
[1] //0 ragasamaya budi kasilib
[2] tunaṇniṅ sabḋa mṛdi paṅrasa
[4] ki surajaya muwus
[5] kapi boñcaḥ saṅ ṣiṗta mijil
[6] taha tan makanaha,
[7] sawakyaṇi tan wruḥ
[8] la/ḥ kakī hawasakna
[9] lamon wikan mani kaky amumuri,
[10] ri suṇ anuta lamṗaḥ
VI.
[1] //0 wkasiṅ ṣabḋa denira hulati,
[2] hapti wikana para/....
[3] .............
[4] tuhu mewĕḥ saṅ wiku
[5] kapaƞgiḥhā kaṅ deṇulati,
[6] maṙmaniƞ aƞolemṗra/ḥ,
[7] tanṗa gug̈oṇ ḍukuḥ
[8] puṇika ƞiƞulatan
[9] hakĕmbulan wacana kateṅsun kaki,
[10] kalawan ṗakanira
VI.
[1] ø nadyan ṗiṅ sapta/...
[2] ..... guru maṅsa holiya,
[3] kaṅ sinasayakĕn tose
[4] hatuka guṇuṅ sewu
[5] śumĕ/mbaḥhā nistayanika
[6] wruḥha rupani rupa,
[7] kaliṅƞaṇe hewuḥ
[8] hagamṗaṅ denira sa <wi>kan i naya
[9] swapa mulane¡ ragaṇira ki wa/...
[10] .........ṇnana
VI.
[1] //0 ulataṇna wukniṅƞ ati,
[2] denapatitis ṗarani yoga,
[3] hiḍĕp rin√/pĕk tan wineḥ
[4] mariptahā ta sadu
[5] sabḋa laƞgĕṅ bayu simṗĕṇniṅ
[6] pri wtuniṅƞ ajñaṇa,
[7] ragā hiḍĕp ṣuwuṅ
[8] wruḥ yeṇn ana nwara
[10] øira kneṅ sa kocap.
VI.
[1] //0 sinĕṅgy adoḥ bali laṇ iṅ kliṅ
[2] lwiḥ doḥh/ iṅ sabḋa kamuksakan
[3] ḋatan katon ṗaparahe
[4] granā kalawan tutuk
[5] tanṗa kliṙ hamĕṛpĕki,
[6] hadoḥ ḋeniṅ wacana,
[7] sipi ṗaṛ/...
[8] ...ra saṅ w
[9] kan.... ...
[10] ,
[11] saṅ sukla niṙmala wruḥ sariniṅ sari
[12] yeku parani sĕmbaḥ
VI.
[1] ø rujaksela ƞo/ƞ atakon kaki,
[2] puna rupane sabḋaṇira,
[3] kaṅƞ iƞ√capira kweḥhe
[4] tamapi ṗṛnaḥhipun
[5] ṗantĕs baya ƞrasani hniṅ
[6] dwi katatwani/...
[7] .........sun
[8] ṗunapa ḍapuriṅ raga
[9] maṙmmaniśun kĕneṅ suka duka ƞliḥ
[10] pajaṛn ƞoṅ paƞeran/.
VI.
[1] //0 rujaksela wruḥ riṅ nayapati,
[2] tan do miweka puṗusiṅ jala,
[3] sariniṅƞ anta ka pinet
[4] maṙmanya rob tan ṣurud
[5] a/...... wacana lwiḥ
[6] tatwaṇiṅƞ adiḋrawa,
[7] tuƞgal iṅ pamuwus
[8] ṗun mitra hawas taṇn awas
[9] manawi taṇn ado/ḥ lawaṇila putiḥ
[10] talaṇni tawon tuƞgal.
VI.
[1] ø punika patakoṇiṅsun kaki,
[2] saƞ amaṙgajita mawaraḥha
[4] .......kisuṇ aṅruƞu
[5] waṅsitirā saṅ śida lwiḥ
[6] puṗusi gĕbaṅ tuƞgal
[7] ḋiwaṅkara sewu
[8] nila butuḥ ta/nṗa saṅkan
[9] gubaṙ suwuṅ punapa saṅkane muni
[10] hamṗĕki buwaṇa
VI.
[1] //0 ki śurajaya namṗani wasit
[2] horana pamgati wacana,/
[3] .........kweḥ
[4] wikan tan wruḥ katesun
[5] ḋensatahun sabḋanĕn kaki
[6] nisṗalaā koṇiṅƞaha,
[7] mi/tranira puƞguṅ
[8] punika twasi wirasa,
[9] ṣaṅ kawasa mawat buwaṇā harusit
[10] saṅ wruḥ glaṙ ñumana
VI.
[1] ø wasṗada sikutiṅ pranata huri/...
[2] .............. nora,
[3] n tan iman wasṗadeƞ akweḥ
[4] lagiman wruḥ riṅ tuhu
[5] truya kamy awaṅsa nitya/ ƞliḥ
[6] prapti yaktini jñana,
[7] sa kahiḍĕp rawuḥ
[8] kawasa raga prakamya,
[9] sapṛnaḥhe tan tumut ḋuṙga sajati
[10] yeku wkasiƞ ujaṙ
VI.
[1] ø /.............. kak
[2] tanṗa waṅsit mapan tanṗa waṙṇna
[3] kaƞ awak tan wruḥ rupane
[4] budi lagi muyuṅƞ
[5] raṅ/ ṛp manĕmbaḥ byaktya ƞastuti,
[6] rujaksela wacana,
[7] ḍuḥ paƞeranriṅsun
[8] sakṣat ahamaƞgiḥ mas miraḥ
[10] ..........
VI.
[1] //0 ki śurajaya gadgaḋa haƞliṅ
[2] hasmu cĕḥ sinogateṅ sĕmbaḥ
[3] pra/yatna soṙ paƞucapi
[4] tan makana reḥnipun
[5] ṗasaṅtabe pun ṣurawaṇi¡,
[6] hyaṅ hyaṅ parani sĕmbaḥ
[7] pati sṛṅ pukulun
[8] samṗun a/...
[9] ........n maṙgajita mawiṣṭi
[10] tan kag̈ĕm iṅ wṛdaya
VI.
[1] //0 tulusakna śiḥhira kaki,/
[2] pun rujaksela pinupu sanak
[3] nawy awet laku ƞulanṭe
[4] haƞuratyanana teṅsun
[5] hanḋĕlepa hatura bukti
[6] lamon ja/...
[7] .............guru he kaki¡,
[8] tan kariyā saparaniṅƞ aṅlamṗaḥhi,
[9] manira lbuṙ tamṗak./
VI.
[1] ø piṇḍo kaṙyya sabḋanira kaki,
[2] hapan sirā yakti kakĕn sanak
[3] nisapala yen tanṗa mule
[4] pira sĕṅkĕriƞ ibu
[5] saṅka/.... hadi
[6] tuƞgal ka..ƞ amiseśa,
[7] baḃaneḥ yen tan wruḥ
[8] sakatoṇni ya raganta/,
[9] laḥ kariya ki rujakwatu sun amit
[10] hatoliya prawwata
VI.
[1] //0 ki rujaksela kari mawiƞit
[3] ...... reḥhe
[4] ...ṙ
[5] jita wruḥ
[6] nawi katon hanaƞṣayani
[7] pun i kakaṅ tinaha,
[8] maṙ/mmaniƞ anḋaruṅ
[9] ki wasi kari saƞṣaya
[10] yeṇn agug̈oṇna sanā ki surawaṇi,
[11] hadoḥha ri śun mara
VI.
[1] //0 tan kawaṙṇnahā ri maṙ/...
[2] .........ṇī wus ṗrapta
[3] riƞ aṙdi miri len
[4] ki ragasamaya muwus
[5] ḋenapaƞgĕḥ rasaṇiṅ/ƞ ati,
[6] kaka keraƞan ṗunapa
[7] ṗĕpĕk gunaṇiṅ wruḥ
[8] maṅke ta gug̈oṇni tapa,
[9] ṗan wruḥ satĕlas ṗamantĕsiṅ śabḋa ganti
[10] haƞiṅ ha/...
VI.
[1] .........
[2] saƞ akikin
[3] tusṭani rāga kadya nupnaḥ
[4] ki surajaya hujare
[5] ya ḍuḥh mas mira/ḥhiśun
[6] sabḋanira hayywa misani,
[7] lwiṙ sitaṇiƞ awṛdaḥ
[8] wruḥ śurupiṅ laku
[9] laḥ yayi tulusakna
[10] haṅlamṗaḥhī¡ denkadi saṅ gag̈aṅ/...
[11] ................
VI.
[1] ....ni pṛnaḥhaṇniƞ ataki taki,
[2] samono deniṅ budḋi ṇuragan
[3] saya/kti nora tiwase
[4] lara lapa katmu,
[5] ragasamayā haƞīṅ tan matiy,
[6] apulaṅ lara wiraṅ
[7] hasuśuṇn atimbuṇ
[9] ..............
[10] pṛnaḥhaniƞ aśramma
VI.
[1] //0 anītihana sṛƞgani smĕṙti
[2] hudaksina li/ƞgaṇiṅ patamṗan
[3] rayiṇira ƞimbaƞa
[4] met ṗaƞutiya sun
[5] kaṅƞ alayarana raragi,
[6] ri suṇ atataniya,
[7] dinpunsami laku
[8] hamintuhu ra/...
[9] ...........l
[10] laṇiƞ ati,
[11] sami lan rakaṇira
VI.
[1] ø ki surajaya ƞada<ƞ>ga ƞiṅkis.
[2] raragasama/yā sigra hatuṙ sĕmbaḥ
[3] haṅraṅkul ṣuku wuwuse
[4] poma depuntumulus
[5] haje ƞeta saṅƞ aśuṅ braṅti,
[6] maṙgahani kawasa,
[7] paniṅsti laku/
[8] ...........
[9] ......rine dentoliḥ
[10] kajahit ṗunaṅ daya
VI.
[1] //0 maƞkana pamaṙnaniƞ amṛ/di,
[2] ragasamaya wus ṗraptiƞ imbaṅƞ
[3] āpisaḥ lawan kakaṅƞe
[4] hamaƞgiḥ batuṙ śuwuṅ
[5] wusnya pṛnaḥ tṛpiniṅƞ ati,
[6] waluyane wacana,
[7] śura/...
[8] ........gu
[9] ... ....
[10] naraban batuṙre riṅ śunyagati,
[11] tataƞgarini rupa
[12] // / 0// puḥ mesalaƞit //0//
VII.
[1] taƞeḥ kawaṙṇnaheṅ tutuṙ
[2] parañcaṇanira saṅ kawi
[4] […]
[5] .....niṅ tal
[6] kawi basa pinariñci
[7] saṅsiptaṇira saṅ wruḥ
[8] tkĕniƞ ataki taki/
VII.
[1] ø hakweḥ sanake muditeṅ laku
[2] lkase ki surawaṇi
[3] hapan wus aneƞ ake
[4] maƞka hajidaṙmma putus
[5] ḋinuluran tapa brata
[6] galu/...
[7] […]
[8] trasna gĕṅ maka tatali
VII.
[1] //0 sarira siṅṛṅ piniśu
[2] saƞṣara hakuru/w akiṅ
[3] hamiweka rehiƞ akweḥ
[4] katuwon sariraṇiṅśun
[5] haƞi taja kumapalaṅ
[6] deṇisuṇn amriḥ kapatin
[7] ƞoṅ buwaƞe satu/....
[8] […]
VII.
[1] //0 satata ƞgati kayun
[2] kapyuḥhan rasaṇiṅƞ ati
[3] kweḥniṅ bañcaṇa rumawe/
[4] sumurupi tṛsna lulut
[5] ṣṛṅniṅ driya haƞelinawan
[6] ṣumĕkiṅ daya pnuḥhi
[7] rajaḥ tamaḥ haƞimuṙ
[8] kala wisaya mĕgati
VII.
[1] ø dramba/....
[2] .............ƞisiṙ
[3] pamuruṅ hi tapa waneḥ
[4] pira kaskayaṇniṅ tutuṙ
[5] talib ḋeṇi wi/nḋu cipta
[6] sukṣma lalanamriḥ giƞṣiṙ
[7] hanḋoḥhakĕn raḥhayu
[8] hamaṛkakĕn tan. yukti
VII.
[2] .......
[3] .....niṅ
[4] rira kabeḥ
[5] sumurupiƞ ala hayu
[6] hamriḥ śurudaṇiṅ lamṗaḥ
[7] wasṗada/ ki surawaṇi
[8] hatwĕḥk budi yalus
[9] ḍaḍape yoga samadi
VII.
[1] //0 bayu sabḋa hiḍĕp sinamun
[2] rinupĕk ta buwaṇa lis
[3] ṗuja brata/...
[4] ......... turu
[5] mrakasa larani rag̈a
[6] hamraḥ sidahaniṅ kapti
[7] karasa niṣṭaṇipun
[8] karata/n kataƞitaƞi
VII.
[1] ø sinamun ṣaya kagug̈u
[2] ṗolahe midĕṙr iṅ bumi
[3] lakw ahaƞeliṙ tanṗa gawe
[4] manaḥ lana saƞu wuyuṅ/
[5] […]
[6] ..ƞi sanḋi
[7] ḷṅḷṅ pṛmmana lusuḥ
[8] ki surajaya luḥ mijil.
VII.
[1] //0 manaḥ/ rusak ṣṛṅ sinamun
[2] rinupĕk wacaṇa gati
[3] denipuk saya kacanṭel
[4] midĕr aƞulari batuṙ
[5] ki surajaya wacana
[6] katuwon sari/....
[7] […]
[8] ... haƞoƞaḥhaƞiḥ
VII.
[1] //0 pira lawasnya baḃa<tu>ṙ
[2] hawyatara sa/pta saśi
[3] habaƞun ṗatapan wriḥ wriḥ
[4] tatarukan añaṙ tuṙhw alaƞut
[5] bañjarañ cinaracara
[6] riƞ anḋoṅ wahu haliliṙ
[8] […]
VII.
[1] ø ......na
[2] kaja haduluṙ
[3] sari roṇḍon ṣwiḥnya noƞi
[4] sidatapa masa skaṙ/re
[5] mĕṇḍuḥ cinabra tatmu
[6] sinḋura ƞapit babahan
[7] tutug bañjare paƞgi
[8] lyan tan kañiridatu
[9] śulasiḥ laṇ goṇḍaṅkasiḥ
VII.
[1] cammara ƞu/....
[2] […]
[3] ....ƞgutaṛsi rumawe
[4] drammaji habra śumunu
[5] kañiƞaṙ lagya pada/ṗa
[6] kacaṙyyan ki surawaṇi
[7] miyanya sĕlyani batuṙ
[8] tumkul. rasaṇiƞ ati
VII.
[1] ø heṙpas wahu tinutun
[2] jiṇalatuṇḍa marapit
[3] hanu/....
[4] ............. walagyaha
[5] jaladara tibra liwĕran
[6] layat ṣṛṅṇiṅ pawaṇa lis./
[7] hawawaṅson tumuḍun
[8] riṅ juraṅ kadyamet siƞkiṙ
VII.
[1] //0 ƞrikni sumipaṅṇiṅ batuṙ
[2] priƞgaṇi paraṅ kawiƞkiṅ
[3] tƞuḥniṅ cipta ma/...
[4] […]
[5] hawantiwanti hamlasṣ aṙsa
[6] colorok munya saƞgani
[7] katisnan/. piṇḍanipun
[8] mulat waṇiƞa kiƞkin.
VII.
[1] ø rupane hanomm abagus
[2] ki śurajaya lamṗahi
[3] harusak. raga samaṅke
[5] .... rupa sarira,
[6] kaya kasalir iƞ aƞin
[7] lumaku riƞgariguṅ
[8] saƞṣara hariƞkiṅ/riƞkiṅ
VII.
[1] //0 tahuw ambuñcal amupus
[2] iṅ bratā hakweḥ denlakoṇi
[3] hakumm akakaḍaṙ lire
[4] haƞloṅ swaṙwy anĕṛmbu
[5] sinaṙwi/....
[6] […]
[7] .... jaya satuwuḥ
[8] lkase midĕṙr iṅ bumi
VII.
[1] //0 amati ra/g̈a sinkuṅ
[2] siṅ brata lkas wus keriṅ
[3] panamun wisayarane
[4] śurudḋaṇiṅ manaḥ camṗuṙ
[5] siḍĕmmaniṅ dasenḋriya,
[6] pakoliḥ taṇn ana/...
[7] […]
[8] […]
VII.
[1] ø puṗujaṇira tan luśuḥ
[2] suralaksaṇe samadi
[3] samada/ mmakatejane
[4] rahina wƞiṅ kumutug
[5] pa harumm anilanila
[6] saṅ tapa haƞel aƞliḥ
[7] denṗriḥ patiyanipun
[8] sinakitan rag̈a ṇi/....
VII.
[1] […]
[2] […]
[3] hamriḥ hilaṅƞane kabeḥ
[4] sawisayaṇe tan sadu
[5] ḋa/samalaṇiṅ sarira
[6] ki surajaya haƞukweḥ
[7] wruḥ
[8] rupaṇnipun
[9] jatini raga kaṅ pinraḥ
VII.
[1] //0 linagilagi tiṅ katmu
[3] […]
[4] .....tatan kĕṇe paƞan turu
[5] hoṛg rasani sari wradaya,/
[6] sarira kaknan titiṙ
[7] wisayani nale pyuḥ
[8] mahaḥ mahu
[9] ḥ munyañjrit.
VII.
[1] //0 gumiƞsiṙ ta kalakaṭuṅ
[2] sukya lalana tṛsna śiḥ
[3] ṣa/.....
[4] ................ḋuṙ
[5] rapane kagilagila,
[6] hana hambaṅ hana putiḥ
[7] muṙ miƞgat lama/t. ñmut
[8] hagihalaƞe ri
VII.
[1] //0 ki surajaya lwiṙ tugu
[2] g̈rana sikanira titiḥ
[3] sarira hakweḥ pamtune
[4] pĕ/.....
[5] ................
[6] ri tawaṅ patiṅ blĕrik
[7] hana halit hana haguṅ
[8] tumuruṇ a/met ṗagiƞṣiṙ
VII.
[1] //0 gĕṅṇiṅ bañcaṇa lumintu
[2] tan tĕlag kag̈irigiri ḷwiḥ
[3] pṛyatnane maƞke
[4] ki surajaya tan keguḥ
[5] laṅ/....
[6] ........ tan giƞṣiṙ
[7] punaḥ tan ṗṛda muṙ
[8] pan ḋeṇiƞ aywa maṛki
VII.
[1] //0 wru/ḥ paja pajaṇni tamu
[2] sṣa minak ripniṅ sanḋi
[3] hajñaṇa hoywa mirage
[4] pṛmmana moliḥ pinku
[5] gṛayatna ki surajaya,
[7] ........w
[8] ṅ
[9] haƞuluwuṅ tanṗa galiḥ
VII.
[1] //0 rahina sada katmu,
[2] taṇn anakasa prati/wi
[3] hamnĕ tan kĕna pinet
[4] buwaṇa niṙ tan katuduḥ
[5] raga tan katon sakṣana,
[6] maṙgaṇiṅ sukṣma humijil
[7] haƞli saṙwwa haguyu
[8] humnĕṅ ki surawa/...
VII.
[1] ................
[2] .......ṗĕki
[3] tan. tma pariyogahe
[4] ḍuḥ śurajaya hanakisun
[5] sa/mono denta kammaṇusan
[6] raganta saḥhna khi
[7] waṅsuḷn sakiƞ ibu
[8] deneliṅ parane muliḥ
VII.
[1] ø woṅƞ anom tame paƞawru/...
[2] […]
[3] […]
[4] saṅ katon lan sa
[5] ƞu
[6] saṅ kocap lan siṅ kajñaṇa,
[7] paƞawa/kiṅ tapa sakti
[8] wru kite tata suku
[9] jati wiseśaṇiṅƞ urip.
VII.
[1] //0 maṙmmaṇiƞ alara wuyuṅ
[2] kedanan ḋeṇiṅ pawestri
[3] śilib lali/....
[4] […]
[5] .....tan kapĕṗĕtan
[6] ḋe nta ƞen bapa kasilib
[7] maṙmane sala wtu
[8] byapa/ra budḋi kagiƞṣiṙ
VII.
[1] //0 denalon bapa riṅ la
[2] saṅ wikw aja sala ƞgĕ
[3] ṛgĕp ḋe nta hayo haƞel
[4] ṗan kita wikana ri sun
[6] ...nis ....
[7] wa jati .... tuhu
[8] kalaguṅ bapa nalibi
VII.
[1] //0 kṣayakti ñu/mmanaṇipun
[2] tawuḥ saƞ amriḥ kapantin
[3] hakweḥ mule riƞ awake
[4] muṙtine lupa tan ketuṅ
[5] saṅ tataƞguƞakĕn kala
[6] maṙmane tan wruḥ/...
[7] […]
[8] .... karasm
[9] n hawisa
VII.
[1] ø
[2] ḋe nta yo tan ke<ta>
[3] hiƞt ayo la/li
[4] mulanira hana keṇe
[5] punika bapa den.ketuṅ
[6] plĕṅ sarasaṇiṅƞ ora
[7] de¡nkĕṇa dentarima ṗnĕ
[8] sabḋa yo salaḥ wtu
[9] śurada/....
VII.
[1] […]
[2] ...salina kita wṛti
[3] kamy asu nugraha maṅke
[4] hantakarana rahayu/
[5] pusṗakaniranakiwwaṅ,
[6] parabaṇnira sahakiṅ ƞniṅ
[7] niṙmala maƞgiḥ hayu
[8] sukṣma tatwa titi hniṅ
VII.
[1] //0 samono pawaraḥhisu/...
[2] ............
[3] ...... śuwe
[4] hyaṅ sukṣma tiƞgal ṗitutuṙ
[5] sa tapa linya wacana
[6] hatuṙ sĕmbaḥ/
[7] ya ḍuḥ muṙtiniṅ śuwuṅ
[8] tulusakna tikuṅ siḥ
VII.
[1] //0 katisnan ṗacĕh aƞuƞun
[2] hantakaraṇa mamaƞgiḥ
[3] ciptane kadi paƞipen
[5] ............karima,
[6] samṗun ṣumare riƞ ati
[7] śwaraniṅ kuwo mtu
[8] nugrahaniṅ tapa sakti
VII.
[1] ø hni/ƞakna rumuhun
[2] saṅ tapa maƞgiḥ pawṛti
[3] hayuniṅ wacana winalen
[4] ragasamaya kawuwus
[5] bawati hana riƞ imbaṅ
[6] tatanmane hamukti/
[7] […]
[8] ... tutuwi
VII.
[1] ø lumakuha datan ṗaƞuju
[2] saḥ ṣakiṅ bañjaran iki
[3] prapti maṙga la/mṗaḥhe
[4] ragasamayā hanḋaruṅ
[5] honiƞa lawas tan mara,
[6] hasakĕp babaktan iki
[7] tan kawaṙṇnaheƞnu
[8] sigra lamṗaḥhira prapta/
VII.
[1] […]
[2] ..... kaṅ wahu aliƞgiḥ
[3] sinuṅ sĕmbaḥ sabḋa mule
[4] hantakarana hanusuṅ
[5] laḥ ya/yi hamarantiya,
[6] ragasamaya haliƞgiḥ
[7] hasmu haṙsa tame hyan
[8] takarana wisṭi
VII.
[1] //0 ḍuḥ bagya kitariniśun.
[2] deṇi/....
[3] .....ƞ iśun maƞke
[4] ḍataṅta kadya nĕnmu,
[5] saksat katurunan ṗirak
[6] raka/nirā walaƞ ati
[7] hḋi pranaḥhiƞ aḍukuḥ
[8] manawa hadoḥ, sakiṅƞ i riki
VII.
[1] ø nḋataṇn adoḥ ḍukuḥ riṅ sun
[3] ..........ṇi.. gawe
[4] pun yayi kakaƞ asadu,
[5] hantakarana ...
[6] na,
[7] kaṙyyanta kaki krammaniṅ ba/ḃatuṙ
[8] kaṙyya panalimuṙ budḋi
VII.
[1] //0 saṅ tapa wahu haśug̈uḥ
[2] jaƞan kulub kamañja ri
[3] poṗogiṅ makaḍahare
[4] tan kari/...
[5] .......
[6] tan
[7] tan wruḥ rasaṇiṅ raragi
[8] kasiyan ragaṇipun
[9] niṙ tanṗa mtuṇiƞ urip
VII.
[1] hawya/tara tƞaḥ tahun
[2] la<wa>se yātape wukiṙ
[3] nastapa haṗuwaraƞel
[4] saṅsara hapulaƞ āwu
[5] manis manise taṇ ilaƞ
[6] anawaƞ āṙju/....
[7] […]
[8] ṣuk
[9] jatmika ƞanḋĕli
VII.
[1] //0 wƞi paƞucapṗaṇiśun
[2] hya prabaƞkara sumili/b
[3] ṗtĕṅ masaniƞ akule
[4] surup tejaṇiṅ kakayu
[5] tṛsna paksani kartika,
[6] saptami masaṇiṅ marati
[7] hantakaranā hamuwus
[8] laḥ/.....
VII.
[1] .....gasamayā hariniśun
[2] ƞo waraḥ waraḥ ta kita yayi
[3] mu parabiśun maƞke/
[4] hantakaranaraṇisun
[5] ki surajaya tiniƞgal
[6] ḋrawali watĕk ṗawes.tri
[7] tanṣaḥ bañcaṇa teśun
[8] haparab ki surawani
VII.
[2] ....l i nugraha kaki
[3] hantukiƞ amaṙna ḍewek
[4] hamṛda parab katesun
[5] saṅkana/ṇe bawatiya
[6] śamono deṇiƞ awiƞit
[7] lawasiƞ āḍukuḥ
[8] ciptaku haƞuƞaḥhaƞiḥ
VII.
[1] //0 ragasamayā hariniśuṇ
[2] ḍataṅta/...
[3] ........ maƞke
[4] ḍuḥ yayi kalawaṇ iṅśun
[5] ṗupuƞĕn rarakaṇira
[6] tan ṗaramane/ śun kaki
[7] weniƞ amaƞun ayu
[8] gĕg̈nĕpā riśun muliḥ
VII.
[1] ø kakaṅ di paraṇira mantuk
[2] ṗajaṛn katesun kaki
[3] taṇn ana sinajya ṛke/
[4] […]
[5] waraḥhira saṅ paƞeran
[6] jati taṇn ana kahiṣṭi
[7] ṗaṇn ana saṅƞ atuduḥ
[8] glarira saṅ ka/rihin.
VII.
[1] ø seƞī pamĕmĕkasiśun
[2] ṗat waraḥhira saṅ kawi
[3] natarira sa tame reḥ
[4] sira saṅ samṗun anmu,
[5] warahyaṅ tan kĕ/...
[6] ............ma rusit
[7] maṙgaṇiƞ ametẗ ayu
[8] beneḥ yayi ta.. ..i
VII.
[1] ø maṙgaṇni suka katmu
[2] sari/ra pinatipati
[3] satata ƞmasi luwe
[4] ramene lamon katmu
[5] sira sa jatiṇiṅ suka,
[6] ragasamayā haƞukweḥ
[8] ........maƞgiḥ
VII.
[1] //0 taṇn ana goṇe katmu,
[2] salawasi...
[3] lati
[4] hamet ƞoṅ, data/n ṗoly amet
[5] raganta yayi witipun
[6] hawaraḥ ka winarahan
[7] sarirā witira sanḋi
[8] lakyaṇi si ramihin
[9] giƞṣiṛn kalanta kaki
VII.
[1] //0 /............
[2] sanono de, ta tanĕm
[3] masa liwata saṇḍaƞe
[4] najyana brata haguƞ
[5] āƞukiya/ kasugiḥyan
[6] tan katĕkan ṗan wus.wṛti
[7] sawisayaṇni jabuṅ
[8] sahna prihĕn ṗateni
VII.
[1] //0 gaṙjita wṛdayaṇipun
[2] rag̈asamaya napa/...
[3] […]
[4] ........denṗutus
[5] hantakarana wacaṇa,
[6] tuƞgal. ragaṇira kaki
[7] haƞīṅ du/ru katmu
[8] ronsi linagilagi
VII.
[1] ø mewĕḥ saṅƞ amaƞgiḥ sinu
[2] katmuwaṇ iƞ awas
[3] ṣariniṅ manon taglen
[4] sa katon lan saṅ/....
[5] […]
[6] gat
[7] rag̈anta parane muliḥ
[8] nirakna ta puniku
[9] saṅ taƞgal ṛgĕpiƞ ati
VII.
[1] ø ra/ga n tan. kna winastu
[2] tiga taṇn ana kahisṭi
[3] lamon wruḥ pamugĕrane
[4] prasidḋa maƞgiḥ hayu
[5] ragasamaya riniwwaṅ
[7] ....... .....
[8] kawaspada parane muliḥ
VII.
[1] //0 aƞel. yen ḋuruṅ katmu
[2] maṇḍĕga ri babad ya/si
[3] twan sipi guƞe bedane
[4] bañcanaṇipuṇ atambun
[5] ri ƞaṛp lawaṇ aƞaḍaṅ
[6] kapuƞkuṙraṇa marapit
[7] ṗira yatnahanipun
[8] kweḥ musuḥ/ .....
VII.
[1] ............luṙ
[2] haguṅ balane tan anti
[3] ruwatuṇi bañcana kabeḥ
[4] sakamakama suma/wuṙ
[5] porakaṇi kalanya śuña
[6] kaka tan siƞkiṙ tan ṗoliḥ
[7] dalu deṇika buru
[8] wus kaṣusaṅ kajumṗalik
VII.
[1] maṅko ta sarirani/...
[2] […]
[3] ..... don ka wiƞi baƞiwen
[4] ḋeṇiƞ alaku tan sadu
[5] kaganaleh amukti paṗa
[6] gĕ/ ri sarira kaṗalis
[7] tuhu kaṗalayw aku
[8] donḋoṇanira saṅkari
VII.
[1] ø ragasamaya hamuwus
[2] kakaṅ ta saṅ śida jati
[3] kasaksana/.....
[4] ............. pun hanuhu
[5] tumukule kawawaṅƞan
[6] ṣwapa weḥ dukaṇiƞ ati
[7] hapan witiƞ ala/ hayu
[8] sarira juga mupusiṅƞ
VII.
[1] āyu nutuṙ puṇiku
[2] hapuwara //0 hado manaḥ,
[3] sarira yen saṅƞarane
[5] ..........
[6] hantakarana maƞkya kis
[7] tuƞgal wacana
[8] śun
[9] laḥ kaky atanṗa sapṭik.
VII.
[1] //0 sa/pṭik sakaṇī ni wuduṅƞ
[2] akikin
[3] makana saṅƞ amaƞgiḥ reḥ
[4] ruḥ paraniƞ ala hayu
[5] sapṭik sakaṇi lṗas
[6] nadyan oliha roṅ/...
[7] ............
[8] yen tan wruḥ parane muliḥ
VII.
[1] ø pacĕḥ dayaṇiƞ aruƞu
[2] waja rasaniƞ ati
[3] ta/n ketaṅ tanĕm tuwuḥhe
[4] tan ketaṅ laṇiṅ batuṙ
[5] ragasamayā hamihaṙsa
[6] wuwuse śidajati
[7] kasmarañ ciptaṇipun
[8] make ta/....
VII.
[1] ............ tatas kawuwus
[2] hyaṅ sidwa kiranā mijil
[3] saṅ tapa hasuci maƞke
[4] hatiṙ/ta ri samṗunya rarap
[5] hanambut sapwa mumuja,
[6] kumutug̈ kaṅ samidā mrik
[7] hadan arupĕt bayu
[8] sabḋa hiḍĕp ṗinatitis./
VII.
[1] ............nipun
[2] tĕlas ḋeṇira puṇnagi
[3] hantakaranā lamṗaḥhe
[4] hamaƞun saṅ/saya wuyuṅ
[5] kapaƞgiḥ kaƞ iƞulatan
[6] saṅƞ asuṅ brataṇniṅƞ ati
[7] ragasamaya tumut
[8] sakṣanā ƞukweḥ pamanḋi
VII.
[2] ......praptani kapatin
[3] ragasamaya paksane
[4] tumuture kakaƞipun
[5] sam ṗrasida wi/naraḥ
[6] ki yantakaranā misik
[7] samṗun kagraha riƞ ati
VII.
[1] //0 hawyatara sapta dalu
[2] lawase hamriḥ kapatin
[3] lila niṙmmala/...
[4] ........... paƞawruḥ
[5] holiḥhiṅƞ atapa brata
[6] pinisaḥ taṇn ana kari
[7] hni lila niṙwastu
[8] pumu/ruṅ deṇati yati
VII.
[1] ø uwus amatitis ṗunaṅ hya
[2] kumañcup daḋanṗa cantri
[3] denarahara pane
[4] tan saṣaṙ tĕmṗuḥhiṅ kayun
[5] ḋaṙma/.......
[6] ......dohakĕn kapti
[7] suwuṅ taṇn ana ketuṅ
[8] wṛdaya liṙ kadi manik.
VII.
[1] //0 pĕ/ṗĕtẗa galihiṅ kakaṅ
[2] wuluḥ wuwaṅ praṗta kami
[3] rasaṇiṅ raga taṇn aƞel
[4] haḍaƞan liṙ kadi pusuḥ
[5] tlasṣiṅ yoga pinunaḥ
[6] taṇn a/.....
[7] ..............wa muwus
[8] heḥ rag̈asamaya kari
VII.
[1] ø kakaṅƞ antinĕ <ka>te sun
[2] laḥ yayi/ depuṇnapṛgi¡,
[3] rag̈asamaya kasawen
[4] tṛsne kadḋaṅ wṛgaṇnipun
[5] ṗrapañca kweḥ ka koṇiƞa,
[6] sawisayaniƞ ahurip.
[8] ....... ranhi
VII.
[1] //0 abyatniṅ manaḥ kalun
[2] ṙ
[3] pan lagya maṅƞakĕn waṅsit
[4] ẗan wruḥ glaṙ ñuma/nane
[5] ragasamaya liƞipun
[6] manira nora kawasa,
[7] śarira gupeƞ haƞliḥ
[8] tan wruḥ maṙgahaniśun
[9] laḥ kita kariya sakti
VII.
[1] //0 /...........
[2] ......ṗaḥhira saƞ aƞta lit.
[3] tlas ṗrasida lakune
[4] kadukāparani laku
[5] taṇn ana/ni saṙga katwaḥ
[6] luwuti rahina wƞi
[7] niṙ śunyaṇipun
[8] ñamut ḋatan kĕnaƞ aṣṭi
VII.
[1] ø bina śunya piṗitu
[2] lamṗaḥhe sa śida ja/...
[3] ...............ne
[4] niṙmala taya kapuƞkuṙ
[5] riṅ śunya taya kahaṙsa,
[6] riṅ śunya jati kaperiṅ
[7] tlĕ/ paraṇniṅ laku
[8] datan. kneṅƞ ucap manaḥ
VII.
[1] ø arine kari yawuyuṅ
[2] samṗuya hatuṙ paƞabakti
[3] lumaku haƞade/....
[4] ............pun
[5] hasapajara yen luƞa,
[6] hasala he batuṙ niki
[7] hawaraḥ saṙwy asaṣa/du
[8] taẗagane haƞecaṇi
VII.
[1] //0 hniƞakna rumuhun
[2] rag̈asamaya gĕṅ braṅti
[3] samṗun ṣumiwiṅ batuṙre
[5] .....cana,
[6] wuwus ni tejasari
[7] haƞgĕṅ braṅtaƞ āƞuru
[8] kasiḥhe taṇn ana lyan kahiṣṭi
VII.
[1] ø /haƞṛƞĕ paśraṇiṅ wuwus
[2] ki śurajayā wus laliś
[3] ri pamriḥyan himbaṅ kilen
[4] ṗranaḥhe maśiḥ paṅlaku
[5] ni teja<śa>ri hamihaṙsa,/
[6] ......... piṗi,
[7] sambatira mlas ayun
[8] haƞatiya yen sira haśiḥ
VII.
[1] //0 muƞgaḥ riṅ pataro/ṇnipun
[2] kajaṅ siraḥ dḋenṣukĕmi,
[3] luḥ mijil adṛs tan ṗante
[4] tibraṇiṅ lara saguṇuṅ
[5] polaḥhe saƞṣaya ketaṅ
[6] tan sipi/....
[7] .............
[8] ƞ atini cipta maṙgaṇniṅ pati
VII.
[1] //0 kadyana śabḋa karuƞu
[2] sabḋa tan mantra ƞuku/li
[3] hakwen muliḥheṅƞ awake
[4] øi tejasari wkanku
[5] samono de nta kamanusan
[6] gĕnĕp ta ṗunaginta
[7] øn aƞ√si swaṙganta/.....
[8] .............ḋari
VII.
[1] //0 haƞṛƞĕ panḋaṇniṅ wuwus
[2] makin taṇn ana katoliḥ
[3] tan tṛsna yayebu ma/ƞke
[4] sakṣana hadan ṗamuhun
[5] ṣwara lwiṙ manisi kilaṅ
[6] pamite ṇi tejasari
[7] hatuṙ sĕmbaḥ linyarum
[8] bapa taẗaƞiya kari
VII.
[2] da..mmakawy aliṅ tanya ris
[3] tan sipi
[4] ni ...ejasari mas miraḥhiśun
[5] hĕ/nḋi paraṇira cala,
[6] tanṗaweḥ ramanta nini
[7] sajalwestri haƞipuk
[8] ṗan alawas ḋenawiƞit
VII.
[1] manawi luƞa hasuṅsut
[2] ci/...tane ki daṙmmakawi
[3] tan wruḥ larane ṇ
[4] yen tibra damesa lamṗus
[5] hucap ni tejaskaṙ
[6] mareṅ jro wi/sma hakuñca
[7] hahinba talutub
[8] samṗuṇ amasṭi kasisig.
VII.
[1] haglis kawaṙṇnaheṅ laku
[2] sira saƞ amriḥ kĕpatin
[3] <ki daṙ>ma kawi kemuṙ ta/...se
[4] katu....
[5] ....ƞinum
[6] ṣadina tansa ḍatƞĕn
[7] tri
[8] uṙywa luput i nasi
[9] ni tejasari layu
[10] lolya/ni cipta gumtĕṙ
VII.
[1] ø tlas ḋenira hĕƞituṅ
[2] pārakuti pati hurip
[3] ḋewatani rag̈a kabeḥ
[4] muwaḥ jabā dalmipun
[5] ṗṛ/..............
[6] pṛmana samṗun ḋiṇasil
[7] hamura maṙga lamṗus
[8] mi jiwa raga kari
VII.
[1] ø kĕktĕg sa/samṗuṇn asamun
[2] ṣaḥ sakiṅ rag̈a hasṗi
[3] layone kari sumare
[4] ḷyĕpi metra lwiṙ madu
[6] ........we sari
[7] padma hawnis aluru
[8] lwiṙ padapa ṗinet latri
VII.
[1] //0 pṛpta waṙsa śit ṣumĕmbuṙ
[2] wi/not i maruta ris.
[3] mrikṛ swarane tan ṗanten
[4] sabḋa tuƞga piṅ tlu,
[5] hanaƞis. yen kadi woƞa
[6] patine ni/ te
[7] ,
[8] tedḋa ṛbaḥ kumĕṇḍuṅ
[9] pṛḃawaṇira saṅ muliḥ
VII.
[1] ø ki daṙmakawy aparimut
[2] gadgaḋa wṛdaya niki
[3] hĕ/ntiṅ larane hatine
[4] taƞisirā sapajalwestri sigra tulu
[5] sawane denkuswakuswa
[6] ṗaran poliḥhiṅ nini
[7] tanṗa/ sakan masiśun
[8] hatiƞgal brataṇiṅƞ ati
VII.
[1] ø ḍatan kadaṅ wṛg̈aṇnipun
[2] humuṅ swaraniƞ anaƞis
[3] halara da/meƞ arine
[4] ki skaṙsara liƞipun
[5] hamaƞu
[6] kas
[7] t..pan
[8] sṛgani pṛwwata sṗi
[9] tan ṗahiƞan tĕsipun
[10] ṗatine ri sa/.......ni
VII.
[1] ø taƞeḥha kawaṙṇnaha laku
[2] larane ki daṙmmakawi
[3] samṗun ...ineseka maƞke
[4] la/yonera saƞ ahayu
[5] sapaṗalini palastra
[6] pagalaƞan wusumiji
[7] lanastare kaki samṗun
VII.
[1] ...u....ni... rag̈a kawuwus
[2] ṣarira
[3] bat aƞliḥ
[4] lakwa haloṇn aƞa... hade
[5] ḷƞĕni tṛsna la/nḋulu
[6] kalaƞni jaṇapada,
[7] kasmaraṇ ni tejasari
[8] gas
[9] mṗaḥnya daruṅ
[10] mantuk waluya śulastri
VII.
[1] ø saṅ śupraba tuñjuṅbiru
[2] sa/...... ni hyaṅhyaṅ tansari
[3] sa...nḋra tusṭa mamahe
[4] karunatisaya nusuṅ
[5] śa kuranta mawancana,
[6] kakaṅku saṅ tu/ñjuṅputiḥ
[7] bagya ta mita yen rawuḥ
[8] pari puṙṇna ....kitri
VII.
[1] ø saṅ lambemnur anusuṅ
[2] gag̈aṙmayaṅ tan kari
[3] saṅ nilotama/ rowaƞe
[4] lyan ta saṅ ḷṅḷṅmaṇḋanu,
[5] kale saṙ wwara menaka,
[6] prabasiny ator aśiḥ
[7] kamayaƞan./ yen rawuḥ
[8] hantĕnku saṅ tuñjuṅputiḥ
VII.
[1] //0 hana tapsari haƞību
[2] sumuṅsuṅƞa ri saṅ praptiṅ
[3] hadan ṗayas lumakw age
[4] hasaśampuṙ ha/....
[5] mĕṅgĕp asiñjaṅ wawara,
[6] haƞg... sayaṇnipun
[7] ṗi lumaku miƞgamiƞguḥ
[8] hilehilene ta/n inti
VII.
[1] ø wusnya sĕśṛbĕṅ kucubuṅ
[2] widane hapu lan kuniṙ
[3] hasuśumṗiṅ padma piƞe
[4] hawiraga luṅƞi gaḍuṅ
[6] .....ros gatraṇiṅ piṗi
[7] papantĕṇe taṇ.....u..ud
[8] lumaku haƞumikumik.
VII.
[1] //0 hali/mbeyan ṛnjaḥ punjuḥ
[2] hamolaḥhakĕn ṗanṣiha
[3] kol asekol ṗoholaḥhe
[4] milupra hiƞ apet iƞduḥ
[5] lumaku ha/....kaḥhikaḥ
[6] mesĕm sakweḥniṅ tapsari
[7] prapta he sa śiṇu.....
[8] ramya wijaḥ hamĕkul ṣiḥ
VII.
[1] ø hamwĕḥhī/ suka katmu,
[2] sakenḋran hanodtani
[3] samṗun biniseka rame
[4] kinulawisudeƞ ayu
[5] rinuwat iƞ gaga tiṙẗa,
[6] ya paka ri kuṇḍi mani/....
[7] temanaḥ hayu
[8] datan kawaṙṇnaha manaḥ
VII.
[1] //0 rag̈asamaya winuwus
[2] ḋenira ƞuƞṣi kapatin.
[3] ha/mriḥ sidaniṅ gawe
[4] tumuturiṅ kakaṅƞipun
[5] ƞi hama katkana,
[6] gƞiṅ saƞaraṇiṅ bummi
[7] mapan samṗun tiṇuduḥ
[8] gĕlaṙ reṅ tiga/ .....
VII.
[1] ....tasi byatya kalaƞon
[2] tikĕl taṇah iƞ aƞgarit
[3] ki surawaṇa wri rame
[4] harañcana haƞa/pus laƞut
[5] kasmaran brati wikalpa,
[6] salawasiƞ alamṗaḥhi
[7] kataman trasna lulut
[8] sinamuṇn i do wiṣṭi
VII.
[2] kalaƞniṅ wṛdaya mriḥ
[3] saṅ sipta kweḥ pamtune
[4] hahaƞi tan hana ṇiṅ laku
[5] winawa riṅ soƞaṙ gawa
[6] rane saṅ ƞudi karasmi/n
[7] jumawa gawe guyu
[8] wañceni de sa pra kawi
VII.
[1] //0 dĕg̈niṅ dwapara winaƞun
[2] hatakarana girit
[3] haṙtinĕn jaba dalme
[4] hisi/ni gitā tatĕlu
[5] lanaṅ roro wadon tugal
[6] kaƞ araṇitejasari
[7] śurajaya kaṅ ketuṅ
[8] raga g̈inupi/
VII.
[1] //0 hantakaranaṇipun
[2] kapi ṙwaṇira winĕṙtri
[3] wira
[4] nĕn wirasane
[5] datadi lamoṇn ana wruḥ
[6] sira kapw ana maca,
[7] kaƞ aripta/ deṇe ....ib
[8] mama mayoṅ kabutuḥ
[9] hupaswaṙga duruṅ wya kawi
VII.
[1] ø
[2] las ḋiwasani laƞu
[3] paguywaniƞ añamṗa/hi
[4] sabḋa taṇ ana tlage
[5] øadyan oliḥya sa
[6] kul
[7] halusa roṇiṅ siwalan
[8] tatan an wigālan iki
[9] wṛdaḥ bañcaṇa pnuḥ
[10] saṅƞu/.......
VII.
[1] ø sukalapaksa niƞ eka rum
[2] kaṙtikaṅ wu
[3] manahil.
[4] dite manis was tujoniṅ
[5] śri haṣṭawa/raṇiṅ wuku
[6] catuṙwara nuju jaya,
[7] kawusaṇniṅƞ aƞgarit
[8] kapayuheṅ saṅ putus.
[9] roṇi raṙrwa nom kumawi
VII.
[2] ..........
[3] hantakarana wkase
[4] hamṛdi hantuk ṗa
[5] ke
[6] ri tlasira cinitra,
[7] ri wijyatcala hasṗa
[8] śu/saḥ taṅ prawwata muṙ
[9] ḷƞkara maṅkya ri bumi
VII.
[1] ø mintaṇe alawas ṣuwuṅ
[2] sinukṛwa golaḥ niki
[3] denira saṅ tame kyati
[4] sarat ṗṛwwana m
[5] ri/............ṇurat
[6] haƞimuṙ budḋi karasmin
[7] maṙmanya gugon. ḍukuḥ
[8] haƞīpuk brataṇiƞ ati
VII.
[1] //0 tataruk/an goṇya nusup
[2] hasṗi taṇn ana kamṗiṙ
[3] norana śudiƞ awake
[4] lagya tatarub sawuwuṙ
[5] saśakane kayu jarak
[6] hatĕpe ro/ni ...riƞin
[7] .......ya denyahalus
[8] habcik. lwiṙ sirap adḋi
VII.
[1] ø tiƞkaḥhe kadi tan luhu
[2] hanom tan. dṛman lamṗa/ḥi
[3] kneṅ guna bisa ṛke
[4] hujarira saṅƞ amu
[5] siptakna g̈raha
[6] pjaḥ mati hurip maniṅ
[7] karane hanjĕmuṙ
[8] winĕntaṙrakn iṅ kawi
VII.
[1] ø wikana ṇira/ saṅ kambaḥ
[2] ha
[3] ..... yen mati
[4] tĕtĕƞĕre heliṅ ṛke
[5] hanurat hantuk saśuru
[6] cinacaḥ haneṅ wa/wacan
[7] siptanira saṅƞ anulis
[8] ḋuk alumaku wwaṅ biƞuṅ
[9] mako sudamala
VII.
[1] niṙ hilaṅ g̈mut ṗa lamṗus
[2] niṙmala cipta mahniṅ
[4] ..........
[5] .........
[6] .....kakne waniṙ di
[7] sakti mantra te laku
[8] sumi/we he wanakaṙti
VII.
[1] rañcana kawy alumbu
[2] rukal mareja gyan iki
VII.
[1] dianggap manis gula
[2] kelapa yang dibuat gula cair
[3] manisnya seperti "kilang"
[4] tiba-tiba jatuh sehingga tumpah di bunga
[5] pikiran (...?)
[6] dianggap mungkin manis.
VII.
[1] Tanpa ujung kata-kata itu,
[2] terkenal, sudah dikuasai
[3] oleh dia yang menemukan sebabnya
[4] tercampur pada roman muka dan tawa
[5] jika saja sama-sama tahu
[6] sengsara sudah dari dahulu.
[7] Tidaklah sulit bagi dia yang sudah menemukan
[8] terbentang pada perbuatan baik
//0// Sudah selesai, disalin di lereng gunung Kanisṭa, sisi timur laut, lereng Cemarajajar
(...?) diselesaikan dalam menulisnya pada hari Senin Pon, wuku Maktal, hastawara:
Yama, nawawara: Kerangan, sadwara: Paniron, caturwara: Sri, triwara: Byantara. Wuku
dalem: Soma Kaliwon, Wuye, itulah lamanya menulis. Aksaranya besar kecil, tidak rata,
renggang rapat, membentur, menusuk, mencakar, menendang, memengkal, menghujam- tidak
teratur seperti bekas cangkul, tidak mengikuti aturan sastra, seperti be ...
Bibliography
Kartika Setyawati, Author of the translation